Part 04

22 6 3
                                    

Aruna menatap lelaki di depannya dengan kening berkerut bingung. Lelaki yang tiga hari lalu ditemuinya di depan rumah milik Rian dan Ayla. Karena merasa tidak ada keperluan dengan lelaki itu, Aruna melanjutkan langkahnya. Namun terhenti saat tangannya di cekal.

"Apaan ,sih?" Aruna menatap dingin ke arah lelaki, yang tidak lain adalah Bagas.

"Gue, ada perlu sama lo."

"Gue gak peduli, lagian gue juga, gak kenal sama lo." Aruna tersenyum mengejek ke arah Bagas, mengibaskan rambutnya dan berlalu dari sana, tanpa sempat dicegah.

Bagas mengepalkan kedua tangannya, tidak percaya ada wanita yang begitu cuek kepadanya. Tubuh dengan tinggi 185 cm, wajah putih bersih, memiliki senyum manis dan menawan. Tetapi itu tidak berlaku kepada Aruna. Aruna sangat tahu tipe lelaki seperti Bagas, itu sangat perlu diwaspadai.

****

Rian menatap Ayla, sudah sejak tadi istrinya itu merajuk. Alasannya hanya karena Aruna sebagai perwakilan dari perusahaan yang akan bekerja sama dengannya. Keahlian management Aruna, memang tidak bisa diragukan lagi. Kecakapannya serta intelektualnya sungguh sempurna. Hanya saja Rian tahu, mereka tidak ditakdirkan bersama. Dia sudah memilih Ayla, sahabatnya sejak lama. Meski menjalin hubungan yang begitu lama dengan Aruna, tetap saja Ayla yang menjadi istrinya setahun ini.

"Sudahlah, Ay."

"Mas, aku cemburu!"

"Tidak mungkin juga ,aku bisa membatalkan kontrak kita ini." Rian sudah pusing dengan kecemburuan Ayla.

"Mas, aku hanya cemburu. Aku takut, mas masih menyimpan cinta untuk, Aruna!" Ayla membentak Rian, yang seolah tidak peduli dengan kecemburuannya sebagai seorang istri.

Rian menatap kepergian Ayla, dengan tatapan penuh penyesalan. Ingin mengejar langkah istrinya itu, Bagas datang menghadang langkahnya.

"Lo dan Ayla, doyan banget bertengkar."

"Masalah kecemburuan, aja." Rian menatap abang iparnya itu dengan santai, namun berusaha untuk menekan gejolak emosi saat tahu bahwa iparnya ini bisa saja menyusun rencana untuk menyakiti Aruna. Tadi sepulangnya dari kantor, bibi Atun mengatakan perihal kedatangan mamanya serta segala perbincangan mamanya itu dengan iparnya ini. Meski begitu, dia yakin Aruna tidak akan terperdaya oleh Bagas. Rian melangkahkan kaki menyusul kepergian istrinya. Meredam segala pertengkaran yang akan terjadi.

Bagas menarik kedua sudut bibirnya dengan sinis, menatap tajam ke arah Rian yang sudah berlalu pergi.

"Kita lihat saja, kalau lo berani nyakitin adik gue, apa yang akan gue lakuin sama gadis itu." Batin Bagas mendendam dengan kuat.

Jangan lupa vote dan comentnya guys😍

Mendekap AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang