Nafas Terakhir

6.3K 537 143
                                    

Jaemin, Heejin, Jisung, Haechan, Hyunjin, Sunwoo, Ryujin, Taehyun dan Guanlin telah sampai di gedung gelap itu.

"L-lo yakin Lin, ini tempatnya?" tanya Haechan yang udah merinding sambil pelukan sama Hyunjin.

"Yakin, dari tadi ada 3 orang yang mencurigakan." ucap Guanlin. "Kita bagi tugas aja." ucap Sunwoo.

Semuanya terdiam, "Gue gamau ya sendirian." ucap Haechan parno duluan. Sunwoo menatap Haechan malas, "Gausah alay ngapa chan, balapan bisa lu, giliran beginian kicep."

"Jisung, Heejin, Ryujin, Sunwoo, gue ikut masuk." ucap Jaemin.

"Guanlin, Taehyun, Haechan, Hyunjin, nunggu diluar. Lo berdua," ucap Jaemin sembari menunjuk Guanlin sama Hyunjin, jaga jaga kalo itu anak dua pingsan." lanjut Jaemin melirik Haechan Taehyun yang udah pucet.

Guanlin dan Hyunjin mengangguk patuh. "Sampai ketemu nanti, hp lo semua jangan di silent. Mungkin gue butuh lo nanti," lalu Jaemin menggandeng tangan Heejin.

💨

Jaemin, Heejin, Jisung, Sunwoo dan Ryujin masuk dengan jalan pelan pelan. Ryujin menemukan sebuah kayu. Ia diam diam mengambil kayu tersebut. Buat jaga jaga.

Mereka terus jalan.

"Psssst!" panggil Jisung. Semuanya menoleh, "Kenapa, Sung?" tanya Heejin. Jisung menunduk, mengambil sebuah gelang hitam.

"Punya Yujin!" ucapnya. Jaemin mengambil lalu menatap gelang itu. Ia pun mengangguk. "Bener, ini punya Yujin!"

Sunwoo menatap sekitar, "Liat!" tunjuk Sunwoo. Semua pun mengarah kearah yang sama dengan telunjuk Sunwoo.

Ada brkas tetesan air dilantai beton itu.

"Mau di ikutin gak?" tanya Jaemin, "Bo-HMMMPPPH!" seseorang menutup mulut Heejin. Ryujin dengan sigap memukul kepala orang itu dengan kayu yang ia pegang.

BUGH

Dan lelaki itu, pingsan.

"Buruan jalan! Disini engga aman!" ucap Sunwoo memperhatikan sekitar. Akhirnya mereka mutusin buat ikutin jejak basah itu.

Jejak itu nganterin mereka ke suatu pintu. Pintu kayu.

Ada suara suara teriakan,

"AKH! SAKIT!!"

"JANGAN! JANGAN!"

"TOLONG, JANGAN!"

"DIEM, BANGSAT! GATAU DIRI LO EMANG!"

BUGH!

Jaemin, Jisung dan semua yang disitu bener bener khawatir sama keadaan Yujin sekarang. Terbukti Jaemin yang sudah meneteskan air matanya, dan tanpa diduga, Jaemin mendobrak pintu kayu itu. Membuat semua yang belum siap, terkejut.

"BERENTI! DIA ADEK GUE!" Suara bariton Jaemin membuat seorang wanita yang sedang memegang cutter—yang sejarang sudah berlumuran darah—menoleh kearahnya.

"Koeun?" Jaemin terkejut. Itu sepupunya. Yang dikabarkan 'sudah meninggal'.

"Wow, diundang satu, yang datang semua. Jadi puas gue ngebunuh kalian semua malam ini." ucap gadis berambut panjang itu. Iya, Koeun.

"Halo, uuh, kalian bawa pasukan asing ya, sepupu sepupu tersayang gue—Ah! Kurang satu lagi, mana adek gue yang paling cantik?" tanya Koeun. Yang sudah pasti yang dimaksud dia adalah, Lami.

Mata Ryujin membola kala melihat tangan, kaki, dan pipi Yujin yang sudah banyak luka, dan berdarah. Ditambah, baju Yujin yang robek robek itu mengeluarkan darah. Ryujin hendak maju, namun, Koeun menodong cutter kearah wajah Yujin, membuat Yujin kian menangis.

Pacaran → Park Jisung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang