3

489 68 8
                                    

ʕI trust you✧
.
.
.

Hampir setiap tugas jimin dan jeongyeon dipasangkan berdua. Entah itu biologi, kimia, inggris-mereka selalu dipasangkan bersama.

Mereka semakin dekat, mereka berteman baik sekarang. Sudah 3 minggu jeongyeon bersekolah disitu.

Jimin akan selalu bersama jeongyeon, di kantin, di kelas, terkadang juga ia bersedia untuk mengantarnya kemana saja. Jeongyeon sangat bersyukur.

Ini kali pertamanya jeongyeon merasa se-senang ini. Jimin lah alasan dibalik kesenangan-nya.

Seperti biasa, jeongyeon sedang memperhatikan materi yang berlangsung di depan. Fokus, sangat fokus.

Hingga- tangan-nya digenggam. hangat. Jeongyeon kaget dan menoleh ke arah kanan. "Jimin.. apa yang kau lakukan??" Bisik jeongyeon, jimin sih hanya tersenyum lembut.

"Menggenggam tangan mu, apa lagi?" Jawabnya. Sungguh, pria disebelahnya ini bisa menjadi penyebab kematian seorang Yoo Jeongyeon.

"B-bagaimana jika orang lain melihat?" Jujur, meski jeongyeon meyukai perlakuan jimin padanya ia juga merasa khawatir. Bagaimana jika orang lain melihatnya?

Mendengar ucapan jeongyeon, jimin menarik tangan-nya dengan lembut untuk berpegangan dibawah meja. Ia bahkan mengeratkan genggaman-nya.

"Nah sekarang gak akan ketahuan kan? Jangan di lepas ya." Bisik jimin sembari tersenyum. Jeongyeon mengangguk lucu dan membalas genggaman serta senyuman jimin.

Mereka betah dengan melakukan hal yang seperti itu, hampir setiap pelajaran dan harinya, genggaman tangan itu selalu menyatu.

Jimin bahkan selalu mengucapkan hal hal yang manis untuk jeongyeon setiap kali mereka melakukan rutinitas mereka.

"Aku suka dengan bagaimana tangan mu cocok digenggaman milikku."

"Hei.. jangan di lepas.. aku suka kehangatan itu.."

"Kau tahu.. aku senang jika hal pertama yang kudengar saat datang kesekolah ini adalah suaramu."

"Oh tuhan, kau selalu membuat hati ku berdebar!"

Apa menurutmu itu tak membuat jeongyeon jatuh cinta?

.
[I trust you]
.

Mereka kini berstatus sebagai seorang sahabat. Jeongyeon senang sekali karena ini baru pertama kalinya ia mendapati seseorang yang tulus dan suka maupun duka selalu berada disisinya, selalu ada untuknya bagaimana pun itu.

"Apa aku jelek?? Apa aku tidak cocok untuk dikatai sebagai seorang wanita?" Kalimat itu keluar dari mulut jeongyeon secara tiba-tiba. Jimin yang sedang menonton netflix disebelahnya terlihat kaget.

"Apa maksudmu??? Apa ada yang mengganggumu?? Beritahu namanya!! Biar aku hajar orang itu." Terlihat kesal, jimin menatap jeongyeon dan menangkup wajah sang sahabat tercintanya. Meski nada bicaranya kasar namun matanya lembut menatap jeongyeon.

Jeongyeon melihat raut wajah yang lembut disertai kepanikan didalamnya, ah sedikit amarah juga. Oleh karena itu, jeongyeon menggeleng pelan dan tersenyum,
"Bukan, tidak ada, itu hanya pertanyaan ku sendiri murni dari benak hati." Hening, mereka hanya saling menatap.

"Aku akan melindungimu, aku akan melindungimu apapun yang terjadi. Dan, hei! Jangan sekali-kali kau bertanya hal yang seperti itu!! Jelas kau sanga cantikk!!!" Kalimat terakhir jimin katakan dengan sangat keras, jeongyeon mulai tersipu malu, dan jimin yang melihatnya tersipu pun sama, karena menyadari apa yang baru saja ia katakan.

Meski setiap harinya mereka selalu bersama dan dekat, tapi hanya di luar lingkungan sekolah, karena jika melakukan hal itu di dalam lingkungan sekolah, bisa gawat dengan fans fansnya jimin.

Berakhir dengan jeongyeon yang tersenyum dan memeluk jimin, berucap terimakasih sebanyak mungkin. Dan "Kalau begitu..berjanjilah untuk tidak meninggalkan sahabatmu ini!" Jeongyeon berseru sembari menatap tajam jimin. Tatapan bercanda kok.

"Tentu saja tuan putri!" Diusapnya surai jeongyeon dengan lembut, dan ciuman dikening yang jimin berikan, ah benar-benar sahabat yang setia bukan? Tapi kenapa tak mengatakan bahwa ia berjanji juga? []

•|Aku up langsung tiga ya, menurut kalian aku lanjut atau gak? Btw ty juga yang udh read dan vote! Ily!

I trust you; Jeongmin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang