Part 09. Danau

198 15 6
                                    

Ara duduk termenung di depan sebuah danau. Itulah tempat favorite Ara ketika hatinya sedang gundah. Melihat perilaku bejat Aris yang selama ini tidak pernah terpikirkan oleh Ara.

Otaknya kembali memutar saat Aris melakukan hal itu bersama perempuan yang sama sekali tidak Ara kenal. Air matanya keluar tanpa seizinnya.

Ara menghentikan tangisannya saat ia menyadari kedatangan seseorang. Manusia itu kini sudah duduk manis tepat disamping Ara.

"Kak Azka tau darimana kalo Ara lagi disini?" Tanya Ara tanpa menolehkan kepalanya menghadap ke Azka.

"Lo tau darimana kalo ini gue?" Tanya Azka.

Ara tersenyum singkat, "Tau dari parfum kakak" jawab Ara.

"Kak Azka belum jawab pertanyaan Ara"

"Yang mana?"

"Ara nggak bisa ngeflashback lagi omongan yang tadi"

Azka menghembuskan nafasnya perlahan. Ternyata Ara sedang tidak bisa diajak ngomong.

"Gue tau dari Aris. Lo marahkan sama dia? Dia udah nyesel sama perbuatannya. Dia juga udah putusin cewek yang tadi kok" jelas Azka.

"Kenapa nggak abang aja yang kesini? Kenapa malah Kak Azka?"

"Gue yang janji bakal bantuin dia buat minta maaf ke elo. Aris cuma khilaf waktu itu. Lo jangan marah sama dia"

"Ara nggak marah sama bang Aris. Ara cuma nggak nyangka aja" jawab Ara menunduk.

Azka tak tega jika harus melihat perempuan yang ada dihadapannya kini bersedih. Ia tau pasti Ara sangat kecewa terhadap Aris. Gadis yang cantik, lugu dan polos tiba tiba saja dihadapkan dengan perilaku yang tidak senonoh.

"Gue nggak mau kalo liat lo sedih. Lo inget kan, kalo sekolah kita bakal ngadain pentas seni musik? Gue tantang lo. Kalo kelas lo berhasil menang sama dapetin poin tertinggi itu, gue bakalan jalan sama lo" tegas Azka.

Ara mendongakkan kepalanya dan beralih menatap Azka, "Serius?" Tanya Ara.

"Tapi ada syaratnya"

"Apapun syaratnya itu bakal Ara lakuin demi bisa jalan sama Kak Azka"

"Lo nggak boleh marah sama Aris. Dia itu ud"

"Ara udah bilang kalo Ara nggak marah sama bang Aris. Oke deal. Ara terima tantangan dari Kak Azka" potong Ara dengan cepat.

Azka menghembuskan nafasnya perlahan. Matanya menatap lurus ke sebuah danau didepannya. Tempat itu sangat indah dan sejuk. Terdapat juga sebuah rumah pohon disana.

"Lo sering kesini?" Tanya Azka.

"Kak Azka ngomong sama Ara?" Tanya Ara memastikan. Azka hanya diam. Pria itu tak mampu jika harus mengulang kata.

Sedangkan Ara sudah senyum senyum sendiri. Sedikit tak percaya jika Azka mengajaknya berbicara.

"Ara kesini kalo lagi ada masalah" jawab Ara sambil tersenyum.

"Kenapa?" Tanya Azka.

"Kenapa apanya?" Tanya Ara tak mengerti.

"Kenapa kalo punya masalah doang kesininya"

"Ara bingung mau kemana kalo Ara lagi ada masalah. Semua tempat tuh rame. Nggak ada yang sepi. Sampek sampek, Ara nemuin tempat ini. Ara suka kesini. Tempatnya bagus. Didanau juga ada prahu satu. Terus, ada rumah pohonnya juga" jelas Ara.

"Lo pernah naik?"

Ara mengangguk kuat, "Pernah"

Azka tertawa kecil. Ia sedikit tak percaya jika Ara bisa naik ke atas pohon. Ara bukan tipe cewek yang tomboy, bukan juga tipe cewek yang anggun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kinara ZainissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang