N

1.9K 146 4
                                    

7 Februari 2019

Terkadang mimpi masa lalu masih mengejarku. Aku terduduk di ranjang, peluh menetes di dahiku, nafasku tidak beraturan dan detak jantungku meningkat.

Hanya sesekali saja. Aku sudah jarang sekali mengalami mimpi buruk lagi sejak Gracia berada di sampingku. Gadisku pun terkadang bermimpi buruk. Ah, serasi sekali kami.

Pikiranku memang tidak bisa berhenti memikirkan Gracia sekalipun dia berada di sampingku. Tidur di sampingku, di ranjang kantorku.

Sebuah tangan memeluk pinggangku dari belakang, menaruhkan dagunya di pundak kiriku.

"Kakak~" Suara husky gadisku mengalun, membuat merinding hanya dengan mendengarnya.

"Hm,"

"Kenapa bangun? Mimpi lagi?!" Tanya Gracia lalu menghirup leherku.

Sial!

Aku selalu tidak bisa menahan diri ketika Gracia berada di sekitarku. Aku selalu merasa basah dan menginginkan dia di bawahku, memohon dan mengerangkan namaku.

Aku praktis mengubah posisi menjadi menindih Gracia yang disertai teriakkan kecil. Aku menyeriangai.

My girl!

Kukecup kening gadis yang kucintai selama ini dan fakta bahwa dia juga mencintaiku membuat hati ini bahagia.

Mataku menggelap karena panas yang menyelimuti kami berdua. Gracia tersenyum menggoda. Aku selalu suka sisinya yang nakal.

Gracia menarik leherku.

"I'm yours!" Bisikannya membuatku terbakar oleh gairah.

"Bersiaplah.... Aku tidak akan membiarkan kamu memohon untuk berhenti. Aku akan membuatmu menikmati malam ini sampai kita berdua tidak punya tenaga untuk bergerak." Ucapku lalu memberikan kecupan di bibir Gracia.

Aku bukan manusia suci yang tidak tahu akan kenikmatan dunia.
Aku salah satu makhluk yang menikmati manisnya bunga.
Menyesap nektar untuk menghilangkan dahaga.
Gracia, bungaku.
Izinkan aku untuk terus menikmati manisnya dirimu.

SUB URBANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang