M L I R 8

44 26 6
                                    

03.45 am

Darrel tak bisa tidur seperti biasanya. Sekujur tubuhnya berkeringat padahal AC menyala dan suhu ruangannya dingin. Darrel merasa tak tenang, Ia menggenggam dan meremas kuat-kuat seprai tempat tidur. Sudah biasa hal seperti ini terjadi tiap malam.

"Argh! Aku lupa membeli obat itu!" Darrel merutuki dirinya sendiri.

Kepalanya terasa sangat pusing. Ia bangun dari baringnya dan duduk ditengah ranjang. Menaikkan kedua kakinya dan memeluk kedua kakinya kuat. Menangis tanpa henti padahal Darrel juga tak tahu apa yang ia tangis. Setahu Darrel, Ia akan seperti ini jika kembali tertekan oleh keluarganya.

Tapi, kenapa ini? Padahal tadinya Darrel baik-baik saja dan tak memikirkan keluarganya.

Apa ini sudah menjadi kebiasaan tiap malam, Ia kecanduan obat itu?

Beberapa jam Darrel lewati hingga sampailah pagi. Melihat sudah jam setengah tujuh Darrel rasa apotek terdekat sudah buka. Ia cepat-cepat beranjak dari ranjang tergesa-gesa ia memakai jaket dan topi, kemudian pergi dengan berjalan kaki. Ia tak mau saat berkendara ia menabrak orang atau tertabrak karna pusing yang masih ia rasakan saat ini.

15 menit berlalu

Darrel kembali dengan dua botol obat penenang, beberapa kepingan obat tidur dan obat pereda sakit kepala. Sepertinya sudah satu paket dan lengkap

Tapi, ia kaget mendapati sebuah mobil sport berwarna putih terparkir didepan rumahnya. Melihat plat mobilnya terlebih melihat orang yang duduk didepan rumahnya Darrel sudang sangat tahu siapa yang datang.

Ia tak berniat kabur, Karna orang itu juga sudah melihat Darrel.

"Mau apa kau kesini?" Ucap Darrel dingin berdiri didepan orang itu.

"Mau menemui adikku sendiri" Siapa lagi jika buka Austin yang menjawab.

"Bahkan, sekarang kau menyebut dirimu kakak? Kau bukanlah kakak bagiku! Kau selalu tak bisa mengerti adikmu sendiri, Dan sekarang kau menyebut dirimu kakak?" Darrel membuka pintu rumahnya dengan kunci.

"Hey, aku sudah mengetahui semuanya dan juga tahu tentang..." Austin mencegah Darrel menutup pintu dan pandangannya beralih pada obat yang dibeli Darrel.

"Apa? Jangan membuatku penasaran!"

"Kau tak membiarkan aku masuk dulu? Aku juga ingin tahu rumah baru adikku ini seperti apa" Austin mengedarkan pandangannya melihat sekeliling rumah Darrel.

Tak menjawab Darrel hanya masuk meninggalkan kakaknya itu dan membiarkan pintu terbuka.

"Astaga...rumah ini sangat nyaman dan cocok untuk mu yang tinggal sendiri" Austin melihat-lihat isi rumah Darrel.

"Hey! Cepat bicara lah, apa yang kau tahu? Aku membiarkan mu masuk bukan untuk menjadi peneliti barang rumahku!" Bentak Darrel sambil duduk disofa.

Austin terkekeh kemudian ikut duduk dihadapan Darrel.

"Tentang obat itu, Kini aku mengetahui segalanya!" Austin memicingkan matanya sambil menatap kantong plastik berisi obat yang Darrel taruh dimeja.

Melihat adiknya itu menatap nya dengan wajah penasaran. Austin menghembuskan nafasnya panjang

"Kau mengonsumsi obat Penenang itu! Bukan hanya itu, Kau bahkan sering meminum obat tidur setiap malam!" Austin berujar.

Darrel kaget sekaligus heran, Darimana kakaknya tahu? Astaga Darrel kemudian mengingat bahwa ia lupa mengunci laci yang berisi obat-obatan dikamarnya.

"Lalu? Kau mau apa? Kau ingin membongkar semua ini pada mama dan papa?" Tanya Darrel menyembunyikan kegugupannya

"Jika iya apa kau akan kembali kerumah?"

My Life Is RuinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang