B

1.7K 153 6
                                    

7 November 2018

Sudah beberapa hari sejak aku selalu mengawasinya. Memastikan dia ada di jangkauan penglihatanku.
Bagian dari diriku ingin menggapainya dan menyekapnya pada zonaku.

Kenyataan bahwa aku sudah jatuh padanya dalam waktu singkat ini membuatku gila. Hidupku seolah-olah memang untuk menunggunya.

Meskipun banyak gadis-gadis yang bersedia melemparkan dirinya padaku dengan suka rela, tidak benar-benar ada yang membuat perutku bergejolak dan terasa seperti tergelitik kupu-kupu.

Ponselku berdering. Pesan dari Lidya.

From : L

Saya sudah menemukan beberapa informasi mengenai Nona Shania Gracia. Ms. Indira dapat memeriksanya di lampiran yang sudah saya kirim lewat email Miss.

To : L

Terima kasih, L. Nanti akan saya transfer untuk imbalannya.

Ku letakkan kembali ponsel di meja. Segera memerika email untuk mengetahui informasi yang di dapat oleh Lidya.

Aku mengklik email dari Lidya dan perlahan membaca informasi mengenai seseorang yang -segera- menjadi milik saya.

Tanganku otomatis terkepal. Dadaku naik turun karena amarah yang menyelimuti. Mataku sudah menatap tajam.

Brengsek!

Aku tidak bisa mempercayai fakta ini.

Informasi itu membuatku segera ingin memiliki Gracia hanya untukku. Aku ingin merengkuhnya dalam dekapanku, mengelus, menghirup rambutnya, menenangkannya dan mengatakan bahwa tidak akan ada yang bisa menyakiti dia sejak aku mengklaimnya menjadi milikku.

Segera aku mengambil ponsel saya dan menekan tombol panggilan ke seseorang yang bisa saya andalkan saat ini. Uang bukan masalah bagiku.

"Halo, Anadila."

"Miss Indira?! Ada apa menelpon malam-malam begini? Tidak biasanya."

"Saya punya tugas untukmu."

"Apa itu Miss?"

"To the point saja. Saya ingin kamu melenyapkan seseorang untuk saya!"

SUB URBANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang