05

12 5 0
                                    

"Aku berharap di Korea ini, ada kesempatan untuk ku bertemu dengan Dia Tuhan"
- Feby

"Tuhan, firasat apa ini. Kenapa hati ku tidak tenang. Semoga itu bukan pertanda buruk,"
- Yusta

.
.
.

Keesokan harinya, Yusta dan Feby memulai hari pertama kuliahnya. Mereka sangat bersemangat akan hal itu.

( hyung disini mau bilang, Yusta kuliah mengambil jurusan kimia, sedangkan Feby mengambil jurusan fisika, orang pintar mah bebas )

Sesampainya mereka di tempat kuliahnya, Yusta dan Feby terkagum - kagum akan arsitektur bangunan kuliahnya itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kelas masing - masing, dalam menuju perjalanan ke kelas mereka, Yusta tanpa sengaja menyenggol seseorang dan mengakibatkan orang yang tersenggol tersebut jatuh ke lantai -karena kekuatan yusta yang sangat besar- dengan agak keras. Orang tersebut mengaduh kesakitan.

Feby yang mendengar rintihan kesakitan dibelakangnya langsung menoleh ke belakang, Feby terkejut ada seseorang yang tengah kesakitan dibelakang mereka. Feby segera bilang ke Yusta.

"Yus, lihat dibelakang, orang itu sepertinya tidak sengaja kau senggol," Yusta sontak menoleh kebelakang -terkejut- Yusta dan Feby segera menuju ke orang tersebut.

"Hey, kau tidak apa - apa?" Tanya Feby. Yusta yang melihat orang itu tampak kesakitan meringis -merasa bersalah- Yusta lalu mengulurkan tangannya berniat membantu orang tersebut berdiri.

Orang tadi melihat Yusta dan Feby dengan tatapan tajam. Feby yang ditatap seperti itu merasa gelisah, sedangkan Yusta terlihat santai saja.

"Hey kau, kau yang menyenggol ku kan?" Tanya orang itu menunjuk ke arah Yusta. Yusta yang ditunjuk mengangguk dengan watados -wajah tanpa dosa-. Feby yang tidak ingin masalah bertambah rumit segera meminta maaf

"Maaf, kami sungguh tidak sengaja "

Orang itu menggerutu lalu berbalik pergi. Yusta dan Feby saling pandang -heran-

"Yus, tenaga mu ternyata besar juga ya, bisa membuat orang itu kesakitan," Feby terkekeh. Yusta hanya mengangkat bahunya acuh.

"Tapi Yus, sepertinya aku pernah melihat orang itu, tapi siapa ya?" Gumam Feby. Yusta hanya bersikap acuh saja.

Kemudian Yusta dan Feby melanjutkan kembali langkah mereka yang tertunda untuk segera menuju ke kelas.

( yusta dan feby berbeda kelas karena mereka beda jurusan, tapi saat istirahat ataupun pulang mereka saling kontak )

Saat jam istirahat, Feby mengabari Yusta untuk segera menuju ke kantin.

Sesampainya di kantin fakultas, mereka bercakap - cakap.

"Yus, aku masih penasaran dengan orang yang tidak sengaja kau senggol tadi,"

Yusta yang mendengar ucapan Feby hanya memutar iris matanya malas, Feby terus berbicara sepanjang waktu makan, sedangkan Yusta hanya mendengarkan.

"Tapi Yus, entah aku salah lihat atau apa, orang tadi sekilas mirip dengan bias ku, Jungkook"

( Feby memang sangat menyukai bias/idol dia, Jeon Jungkook. Maknae di BTS )

Yusta yang mendengar itu langsung menjawab

"Feb, seandainya orang tadi adalah bias mu. Aku menyuruh mu untuk seakan - akan tidak mengenalnya, bisa?" Feby yang mendengar perintah Yusta menaikan sebelah alisnya

"Memangnya kenapa Yus?" Yusta menghela nafas, kemudian membalas

"Kalo dia memang bias mu, kau seharusnya tahu sebagai seorang fans. Idol mu itu juga butuh privasi, jadi aku memerintahkan mu untuk bersikap biasa saja walaupun kau tahu dia adalah bias mu. Paham?" Ucap Yusta panjang lebar. Sedangkan Feby awalnya tidak setuju tapi karena ini perintah Yusta langsung dia menginyakan saja.

AMICO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang