Ketiga (A.A.Salshabilla)

836 88 3
                                    

-Tentang aku dan kamu serta sebuah masalah yang menggantung diantara kita-
♡♡♡♡

   Beberapa kali Aldi nampak menghisap rokoknya kuat-kuat. Sesekali juga jemarinya lihai mengetikkan sesuatu di kolom chat line. Hanya ada beberapa pelanggan yang memasuki kedai ini termasuk Aldi adalah salah satunya. Awalnya ia akan pergi ke sirkuit bersama Iqbaal untuk melihat balapan namun, entah kenapa rasanya ia sangat ingin nongkrong di cafe ini sendiri. Biasanya ia akan mengajak Kenzho atau Ivan karena hanya mereka yang sering ia ajak ke cafe ini karena Kiki yang hanya sering di rumah dan Iqbaal yang memang selalu menilih untuk ke sirkuit saja.

   Pandangan Aldi jatuh pada seorang gadis dengan dandanan modisnya yang baru saja memasuki cafe lalu menuju kearah meja pemesanan. Aldi sangat kenal gadis itu, siapa lagi kalau bukan Salsha? Setelah seharian tadi ia tak melihat Salsha di sekolah sekarang dia melihat gadis itu ke cafe dengan wajah yang berbeda. Seperti tak ada keceriaan yang selalu menghiasi wajah Salsha. Yang ia lihat hanyalah wajah datar Salsha yang terlihat lelah, kemana saja gadis itu tadi siang?

   Ia lihat Salsha yang menduduki kursi di sebelahnya, sepertinya Salsha belum ngeh jika Aldi juga berada disini. Aldi bisa melihat Salsha yang merapikan rambutnya lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas selempangannya. Aldi tetap menatap benci Salsha, tak ada yang berubah sejak dulu jika Aldi menatap Salsha. Tak akan pernah ada kedamaian sebelum mereka pisah dari sekolah.

"Makasih" Aldi bisa mendengar ucapan manis dari bibir Salsha kepada seorang pelayan yang mengantarkan pesanannya.

Aldi cuek, ia terus menghisap rokoknya kuat-kuat lalu mengebulkan asapnya ke udara. Aldi tak memperdulikan larangan merokok yang tertempel di tembok cafe ini, jika ia ditegur ia hanya akan pergi tanpa membayar pesanannya.

Sementara Salsha, gadis itu terbatuk kecil akibat asap dari rokok milik Aldi. Salsha menoleh ke sampingnya untuk mengetahui dari mana sumber asap rokok yang mengganggunya ini. Sampai akhirnya pandangannya jatuh kearah seorang lelaki yang memakai kaos oblong hitam dengan celana putih yang tanpa dosa merokok dengan santainya. Salsha menggeram kesal saat ia tahu bahwa lelaki itu adalah Aldi. Kenapa lelaki itu selalu saja menjadi biang masalah?

"Nggak pernah sekolah kali ya, makannya nggak bisa baca larangan merokok di cafe ini" sindir Salsha dengan suara yang keras agar Aldi mendengarnya.

"Nyindir gue?" Tanya Aldi dengan wajah sok polosnya

"Ngerasa kesindir ya? Padahal gue nggak nyindir elo lho. Bagus deh tapi kalau nyadar" balas Salsha dengan santainya mencoel kentang goreng pesanannya dengan saus tomat.

"Iya gue ke sindir, kenapa? Mau protes? Silahkan" ucap Aldi membuat Salsha kesal sendiri mendengarnya.

"Apaan sih lo, bisa gak sih lo gak buat mood gue hancur sehari aja? Atau seenggaknya malam ini aja" keluh Salsha menatap Aldi kesal. Sementara Aldi hanya mencebikkan bibirnya mengikuti gaya bicara Salsha.

"Karena selama masih ada gue hidup lo gak bakalan tenang. Lo akan terus ngerasa di remehkan sama gue, karena penderitaan lo kebahagiaan gue"

Salsha meremas ujung kaosnya pelan, mendengar penuturan Aldi yang semakin ngawur membuatnya serasa ingin memcakar-cakar wajah Aldi agar rusak parah dan butuh di operasi, dan operasinya akan dilakukan di luar negeri sampai 10 tahun. Dan Salsha berharap Aldi tak akan muncul lagi di kehidupannya.

MY TROUBLEMAKER GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang