Happy Reading...
.
.
.
."GABRIEL!!! LO!?" teriak Kenza terkejut.
"Bedebah sialan seperti itu harus dimusnahkan." ucapan Gabriel membuat Kenza terkejut. Jadi ini, yang Gabriel maksud tadi.
Gabriel membantu Kenza untuk berdiri dari tempatnya kemudian menatap nanar Vox yang sudah tergeletak tak berdaya.
"K-kau sialan Gaby!" seru Vox yang tergeletak dengan darah dimana-mana.
"Kau sangat licik Vox, tapi aku bisa lebih licik daripada dirimu." ucap Gabriel menyombongkan diri.
"Gadis kecil sepertimu, harus mati ditanganku!" seru Vox yang sudah sekarat.
Gabriel hanya terkekeh mendengar penuturan Vox yang ngelantur.
"Vox, dengar kau sudah sekarat dan ingin menghabisiku? Bahkan anggotamu sudah mati. Baiklah akan kuberi penawaran untukmu. Serahkan senjata itu lalu kau akan kubebaskan atau kau mati dengan senjata itu sendiri," penawaran yang menarik.
Vox menoleh kesana-kemari, ternyata benar semua anggotanya sudah mati. Dan kini hanya tinggal dirinya seorang. Ingin sekali rasanya Vox kabur saat itu juga. Namun, tidak mungkin.
"O-oke aku akan mengambil opsi pertama" jawabnya setengah terbata-bata.
"Kau mengambil jalan yang benar Vox," ucap Gabriel menyeringgai kejam.
"Kalian semua ambil senjata dan bawa kembali ke markas utama," seru Gabriel kepada para anggota Dark Diamond.
"Siap ketua!" seru mereka kemudian segera menjalankan perintah dari ketuanya.
Kini pandangan Gabriel terarah kepada Vox yang terkulai lemah ditanah. "Sebelumnya kau harus ikut denganku ke markas,"
****
"Woy Gab! Lo gila!?" teriak seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang pribadi milik Gabriel.
"Goblok, nggak punya ahlaq lo ya!!?" seru Kenza.
"Lo ngapain bawa kuman ke sini?" tanya orang itu mendekati Gabriel yang sedang mengobati luka Kenza di sofa.
"Cuma sedikit perhitungan." jawaban Gabriel membuat Tomi bergidik.
Gabriel membereskan kapas-kapas bekas yang dia gunakan untuk membersihkan luka Kenza kemudian memplesternya.
"Terserah lo deh, kenapa lo nggak balik? abang lo pas—"
"WOY COGAN DATANG!!!!" seruan gila itu membuat Tomi harus menghentikan ucapannya secara paksa.
"Sialan," umpat Tomi kesal.
Dia Kris, langsung menghampiri Gabriel dan memeluknya erat yang membuat Tomi mendengus tak suka.
"Gue kangen," lirih Kris.
"Juga bang," balas Gabriel masih memeluk Kris erat, sedangkan Tomi memutar bola matanya malas.
"Ekhem, gue nggak dianggep."
Ucapan Tomi membuat mereka mengurai pelukannya.
"Lo ganggu orang aja kerjaannya Tom," sinis Kris.
Della dan Fania? Mereka sedang di lantai bawah untuk mengobati para anggota yang terluka akibat peperangan itu. Gabriel sangat bertanggung jawab sebenarnya Gabriel sendiri yang akan mengurus mereka namun, para sahabatnya itu keras kepala agar tidak membiarkan Gabriel turun tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELLA [SEDANG REVISI]
Teen Fiction⚠️❗PERINGATAN! TOLONG BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN DAN KOSA KATA! KARENA ADA BEBERAPA KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS DI DALAM CERITA INI❗⚠️ **** Bukan hanya tentang pembunuhan saja. Kisah ini akan bercerita lebih dari itu. Mereka yang berhianat, dan mere...