Dilemma.

466 85 46
                                    

Don't forget to vote n comment ><
.
.
.

“Nomorku?”

Lelaki di depannya hanya menggaruk tenguknya halus, “Sungjin yang meminta.”

Wonpil mengangkat alisnya sebelum mengangguk kecil. Mendapat respon itu membuat lelaki di depannya segera menyodorkan ponselnya. “Tulis disini saja, akan ku kirim langsung pada nya.”

Wonpil menerimanya sebelum mengetikkan beberapa digit nomor teleponnya. “Apa ku simpan saja?” Tanyanya pada Jaehyung.

Jaehyung menggeleng keras, “Tak perlu. Akan langsung ku copy dan kirim ke Sungjin.”

Wonpil mengangguk lemah dan langsung mengembalikan ponsel yang ditangannya pada pemiliknya.

Sedikit sedih karena Jaehyung tidak ingin menyimpan nomornya.

.
.
.

“.. Pertunjukan musik?”

Wonpil mengangguk ceria seakan seseorang di seberang sana dapat melihatnya. “Ne, Eomma. Benar – benar keren! Meskipun aku baru melihat 2 penampilan, Cuma memang sekeren itu!”

Seseorang di sebrang sana terkekeh kecil, “Lalu Wonpil mau apa? Pindah jurusan?”

Seketika bibir Wonpil manyun, “Aniya.. Aku kan hanya kagum. Aku masih mencintai logic gate kok, Eomma..”

Perempuan tersayangnya itu lalu tertawa lagi, dan itu jujur saja membuat hatinya kembali menghangat. Ah, ia jadi semakin merindukannya.

“Bagaimana dengan harimu, Eomma?”

“Membosankan karena tidak ada gadisku disini.”

Wonpil terdiam sejenak dengan mata yang mulai berlinang. Percuma terlihat tegar jika Ibunya seperti ini. “Appa? Bagaimana kabarnya?”

“Dia baik.. Masih minum teh di pagi hari, dan kopi di sore hari.”

Wonpil mengesah, “Dia benar – benar tak terganggu jika aku tak berada di rumah, ya..”

Eomma tak merasa begitu.. Sesekali ia mengecek kamarmu, berdiam diri disana untuk beberapa waktu sebelum keluar. Appa merindukanmu, Wonpil – ah.”

Wonpil menggeleng lemah. Jika saja ayahnya merindukannya, sudah pasti daftar panggilan masuk di ponselnya berisi nama ayahnya.

Ayahnya tak mencarinya.

Menurut kalian saat seseorang merindukan orang yang dikasihinya, apakah ia akan terus saja diam atau mencari demi menuntaskan kerinduannya?

“Kuharap begitu.” Ucapnya pelan yang dapat ditangkap oleh ibu nya.

“Yasudah. Kau baru pulang kerja, pasti kelelahan. Selamat malam, kesayangan Eomma.”

Wonpil mengulas senyuman tipisnya, “Ne, Eomma. Selamat tidur.”
Eomma nya lah yang memutus panggilannya.

.
.
.

“Selamat pagi, Noona!”

Hari ini adalah hari Weekend. Wonpil, Jisung, maupun si lelaki dingin itu tak masuk ke Kampus ataupun sekolah.

Wonpil membalas sapaan Jisung dengan sebuah pelukan hangat di pagi hari. Semakin lama tinggal bersama Jisung semakin membuatnya berpikir kalau mempunyai adik akan terasa sangat menyenangkan.

“Bagaimana tidurmu?”

Jisung melepaskan pelukannya, “Sangat tidak nyenyak! Jaehyung hyung terus saja merebut gulingku!”

ROOMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang