6

493 63 5
                                    

Happy reading!

I trust you✧
.
.
.

Musim dingin tiba, kedua insan itu saling berpelukan di bawah selimut, Saling bertukar cerita yang habis mereka lalui disekolah tadi.

"Jangan tinggalkan aku.."

Jeongyeon berucap dengan tiba-tiba, memeluk erat sang kekasih. Jimin hanya menatapnya bingun namun mengusap surai sang yeoja.

Jeongyeon berucap seperti itu karena kejadian di sekolahnya selama 1 bulan yang lalu. Banyak orang yang bergosip bahwa yeoja bernama kang seulgi itu memiliki rasa pada jimin.

Bagaimana jika kang seulgi merebut jimin dari ku?

Rasa takut menyelimuti dirinya, ia sangat mencintai sang kekasih namun jika ia dan yeoja itu disamakan, ia pasti kalah telak. Itu yang jeongyeon pikirkan.

Tangannya terasa hangat, ternyata jimin menggenggamnya.

"Apa yang jeongyeonku pikirkan hm?"

Suaranya bagai lullaby pengantar tidur yang dengan senang hati ia dengar setiap malam.

Jeongyeon tak menjawab melainkan mendusel tangan jimin dengan pipinya. Bayangan dirinya yang kehilangan jimin benar benar sebuah mimpi buruk.

"Jimin.."

Sebelum menjawab jimin mengecup sekilas pucuk kepala jeongyeon.

"Iya?"

"Jangan tinggalkan aku.. berjanjilah."

Jimin menatap jeongyeon, tatapannya sulit diartikan. Apa tatapan itu bertanda buruk atau baik?

"Tentu.. aku janji."

"Baiklah.. aku percaya pada mu."

.
[I trust you]
.

"Memikirkan seulgi dan jimin duduk berduaan di taman membuat hatiku berdebar! Kenapa jadi aku yang baper aaaa!!!"

Jeongyeon tahu semua omongan itu hanyalah kebohongan belaka. Ia percaya pada jiminnya. Kemarin saja mereka berduaan tidak mungkin kan?

"Bentar lagi hari valentine! Tadinya aku ingin memberi jimin cokelat tapi mustahil bukan... Dia sudah punya kang seulgi!"

Ingin rasanya kata 'kang seulgi dan jimin' ia filter dari pendengarannya. Hatinya terasa nyeri, tersayat namun ia bisa apa?

Kelas sudah dimulai, tapi kenapa jimin belum datang? Ini tidak biasanya. Apa ia sakit? Tapi dia tak memberiku pesan sama sekali.

Jam istirahat tiba,

Bekal sudah jeongyeon siapkan tetapi hari ini jimin tak masuk. Ia sudah mengirim pesan, nihil tak ada jawaban sama sekali.

Memutuskan untuk menelefon tapi tetap saja tak dijawab.

"Ah.. aku khawatir.."

Sendiri, ia duduk di atas atap sendiri. Menatap langit yang dikira kira akan turun hujan.

Padahal baru sehari, ia sudah saja kangen dengan jimin. Suara, sentuhan, perhatian, cinta dan seluruhnya.

Dirasa sudah kenyang, jeongyeon beranjak dari duduk nya dan turun kebawah. Pertama-tama ia kekelas untuk menaruh bekal lalu berlalu ke toilet.

"Ku dengar kang seulgi tak masuk hari ini.. dia sakit?"

Setiap harinya yang ia dengar dari gosip hanyalah seulgi atau jimin. Maklum, mereka murid populer.

Keluar dari kamar mandi, tangan jeongyeon dengan tiba-tiba ditarik oleh seseorang.

Mereka seorang yeoja. Jumlahnya tiga. Entah ada urusan apa dia menarik ku.

Didorongnya tubuh jeongyeon ke loker bekas di gudang. Tentu ia kaget.

"Maaf.. apa aku punya salah dengan kalian?"

Jeongyeon memberanikan diri untuk bertanya. Ia juga bangga karena tak tergagap.

Yeoja itu menatap jeongyeon dengan pandangan jijik.

"Salah?? Dasar yeoja tak tahu diri!!"

Pukulan ia terima di perut. Rasanya muntah akan terjadi kapan saja.

"Kau! Kau memaksa jimin kami!!!"

Satu pukulan ia terima lagi, kini pipi kanannya. Tetapi itu tak berlangsung lama karena bel berbunyi.

Kalimat itu memenuhi pikiran jeongyeon. Apa mereka tahu hubungan ku dan jimin? Tapi kenapa? Siapa yang memberitahunya? Apa maksud kata memaksa itu.. aku tak mengerti..

Dengan tubuh yang nyeri dan terluka. Jeongyeon berjalan menuju ke kelasnya dengan lambat. Ah apa penderitaanku dimulai lagi? Disekolah yang baru kudatangi 4 bulan yang lalu? []

•|<Maaf kalau ada typo>
Ty yang udh vomen♥️
Dan Eid mubarak bagi yang merayakan!! Mohon maaf lahir dan batin ya🙏

Oh ya aku punya cerita baru, bangtwice. Mungkin tertarik kalian boleh cek yaa~

I trust you; Jeongmin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang