Aruna menghembuskan nafas pelan, melihat kedatangan bu Merry ke rumahnya. Dia adalah mama Rian. Seseorang yang sangat menentang hubungannya dengan Rian, sehingga dia mengalah. Melarikan diri, menghilang dari kehidupan Rian. Meski Rian tidak memutuskan hubungan mereka, dia cukup paham bahwa Rian tidak akan pernah bisa memilihnya. Mantan kekasihnya itu sulit untuk tidak mengindahkan ucapan mamanya.
"Saya sudah peringatkan kamu, silahkan pergi menjauh! Hilang dari jangkauan anak saya. Gadis seperti kamu, tidak pantas untuk anak saya. Hanya Ayla, menantu yang sangat kami harapkan di keluarga Barata." bu Merry berucap sembari menudingkan jarinya ke arah Aruna yang mematung kaget, begitu shock dengan kehadiran mama dari mantan kekasihnya itu.
"Semua bisa dibicarakan, jeng."
Mama Aruna berucap pelan, mengelus lembut bahu anaknya."Bilang sama anakmu, saya tidak sudi melihat dia berdekatan kembali dengan anak saya!".
"Tante!" Aruna sudah tidak tahan dengan hinaan bu Merry, dia menatap wajah mamanya sembari melepaskan perlahan tangan yang memengangnya itu.
"Saya memang keluarga broken home, tetapi tante tidak bisa seenaknya menuding saya seperti itu, belum cukupkah saya pergi selama satu tahun dari kehidupan Rian, saya kembali untuk mama saya, jangan sangkutpautkan dengan anak tante."
"Satu hal lagi tante, Ayla memang pantas jadi menantu tante, itu karena dia dari keluarga terpandang, itukan yang mau tante banggakan. Sekarang pergi dari rumah saya, jangan usik saya dan mama saya lagi, saya sudah melepaskan Rian setahun lalu, dan tidak mungkin saya ingin mengambilnya dari Ayla, yang sudah sah menjadi istrinya."
Aruna mencekal lengan mamanya, mengajak mamanya masuk ke dalam rumah. Bu Merry terpaku diam, tidak menyangka Aruna akan membalas segala ucapannya.
"Jangan buat kekacauan di rumah orang dong, Aruna kembali untuk ibunya, jadi jangan menuduh dia ingin merebut Rian, Aruna itu terpelajar, tidak mungkin menjadi pelakor untuk merendahkan dirinya."
Bu Sita menatap bu Merry dengan pandangan penuh ejekan."Laki-laki bukan hanya anaknya situ aja, banyak kali." Kali ini ucapan dari bu Mawar
Bu Merry segera bergegas menjauh dari sana. Menahan luapan kekesalan yang tidak bisa dilontarkannya kepada Aruna.
****
Bagas mengernyit bingung mendapati bu Merry berada di rumahnya. Rumah peninggalan orang tuanya, yang sekarang di tempati oleh dia dan adiknya serta Rian.
"Tante, ada keperluan apa?" Pasalnya Bagas sangat tahu, ibunya Rian ini sangat jarang berkunjung kemari, karena begitu sibuk dengan usahanya.
"Eh, nak Bagas. Ayla dan Rian, kemana?"
"Mereka lagi keluar, bu."
" Oh, "
"Keperluan tante begitu penting?"
"oh, tidak. Saya hanya merindukan Rian."
"Tidak mungkin hanya rindu, pasti ada sesuatu yang mengganjal di pikiran tante."
"Begitulah, saya khawatir Aruna meracuni pikiran Rian, untuk kembali lagi."
"Aruna? Mengapa tante begitu yakin, Aruna ingin kembali?"
Bagas merasa perlu mengorek informasi dari ibu Rian ini."Tante hanya merasa saja, feeling tante begitu kuat."
"Mungkin perasaan tante saja."
"Begitulah, hanya saya khawatir, Rian yang belum bisa move on dari Aruna." bu Merry berdecak kesal. Bagas menaikkan kedua alisnya berusaha memahami maksud dari bu Merry.
"Maksud tante, Rian tidak mencintai adik saya?"
"Bukan begitu, Cintanya belum sepenuhnya hilang, Aruna dan Rian menjalin hubungan begitu lama, jadi wajar tante berucap seperti itu."
Bagas hanya menganggukan kepala pertanda mengiyakan. Secepatnya dia ingin mengatur rencana untuk membuat Aruna menjauh dari kehidupan Rian dan Ayla.
Vote dan comentnya ditunggu yah, guys. Jangan sungkan untuk krisar😍
Ttd
violet_senja

KAMU SEDANG MEMBACA
Mendekap Asa
RomansKisah Aruna yang dipaksa meninggalkan kekasihnya, Rian. Saat dirinya kembali, kabar mengejutkan telah didapatinya. Rian telah menikah dengan Ayla, sahabat Rian sendiri. Lalu muncul Bagas, kakak dari Ayla, yang berusaha menjauhkan Aruna dari Rian dan...