im sorry

1.1K 88 3
                                    

Peti mati sudah dimasukkan ke liang kubur , orang yang selama ini biasa kita lihat telah pergi , begitu mudahnya perpisahan itu,tertinggal kenangan yang mungkin suatu saat akan sukar diingat seiring berjalannya waktu . Hari ini menangisinya , hari esok merelakan kepergiannya , kamu akan tetap melanjutkan hidup , kamu akan tetap tertawa ,melanjutkan kehidupanmu, kamu akan menjadi kuat ,kamu akan terbiasa secara perlahan hidup tanpa mereka yang pergi  tapi dibalik itu ada satu kebiasaan pula yang akan selalu kamu rasakan seumur hidupmu ..... "Rindu tak berujung.... Rindu tanpa obat .... rindu tanpa jalan selain doa , seberapa banyak mimpi mu bertemu dengannya tak akan menghilangkan rasa rindu itu "

"Wen kami pergi dulu yah , jaga joohyun baik baik " -seulgi sambil menepuk bahu Wendy

"Iya, gomawo gi untuk semuanya"

"Emmm .... Kita bakalan selalu ada untuk kalian" senyum tulus seulgi memeluk Wendy

Joy ,Yeri juga menghampiri Wendy  juga  memeluknya sebelum benar benar pergi dari apartemen wenrene

Tiga hari ini adalah hari yang begitu melelahkan ,semua terjadi secara tiba tiba , hari yang biasanya di selingi tawa berganti menjadi tangis ,semua begitu cepat , joohyun ....wanita itu harus merelakan kepergian kedua orang tuanya yang tiba tiba akibat kecelakaan , sungguh tidak ada yang siap jika itu tentang mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya

Wendy memasuki apartemen nya kembali , ia lihat appanya duduk di ruang tamu

"Eomma eodiga appa?" Tanyanya sambil duduk di samping mr.son

"Di kamar menemani joohyun " jawab lembut Mr.son ... Wendy hanya terdiam merunduk setelah itu

"Son.... ". Ucap Mr.son sambil mengelus bahu bidang sang anak

"Joohyun membutuhkan dukunganmu , jangan lemah didepannya , kamu sekarang adlah satu satunya pilar untuknya , appa dan eomma akan mendukung mu huh" sambung mr.son

"Nde appa ,aku akan kuat untuk hyunnie"

"Good boy" senyum Mr. Son
" sekarang sana temui istrimu "

Wendy mengangguk kemudian berjalan menuju kamar mereka ,samar samar Wendy mendengar eommanya yang menenangkan sang menantu membuatnya menghentikan niatnya masuk

"Hyun ah , eomma dan appa memang tidak akan pernah bisa menggantikan mereka ,tapi ingat satu hal ... Kamu adalah anak eomma juga , bersandar pada eomma ,appa ,dan Wendy mulai sekarang ,tugas mereka sudah selesai ,jadi biarkan mereka tenang disana oh?"  Peluk Mrs. Son sambil mengelus rambut joohyun yang cukup tenang sekarang dibandingkan hari pertama

"Gomawo eomma , gomawo aku tidak tahu harus berkata apa lagi eomma"

" Tidak perlu berterimakasih Hyun ah , sudah kewajiban eomma menjagamu huh?" Senyum tulus keluar dari bibir wanita itu keduanya kembali berpelukan , Wendy tersenyum melihat itu dari sisi pintu yang terbuka ,ia pun melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu membuat kedua orang itu melepaskan pelukannya , Mrs. Son tersenyum kepada Wendy sebelum ia Elus kepala joohyun lembut sebelum undur diri dari sana , ada elusan lembut juga di bahu Wendy sebelum Mrs.son  melangkah keluar

Wendy melangkah ke arah tempat tidur setelah mendengar pintu tertutup , ia tersenyum melihat wanitanya yang masih terlihat cantik meskipun mata membengkak dan wajah sedikit pucat .... Sesampainya setelah ia berada disamping wanita itu ,rangkulan lembut ia berikan disertai kecupan di dahi , ia Elus lembut lengan wanita itu , Irene hanya tersenyum lemah meletakkan lengannya di pinggang lelaki itu

" Tell me ..... Tell me something i can do for you Hyun ah?"

"Nothing... I just need u to hold me , it Will give me strength "

Wendy terdiam mendengarnya ,ia semakin merangkul wanita itu

"I am sorry....."

"Why?"

" Aku pernah berjanji untuk tidak membuatmu bersedih atau menangis dulu ,tapi ... Sepertinya aku gagal Hyun"

" Semua adalah jalan Tuhan WAN ah , kita tidak dapat menentukan kapan kesedihan itu datang , aku memang menangis dan bersedih tapi itu bukan karna kamu menyakiti aku jadi jangan minta maaf untuk takdir tuhan yang dia berikan padaku.... Cukup biarkan aku bersandar kepadamu sepenuhnya WAN ah ,itu yang kubutuhkan" jawab panjang lebar Irene

Wendy tersenyum ,ia kecup dahi wanita itu lagi sebelum kemudian beralih ke kedua mata wanita itu ,hidung , pipi kanan dan kiri hingga berakhir di bibir pucat itu

"Aku... Adalah suamimu , aku sudah menerima kewajiban itu jauh sebelum appa dan eomma pergi , bersandar lah kepadaku, biarkan aku menanggung beban mu, menjadi tempat keluh kesahmu , aku ada disini ,selalu Hyun ah, akan selalu ada hari seperti ini , akan selalu ada badai badai dari kehidupan tapi bersamamu aku akan menjalaninya ,sampai akhir "

Irene tidak berkata lagi , air mata lolos keluar lagi , pertahanannya runtuh ,ia terlalu terharu akan perkataan suaminya , ia peluk erat lelaki itu ,suara sesenggukan terdengar

"Uljima huh , everything is gonna be alright "

"We Will face this together "

"Promise ... I Will be three till death do US apart"

"Jangan berbicara seperti itu , aku masih ingin hidup lebih lama denganmu " pukul joohyun dengan air mata masih mengalir

Wendy tertawa sebelum memeluk wanita itu lagi

"Maaf kan aku ,ayo hidup lama ,besarkan anak kita , melihat anak anak kita menikah ,mempunyai cucu  cucu imut bahkan kita haru melihat cicit cicit kita huh hahaha, dan menghabiskan waktu tua kita bersama ,kamu suka?"

"Emm...ak hiks aku hiks suka"

"Good ,  karena itu adalah janji"
















*********†**********†**********†****

Don't mind me
Aku hanya merindukan bapake disurga makanya nulis ini hehe maaf yah

TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang