Salju Pertama

1.9K 200 17
                                    

Jeno x Renjun (gs)

Fanfiction | Family | Romance | Fluff
Rated T

..

Memasuki Desember memang menjadi salah satu momen yang paling membahagiakan.

Salju pertama turun, dan tentunya hari libur untuk beberapa dari mereka yang sibuk pun datang. Nuansa membahagiakan ini pula yang terjadi di keluarga Lee.

"Hanbyeolie pakai mantelnya yang benar Sayang, jangan pakai rok." Jeno berteriak agar Hanbyeol yang sedang berlari semangat menuju kamarnya itu bisa mendengar.

Hari ini tepat 1 Desember salju pertama turun.

Seumur-umur sejak memiliki anak, keinginan Jeno adalah menikmati salju pertama bersama anaknya. Namun, sayang sekali itu tidak pernah terjadi. Padahal sekarang Hanbyeol sudah hampir 6 tahun.

Renjun, istrinya itulah yang tidak pernah mengizinkannya. Hanbyeol gampang sakit dan apa jadinya jika anaknya itu dibawa lari-larian di tengah salju dingin yang pertama kali turun. Di tengah musim saja Hanbyeol bahkan bisa demam sampai berhari-hari.

Beruntunglah Jeno yang mendapatkan cuti musim dinginnya hingga tahun baru nanti. Renjun saat ini sedang mengunjungi mertuanya, Jeno dan Hanbyeol tidak ikut.

Memanfaatkan Renjun yang akan pulang nanti malam lah Jeno begitu bersemangat ketika menyadari salju mulai turun. Ia bisa mengajak Hanbyeol bermain hari ini, berlarian di tengah salju.

"Ayah, lihat!"

Hanbyeol menunjukan dirinya yang sudah terbungkus rapi dengan mantel musim dinginnya. Mantel yang sama dengan milik Jeno. Renjun juga memilikinya, itu hadiah musim dingin dari bos besar Jeno tahun lalu.

"Hahaha..."

"Kenapa tertawa?"

"Kau mirip Pororo..."

Hm? Ah wajar saja, Hanbyeol membungkus dirinya benar-benar rapat. Gadis mungil itu juga memakai beanienya sebelum capucon mantelnya digunakan.

Hanbyeol tertawa senang, mirip Pororo berarti imut kan?.

"Kajja Byeororo! Ayo cepat, sebelum Ibu pulang."

"Ibu kan pulang malam Ayah, dan ini masih pagi..."

"Tapi Ibu itu sakti, biasanya dia bisa mencium kalau kita sedang bandel bisa pulang lebih cepat. Ayo pakai dulu sepatunya."

Hanbyeol hanya menurut ketika Ayahnya memakaikan boot berbulu yang hangat.

..

Jeno tidak ada bedanya dengan Hanbyeol yang dituntunnya. Salju belum begitu penuh di jalan, tapi mereka melompat-lompat kecil dengan riang. Sesekali menengadah hingga beberapa butiran salju itu masuk ke mulut. Tawa pun jadi suara yang mengirinya.

Mereka berjalan-jalan hingga ke daerah taman yang tentu saja sepi. Di trotoar juga orang-orang rata-rata berlarian, ada yang memakai payung, dan tentu saja mantel tebal. Hanya saja tidak segila —ralat, sebahagia Jeno dan Hanbyeol.

"Ayah lapar..."

"Ah! ide bagus, kita ke sana!" Jeno menunjuk sebuah mini market di pertigaan jalan. Hanbyeol juga akhirnya harus digendong karena mengeluh capek.

Satu hal lagi yang ingin Jeno lakukan bersama anaknya di musim dingin seperti ini; Makan mie instan di mini market langsung.

Tanpa direncanakan, dua hal keinginannya terjadi bersamaan. Ia hanya berharap di dalam hatinya, Renjun tidak tahu ini.

La Famille (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang