3

31 5 1
                                    

Gue cuman bisa nunduk apa yang kaka ucap itu selalu benar dalam tebakannya. gue ga bisa berkata - kata lagi.kesel gue.

"oke kaka bener,jam yang gue barusan beli  buat orang penyakit jantung,kaka puas?!" kata gue dan ngeluarin tangisan.

- kejujuran kadang menyakitkan  -

Ka james hanya melihat reaksi gue ngomong sejujurnya,dia pegang tangan gue dan duduk disamping ranjang.

"de kamu harus semangat! Jangan menyerah karena penyakit ini,kaka bakal temenin kamu selama penyembuhan oke?"

Gue hanya menatapnya dan langsung memeluk ka james dengan erat.

"kaa tolong rahasiain dari bokap,nyokap dan ka brandon,gue ga mau repotin mereka"

Dia hanya tersenyum,dan membalas pelukan gue.

"iya kaka janji" sambil mengelus punggung gue

Walaupun hidup gue hampa. tapi selalu ada mereka yang memberikan semangat untuk gue saat situasi seperti ini.

Gue selama pulang sekolah selalu mampir ke rumah dokter kevin atau rumah sakit dimana ia bekerja. Gue belum sempat pakai jam itu,karna gue belum siap buat semuanya.

Gue memberitahu dokter kevin kalo kak james udah tau penyakit gue,dan dia bakal temenin gue selama penyembuhan.

Di kelas,gue dikenal pendiem jarang menyapa orang lain karna buat gue itu ga penting lagian emang ada yang mau nerima sifat gue kaya gini?. Tapi prediksi gue salah.ada seseorang yang terima gue apa adanya.Raffi sahabat gue.

Gue aja heran sama sikap dia,kenapa mau temenan sama gue?

Dia yang pertama kali ajakin gue temenan. Gue bertemu dengannya di taman belakang sekolah.

4years ago

Gue saat itu lagi duduk dibangku dekat pohon kapuk. pohon yang rindang dan besar bikin gue adem,dan senyuman gue terukir disana.

Buk!!

"akhh aduh... sakitt!" ucap anak lelaki itu sambil memegang lutut yang terluka

Gue yang mendengar kesakitan itu langsung menghampiri. Gue bantu berdiri dan anterin dia ke bangku.

"makasihh ya.." katanya sambil meluruskan kakinya.

Gue hanya tersenyum dan mengangguk. Saat gue ingin pergi dari nya,dia menahan dengan mencengkram tangan gue.

"jangan pergi dulu,aku ingin kenalan denganmu,boleh?"

Memberikan wajah heranku lalu kembali duduk dan mendengarkannya.

"aku raffi,kalo kamu?"

"gue chelsea" tanpa melihat mukanya

"owhh,makasihh ya chelsea udah bantuin raffi" sambil mengulurkan tangan.

Melihat tangannya dan mengerutkan alis gue lalu membalas jabatannya.

"iya sama - sama"

"mau ga temenan sama raffi?" tawarnya

Gue kaget apa yang barusan dia ucap. Mungkin dia sedang melantur,apa iya dia mau nerima sifat gue kaya gini?

"ck.. jangan bercanda deh lu,gue tuh cuman bantuin lu jatuh doang" buang muka

"hmm.. tapi apa salahnya aku berteman denganmu?" katanya dengan senyum seperti tak ada dosa

Gue hanya menghela napas dan melihat ke arahnya,yang bikin gue yakin mau nerima temenan sama dia.

"iya mau"

Siapa sangka perempuan seperti chelsea kini mempunyai teman yang selalu menemaninya. Kami sudah berteman selama 7tahun.umur kami pun sama. Dan sekarang cara bicara dia mirip dengan cara bicara gue.

"chelseaa..!! heii!" suara lelaki dari belakang berlari ke arah gue.sedangkan gue masih santai berjalan menuju kelas.

"heh dipanggilin juga,budeg ye lu?"menepuk pundak gue

"apaan si?!" melepas tangannya

"ga biasa nya lu gini,ci?"

"udah ah gue mau masuk kelas,jangan ganggu gue"

Gue ninggalin raffi yang mukanya sok polos kaya gitu. Selama pelajaran gue badmood dan menatap jendela setiap jam pelajaran.

Selama istirahat,gue pergi ke hutan yang ga jauh sama sekolahan. Walaupun umur gue masih 14tahun tapi nyali gue buat kesana berani,lagian juga gue kesana siang - siang kan?

Gue masuk dan menikmati susananya hutan disana. Gue suka dengan alam yang membuat gue tenang. seketika pikiran gue yang stress tentang penyakit itu hilang dalam sekejap.

"suka tempat beginian ci? dengan santai nya sambil memasukan tanganya ke kantung celana.

Gue langsung menoleh dan berdiri tegap. Raffi yang datang masuk ke dalam hutan dan menemukan gue yang sedang menghirup bunga.

"ngapain ke sini lu? buntutin gue ya?"

"soalnya lu ga ada dikelas,dan gue liat lu lagi nyebrang ke hutan ini" sambil mengangkat pundaknya

Tidak menghiraukan apa yang dikatannya. Gue melanjutkan jalan - jalan dihutan. sedangkan raffi ngikutin gue dari belakang sambil kasih pertanyaan gajelas.

"lu udah sering ke sini ci?"

"ngapain aja selama lu disini ci?"

"mau lihat binatang pemangsa ya?"

"atau mau lihat hewan betina melahirkan anaknya?"

Disaat ocehan raffi yang tidak jelas,gue denger sesuatu dan berlari ke arah suara itu. Dan gue nemu pohon yang besar dan tua. batang - batang yang merambat ke daun cukup banyak,sudah tentu daun nya lebat.

Gue tersenyum dan langsung berlari menghampiri pohon itu. Sebelum pertanyaan raffi yang ga jelas itu bermunculan lagi,gue langsung potong apa yang dia ucap.

"FII! BIKIN RUMAH POHON DISINI YUK!" seru gue kegirangan.

Raffi yang lihat gue kaya gitu langsung tertawa. karna sikap gue yang berubah karena melihat pohon besar itu. Gue mendengus kesal lalu menghampirinya.

"tolong bikin gue bahagia sekali aja,karena gue lagi ngerasain sakit yang ga akan lu duga" kata gue dengan tatapan memohon.

Gue langsung pergi,sedangkan raffi terdiam apa yang gue ucap seperti "apa maksud chelsea?" gue yakin itu.

To be continued...

Don't forget to vote and comment
thanks ^.^

CHANGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang