Jealous?

526 66 61
                                    

Don't forget to vote+comment><

Ini sudah pukul 11.30 p.m, tapi lelaki tampan itu sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Dirinya masih setia mengulum senyumnya dengan pikiran terlempar pada kejadian beberapa jam lalu.

Gadis pemberani itu. Dia sungguh mengganggu pikiran nya.

.
.
.

Wonpil terbangun dari tidur pulasnya, tapi saat ia berbalik, ia tak bisa menemukan siapapun disana. Tidak ada Jaehyung.

Dia pasti sudah bangun duluan, pikirnya.
Ia merenggangkan tangannya sekilas dan mengecek ponselnya. Decakan ia keluarkan saat mendapat notif dari grup kelasnya. Ia menghela nafasnya kesal sebelum menapakkan kaki di lantai dan berjalan menuju keluar kamar.

Dia mengangkat alisnya ketika menjumpai Jisung sedang duduk di ruang nonton dengan remote di atas pangkuannya.

Dia berjalan kearah Jisung sebelum mendudukkan dirinya tepat disamping Jisung. Ia merangkulnya dengan erat. “Yak, Jisung – ah! Dari mana saja, heum. Noona merindukanmu~”

Jisung sempat terkejut sebelum tertawa dan malah berbalik demi memeluk seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakak itu. “Huhu, Jisung juga merindukan Noona. Noona tidak kenapa – napa kan disini?”

Wonpil menaikkan kedua alisnya, “Heum? Kenapa kau bertanya begitu?”

Jisung mengerucutkan bibirnya, “Noona kan disini tinggal berdua dengan Hyung. Dan Hyung adalah orang yang paling menyebalkan yang pernah ku kenal. Bisa jadi ia membuat Noona sakit hati selama aku tidak disini, kan?”

Wonpil tertawa kecil. Sebenarnya, hari – hari dimana Jisung tak ada dirumah adalah salah satu hari terbaik dalam hidupnya.

“Hyungmu baik, kok.”

“Noona jangan melindunginya, dong!”

Wonpil tergelak, “Noona tidak melindunginya, kok. Jaehyungie memang baik.”

Jisung memiringkan kepalanya, “Jaehyungie?”

Dan hal itu membuat Wonpil jadi gelagapan sendiri. Ia mendadak menjadi kaku dan sesegera mungkin mengganti topik pembicaraan. “K – Kau kenapa disini? Kenapa tidak sekolah?”

“Ini hari sabtu, Noona.”

“Ah, iya. Lupa.”

“Noona tidak ke kampus? Hyung sudah berapa jam yang lalu berangkat. Dia terlihat sibuk dan buru – buru tadi.”

Ah, matta! Dosenku tiba – tiba masuk!

Wonpil melirik jam dinding yang tergantung di dinding samping mereka, “Noona ada kelas jam 11 nanti. Ah, aku akan terlambat.” Ucap Wonpil dan langsung beranjak ke kamarnya.

.
.
.

“Noona, Noona sudah siap? Mau ku jemput?”

Wonpil yang sedang memasang sepatunya segera mengadahkan kepalanya demi dapat melihat jam dinding. Sudah jam setengah 11.

“Jika kau tak keberatan?”

Lelaki di sebrang sana terdengar tawanya. Wonpil menggigit bibir bawahnya malu.

“Okay, 5 menit lagi aku sampai, Noona. Kau sudah siap, kan?”

“Sudah kok. Sampai jumpa, Dowoon – ie.” –PIP.

“—Kau bilang kau tidak ke kampus hari ini?”

ROOMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang