Pada ujung aksara yang hendak berpamitan dengan sajak,
Kutitipkan kamu untuk dibawa serta.Sudah, tolong jalan saja...
Aku hanya bisa tetap berdiri diambang peraduan rasa, mengamati kiasan-kiasan yang melambai kepadamu.
Sebab dengannya kita tak perlu lagi saling merangkai abu-abu maupun biru. Tinggalkan saja kosong disana, aku butuh ketenangan.
Sebab disisi pun, hanya debur-debur pilu yang kau biarkan menghantam aku berkali-kali.
Lupakanlah, sudah terlalu banyak aku terkikis meski berupaya menghalau waktu,
Lantas ku lepas sembilu semata-mata bukan untuk melukaimu, hanya saja aku tak lagi punya cukup darah untuk terus saja membiarkan hati sekarat.
Pergilah dan jangan menoleh. telah kusiapkan diksi-diksi untuk mengantarmu.
Cukuplah. Tak perlu lagi ada biru bertubi-tubi. Disebelah sini sudah teramat membiru.
Maka jika kau masih baik-baik saja, tolong jalan saja, tausah lagi menetap jika hanya perih yang kau sisakan untuk ku kecap.
Silahkan tuan,
Jalan keluarnya disebelah sana.
07.55 pm
Sunday.may.24.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
Ngẫu nhiênTacenda : /(n) things better left unsaid ; matter to be left passed over the silence