sembilan - Sisi lain Salsha

234 30 12
                                    

Sebelumnya, Minal Aidzin wal Faizin semuanya 🙏 Maafin aku ya kalau selama ini aku buat kalian marah atau kecewa karena lama next ceritanya. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi 🥰

°°°°°
Salsha baru saja menuruni tangga rumahnya ketika jam menunjukkan pukul 4 sore lebih 10 menit. Ia menguap lalu berjalan lesu kearah dapur. Mengambil gelas lalu membuka kulkas untuk mengambil air dingin, udara sore ini panas membuat kerongkongannya kering dan ia butuh air dingin saat ini.

"Salsha" Salsha menoleh malas ketika ada yang memanggil namanya. Seorang wanita berhijab tersenyum seraya menatapnya lembut.

"Kamu belum makan kan? Tante udah masakin buat kamu" ujarnya lembut, Salsha berdecih menatapnya.

"Ooo sekarang udah ambil alih profesi jadi pembantu di rumah ini?" Pertanyaan Salsha memang terkesan tidak sopan. Namun, inilah Salsha yang tidak suka akan kehadiran wanita itu dikeluarganya.

"Salsha jaga bicara kamu" teguran dari Hasdy membuat Salsha muak berlama-lama disini. Kenapa semua orang terlihat menjengkelkan dimatanya? Ia tidak melihat sosok ayahnya yang dulu selalu menjadi panutan dan idola Salsha. Tidak ada sosok ayah yang dulu berjanji kepadanya untuk selalu ada disaat senang maupun sedih. Kemana sosok ayahnya yang dulu?

"Apa yang perlu dijaga dari omongan Salsha yah? Faktanya emang bener kan" ujar Salsha sinis seraya menatap wanita itu penuh dengan kebencian.

"Apa ini didikan bunda kamu? Mendidik anaknya untuk nggak sopan sama yang lebih tua" ucapan Hasdy membuat wajah Salsha merah karena murka.

"Ini juga didikan ayah. Bahkan, ayah yang udah ngebuat Salsha jadi banyak ngebantah kayak gini. Ayah yang udah ngebuat Salsha jadi ngerasa asing dikeluarga ini. Ayah nggak berhak nyalahin bunda. Bunda udah banyak berkorban untuk ayah, untuk Salsha, untuk keluarga kita. Tapi, ayah? Dengan nggak punya dosanya ngerubah semuanya. Ayah penyebab bunda kayak gini" teriakan Salsha membuat Hasdy geram. Tidak sekali dua kali putri semata wayangnya itu berani membentaknya seperti ini. Ayah beberapa kali dan Hasdy harus berusaha menahan emosinya meskipun beberapa kali ia lepas kendali dengan menampar Salsha.

Salsha menyambar kunci mobil yang ia letakkan diatas meja ruang tamu lalu mengganti sendalnya. Tak memperdulikan ia yang belum berganti pakaian tujuannya hanya satu, pergi dari sini.

"Mau kemana kamu?." Tanya Hasdy seraya mencekal pergelangan tangan Salsha.

"Aku mau kemana pun bukan urusan ayah. Ayah urusin aja wanita idaman ayah itu" ujar Salsha sinis

"Nggak semua masalah bisa diselesaikan dengan kamu lari kayak gini sal? Ayo bicara baik-baik biar kamu juga paham apa yang ayah rasain sekarang." Ujar Hasdy sedikit pelan tapi, itu tak mengurangi niatan Salsha saat ini.

"Dan apa ayah ngerti apa yang aku rasain sekarang? Enggak kan yah? Terus buat apa aku harus ngertiin ayah? Ayah tu egois tau nggak, ayah nggak pernah mau dengerin omongan Salsha, ayah udah berubah." Teriak Salsha seraya keluar dari rumah. Ia menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumahnya.

Langkah Salsha terhenti ketika ia lihat sebuah mobil berwarna putih terparkir di sebrang jalan rumahnya. Ia tak asing dengan mobil itu. Lama Salsha memandangi mobil itu sampai akhirnya lamunanya buyar karena panggilan dari wanita di belakang Salsha.

Sosok wanita berjilbab yang Salsha benci-Aira. Aira menatap Salsha dengan tatapan memohon bahkan, ia sudah berkaca-kaca. Namun, itu tak pernah membuat Salsha luluh sedikitpun. Baginya, perempuan itu adalah Boomerang bagi keluarganya dan Aira sudah terdaftar di list pertama orang yang paling dibenci Salsha.

"Sampai kapan kamu bakal kayak gini sha? Maafin Tante kalau Tante ada salah sama kamu tapi, Tante mohon jangan bikin ayah kamu khawatir seperti ini. Kamu nggak mau kan ayah kamu kenapa-napa karena jantungnya kumat." Ujar Aira mencoba menyentuh bahu Salsha namun, dengan cepat salsha menepisnya kasar.

MY TROUBLEMAKER GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang