Hari minggu adalah hari yang paling menyenangkan bagi Ara. Ia bisa tidur sepuasnya, nonton marathon sepuasnya, main sepuasnya, dan jajan sepuasnya. Pukul 10 pagi Ara sudah siap dengan pakaian santainya gadis itu berjalan keluar rumah sambil bersenandung kecil.
"Haloo Bu Anikk" sapa Ara saat melewati rumah warga yang ada dikomplek rumahnya tersebut. Meskipun Ara itu gadis yang malas, manja, nyebelin, tapi sebenarnya gadis itu baik. Tidak tegaan, ramah dan suka menolong. Tetapi semua sifat malaikatnya itu tertutupi dengan sifatnya yang jelek.
"Bang Karyooo jangan kenceng kenceng goyangnya. Nanti rontok tuh tulangggg" teriak Ara.
"Olaraga pagi nenggg. Biar nggak copot nih tulangg" jawab Karyo. Karyo itu udah kakek kakek, tapi Ara manggilnya bang, karena diusianya yang sudah tua, semangatnya masih membara seperti orang muda. Setiap pagi sampai siang ia juga sering senam bersama teman, atau keluarganya.
"Rumah udah satu komplek, tapi dari tadi Ara udah jalan kok nggak nyampek nyampek sihhh" gerutu Ara.
Gadis itu terus berjalan sampai memakai handset yang selalu ia bawa kemana mana. Untuk meredam amarahnya seperti ini, Ara selalu mendengarkan lagu yang ada diponselnya dengan handset.
Sampai akhirnya ia tiba disebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah. Reva. Teman Ara yang hidup bersama dengannya sejak kecil. Mereka bukan teman, tapi sudah jadi sahabat. Suka dan duka mereka arungi bersama sejak dulu.
Ara berjalan masuk tanpa permisi karna ia sudah hafal dengan sifat Reva. Mau diketuk sambil teriak teriak berapa kalipun Reva tak akan menyaut dan meneriakinya masuk saja.
Ara segera berjalan menaiki tangga rumah mewah tersebut. Tujuannya adalah kamar Reva.
Ara mendapati Reva yang sedang asik bermain game. Bukan game online. Game masak masakan itu loh. Favoritenya dari dulu. Ara merasa jengah dan melempar handsetnya tepat ke wajah Reva.
"Eh. Ada si kutil. Tumben lo ke rumah gue. Ngapain?" Tanya Reva.
"Tumben tumben pala lo. Setiap hari Minggu juga gue kesini. Nggak pernah absen kan?" Jawab Ara.
"Iyaaa gue lupa kalo jadwal lo ke rumah gue tuh pas hari Minggu".
Ara tak menjawab, ia ikut duduk disamping Reva, diatas kasurnya yang empuk. Ara kembali memasang handsetnya sebelah sambil memainkan ponselnya.
"Heh semut rangrang. Lo sekolah dimana sekarang?" Tanya Reva.
"SMA Cempaka"
"Whatttt. Lo sekolah di SMA Cempaka? SMA yang hits se Jakarta kece badai tiada tara itu?"
"Ya donggg"
"Encer juga otak lo, sampek bisa masuk ke sana"
"Helowww. Revalina William, sejak kapan sih, Ara yang kece super cetar membahana ini goblok?"
"Lo nggak nyadar kalo otak lo tinggal setengah?"
"Emang lo tau darimana kalo otak gue tinggal setengah? Lo udah pernah liat isi kepala gue? Lo udah pernah liat bentuk asli otak gue? Gue aja yang punya otak belum pernah liat yang asli"
"Lo kayaknya perlu diruqyah pake kembang 100 rupa terus dilelepin ke rawa rawa" geram Reva. Ia tau, jika bicara dengan Ara itu pasti tidak ada ujungnya. Tapi Reva senang bisa memiliki sahabat yang baik seperti Ara. Ara selalu ada disamping Reva, selalu menghibur Reva disaat dia sedih.
"Eh Ra. Gue jomblo udah sebulan nih. Galau gue" ujar Reva.
"Lo pikir gue nggak jomblo apa? Sama aja" jawab Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara Zainissa
Roman pour Adolescents"Lo jodoh yang gue temuin semalem"-Ara "Cewek aneh"-Azka Ara seorang siswa baru kelas 10 yang tergila gila dengan seorang ketua osis terkenal di SMA Cempaka. Langsung baja aja kalo penasaran. Cusss mampir!