~Hari Pertama~

20 4 22
                                    

Tahun ajaran baru telah dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ajaran baru telah dimulai. Kesibukan kembali terlihat disetiap sudut sekolah. Murid-murid berlalu-lalang melakukan aktivitasnya, begitu juga para guru dan pegawai. Cafetaria sekolah kembali ramai dengan hiruk-pikuk piring dan sendok yang berciuman. Sekali lagi, sekolah kembali hidup setelah sebulan penuh ditinggalkan oleh penghuninya.

"Ara!" Teriak seorang gadis, begitu Ara menginjakkan kakinya di halaman sekolah.

Ara menoleh ke arah sumber suara. Itu Rileya. Sahabat karibnya itu sudah menunggu kedatangannya sedari tadi. Ara melangkah menghampiri Rileya.

"Udah lama?" Tanya Ara begitu sampai di hadapan Rile.

"Iya, lumayan. Kamu kenapa datengnya siang, sih?" Protes Rile.

"Iya, habis terlalu bersemangat sampai nggak bisa tidur semalam. Jadi bangung kesiangan deh. Maaf, ya." Ara memegang tangan sahabatnya itu.

"Iya, dimaafkan. Lain kali jangan sampai telat deh! Masa hari pertama udah telat!" Jawab Rile.

"Iya-iya." Ara mengangguk paham.

"Yaudah. Kita ke lapangan, yuk! Semuanya udah pada ngumpul disana tuh! Upacara sebentar lagi dimulai!" Rile menarik tangan Ara.

Tepat setelah mereka berdua menginjakkan kaki di lapangan, bel pertanda upacara dimulai pun berdering.

Hari pertama sekolah. Sesuai namanya, hari ini akan jadi hari yang paling diingat (juga dikenang) oleh setiap manusia yang pernah menginjakkan kakinya di sekolah menengah pertama. Bagaimana tidak? Sudah banyak sekali kisah yang berawal dari "hari pertama sekolah", bukan?

Tiba saatnya kepala sekolah memberi kata sambutan. "Selamat datang di SMA Losteus bagi para siswa baru! Hari ini adalah hari pertama kalian menginjakkan kaki –lengkap dengan balutan seragam SMA– di sini. Saya yakin kalian tidak akan mau mendengarkan kata sambutan yang lebih banyak lagi (pembaca juga tidak akan mau mebacanya), jadi saya akhiri sampai disini." Begitulah kata sambutan singkat dari kepala sekolah. Menyerahkan mikrofonnya kepada ketua OSIS, kepala sekolah bergegas balik kanan.

"Baik, acara akan diambil alih oleh OSIS. Untuk para siswa baru harap tetap berada di lapangan upacara." Ketua OSIS sudah berada di tempatnya.

Kini lapangan upacara hanya terisi oleh kumpulan siswa baru. Sementara di sekeliling lapangan, para OSIS sudah mengambil posisinya masing-masing. Situasi menegangkan tengah dimulai.

"Baik. Agenda kalian hari ini adalah pembagian kelas." Suara ketua OSIS mengintrupsi.

"Kalian bisa melihat papan pengumuman di kanan lapangan?" Ketua OSIS menjuk ke arah yang dimaksud. "Disana tidak akan ada kertas berisi nama juga kelas kalian yang tertempel." Para siswa baru menyerngit heran.

"Kertas berisikan nama juga kelas kalian sudah kami sebar di setiap sudut sekolah ini. Jadi, tugas kalian adalah mencari nama kalian sendiri dan kembali berkumpul di sini setelah berhasil." Tegas ketua OSIS itu. Samar-samar, keluhan terdengar menyebar ke seluruh lapangan.

Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang