Part 01. Bolos

697 20 0
                                    

"ARA KAMPRETTTTT BANGUNNN. SEKALI LAGI KALO MALAH NGUMPET DISELIMUT, MAMI BAKAL SERET KAMU KE JEMBATAN GANTUNGGGGG" teriak Nesa.

"Hoaaammm. Mami berisik tau nggak" sungut Ara.

Nesa mengambil ancang ancang dan melipat lengan bajunya sampai ke siku. Dengan kekuatan penuh, Nesa menarik selimut tebal Ara dan menjewer kupingnya kuat hingga Ara berteriak kesakitan.

"Mamiiiii lepasinnnnn. Kuping Ara sakittttt" teriak Ara. Nesa yang merasa cukup menjewer pun segera melepaskan tangannya dari telinga Ara.

Ara mengelus telinganya yang terasa sakit, panas dan memerah karena jeweran maut dari maminya.

"Mata kamu masih bisa melek apa nggak? Liat. Udah jam berapa hah?" Ujar Nesa. Ara melihat ke jam dinding.

"Jam 6" jawab Ara dengan polosnya.

"Ini hari kamu mos dodolll. Cepet mandi sekarang juga"

"Hmm"

Ara berjalan gontai menuju ke kamar mandi. Sebenarnya gadis itu malas untuk pergi ke sekolah barunya. Ara baru saja lulus SMP dan sekarang waktunya ia menjalani Mos di SMAnya yang baru.

Gadis itu telah siap dengan seragam mosnya.

✔Rambut kuncir 2 dengan warna pita yang berbeda.

✔Tas anyaman.

✔Kaus kaki beda warna.

✔Seragam SMP yang kebesaran.

Ara menatap dirinya dalam cermin. Gadis itu bergidik ngeri dengan penampilannya yang super duper aneh. Namun Ara mencoba untuk tidak peduli dan segera ia turun ke bawah untuk sarapan.

"Hahaha. Gembel kok bisa masuk ke sini sih" ledek Aris.

"Minta sumbangan apa donat neng?" Ledek Ivan.

"Bang Aris sama Papi orang terlanaknat yang pernah Ara kenal tau nggak" teriak Ara.

"Ara nggak usah ngejawab. Sini makan dulu" sahut Nesa.

Ara menghembuskan nafasnya kasar dan duduk dimeja makan. Ia menatap penghuni rumah yang masih setia mengejek karena penampilannya.

"Ini semua tuh gara gara abang tau nggak" teriak Ara.

"Lah. Kok jadi gue? Salah gue apaan coba?" Tanya Aris dengan gamblangnya.

"Abang bego. Abang kan wakil ketua osis. Mestinya abang tuh protes sama penampilan mos yang kayak orang kurang gizi gini" protes Ara.

"Gue nggak ada hak. Yang nentuin semua itu ketua osis, bukan wakilnya"

"Alesan. Bilang aja kalo abang suka kan liat Ara menderita kayak gini"

"Emang. Itu mimpi gue dari dulu"

"Abang sarap, bego, oon, tolol, goblokkkkkkk"

¤¤¤¤¤

"Mampus gue telattt" gumam Ara. Ini semua karna ulah kakak begonya yang nggak tau diri. Pas perut Ara mules, eh malah ditinggal ngacir duluan ke sekolah.

Gadis itu menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Ara menggaruk rambutnya hingga acak acakan. Penampilannya sekarang persis seperti gembel abadi.

"SMA gila" cibir Ara.

"Gue udah telat. Kalo masuk juga pasti nanti kena hukum. Apa gue bolos aja ya?" Gumam Ara sambil berpikir.

"Ah kelamaan. Bolos aja deh biarin" putus Ara.

Gadis itu langsung melenggang pergi menjauh dari penjaranya tersebut. Ara bersenandung kecil sambil berjalan ria. Semua orang menatap Ara seperti ngeri dan agak aneh. Ara sendiri yang merasa ditatap pun sama sekali tak memperdulikannya.

Kinara ZainissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang