Entahlah

1.2K 47 0
                                    

Pagi ini aku sedang duduk di teras sambil memangku putri, yaa semenjak dia sakit kemarin aku jadi sering memperhatikannya begitupun dengan putra.

Arhy sedang mencuci mobil dan motor di halaman, aku sedang menjemur anak-anak, dan martha sedang mencuci botol anak-anak.

"bundaa, gak usah masak lah bun kmu pasti capek kan?" kata arhy

"engga kok yah, aku masak aja nanti buat makan siang dan malam"

"ayah bilang gak usah ya gausah bunn, kita makan diluar aja"

"iyaa terserah ayah ajaa" kata aku langsung pasang wajah judes (gak mau ngalah kali dia)

"dimanjainnya kok susah kalii bahh" katanya sambil tersenyum

Tak lama nabila dan om juli datang bersama om bujangan juga satu.

"assalamualaikummm" kata mereka

"waalaikumsalam" kata ku dan arhy

"ihhh sayangnyaaa auntyyy bilaa ihh gemesss, sini putra aunty jemurr" kata nabila langsung ingin mengambil putra dari dudukan baby

"eitssss... Tunggu. Cuci tangan duluu auntynyaa" kataku menahan bilaa

"okee baiklah aunty cuci tangan dulu ya sayangg" kata nabila langsung berlalu ke dapur

"ada apa om, sinii masuk silahkan duduk om" kata ku sambil mengangkat putri dan mempersilahkan mereka

"ayah, pegang dulu ini putri. Bunda mau buatkan minum" kataku memberikan putri ke ayahnya

Aku ke dapur membuatkan kopi dan kue cemilan.

"ituloh vii yg mau ngontrak ditempatmu, dia mau pengajuan vii. Calonnya datang besok dari palembang atau lampung gituu aku lupa" kata nabila sambil mencuci tangan

"ohh yaudah iyaa bill gapapa asal tau aturan ajaa, pangkatnya apa bil?" tanya ku

"nanti bilang aja ke dia vii,pangkatnya pratu vii. Dia soalnya sambil mau jalan-jalan disini makanya agak lama disini"

"ohhh, yaa gapapa terserah aja yg penting bayar kontrakan dan tau aturan. Masalah lama dan mau kemananya urusan diaa hahaha" kataku sambil tertawa kecil

"sini buu biar martha bantu" kata martha bantu mengiris kue

"dasarrrr... Yaudah gue kedepan duluan yaa kasiann putraa" kata bila langsung berlalu

"emang ibu punya kontrakan juga bu?" tanya martha

"ada mar gak jauh dari sini kok, dekat setu ituu"

"berapa pintu bu?"

"4 pintu mar, harusnya sih 5. tapi yg satu rumahnya lagi itu aku buat ruko soalnya yg bawah buat buka warung sembako dan yg atas buat naro barang-barangnya"

"ya tuhann, lantas kenapa ibu masih tinggal di rumah dinas asrama? kenapa gak cari rumah luar?" tanya martha

"pengennya sih mar, gak betah juga disini sebenernya karna kmu tau lah mulut-mulut ibu-ibu ini gimana? tapi masih nanti sihh kita nunggu perumahan komplek yg dekat GDC itu" kataku

"ohh baiklah buu, ini buu sudah selesaii kue dan kopinya" katanya

"saya kedepan ya mar, siapin peralatan mandinya anak-anak aja mar. habis dijemur nanti tunggu beberapa menit mau dimandikan" kataku langsung berjalan kedepan sambil membawa kopi dan kue cemilan

"silahkan diminum om nihh ada kuenya juga makan yaa" kata ku

"vii kok putra makin berat aja dehh" tanya bila

wanita pecinta abdi negara (TENTARA NASIONAL INDONESIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang