My Lovely Kim Jisoo

1.7K 70 2
                                    

Sore itu, dikala setiap orang berlalu lalang di trotoar dan aku hanya terduduk diam di kursi halte bus. Helaan nafas lolos begitu saja dari mulutku. Di halte bus inilah kedua kalinya aku bertemu dengannya. Gadis yang bermarga sama denganku. Gadis yang mampu membuatku jatuh cinta layaknya orang gila. Gadis itu bernama Kim Jisoo. Sudah satu tahun kami berpisah. Tapi, aku masih sayang padanya. Dan aku, setiap hari hanya bisa memandang langit mengharapkan sebuah keajaiban yang bisa membawanya kembali padaku.

Oh ya, maafkan diriku yang lupa memperkenalkan diri. Namaku Kim Jennie. Aku bekerja sebagai model sebuah majalah. Dan sekarang, aku tengah menunggu bus yang akan membawaku pulang ke Busan. Karena memasuki musim dingin, jadi banyak orang yang berlalu lalang mengenakan mantel. Begitupun aku. Mantel berwarna cream pemberian Jisoo ini selalu membuatku hangat. Dan juga, mantel ini membuatku selalu mengingat dirinya.

Aku tersenyum tipis saat bus jurusan Busan berhenti di halte tempatku duduk. Aku berdiri, kemudian menghampiri bus tersebut. Aku memilih tempat duduk paling sudut di belakang bus. Tempat favoritku dan dirinya. Kami berdua sama-sama dari Busan. Pekerjaannya dulu adalah seorang fotografer. Aku dan Jisoo pertama kali bertemu saat dia menjadi fotograferku. Wajah cantik dan seriusnya saat bekerja, membuatku langsung jatuh ke dalam pesonanya.

Aku tersenyum, saat memori indah itu kembali masuk ke dalam pikiranku. Memori kilas balik yang sangat manis yang sampai saat sulit kulupakan.

***

Flashback On

HT Photo Studio, Seoul.
16 Mei 2019.

"Ya pemotretan hari ini selesai!" Seru Jisoo sambil memperhatikan foto di kameranya.

Aku tersenyum saat melihat wajah Jisoo yang tengah serius menatap foto-fotoku di kameranya. Sebagai fotografer profesional, dia memang selalu memastikan setiap foto yang diambilnya harus sempurna. Iseng, aku pun mendekati dirinya dan berdiri di sampingnya berpura-pura untuk melihat hasil fotonya.

"Hasil fotonya bagus." Ucapku yang mengagetkannya.

Jisoo menatapku sejenak, lalu tersenyum dan menyodorkan kameranya padaku, "Kau tampak cantik di kameraku."

Aku tersenyum manis, kemudian bertanya, "Bagaimana dengan diriku di balik kamera?"

Jisoo kembali menatapku sejenak, seraya berkata, "Kau lebih jelek dibanding hasil fotoku."

Aku melunturkan senyumanku dan memukul pelan lengannya seraya berkata, "Ya! Maksudmu aku lebih cantik pake filter kamera gitu?!"

Jisoo terkekeh sejenak. Lalu meraih tanganku dan mencium punggung tanganku. Setelah itu dia menatapku dengan mata teduhnya seraya berkata, "Kau tetap terlihat cantik meski kau jelek sekalipun."

Ini yang kusuka dari Jisoo. Perkataannya yang mampu membuatku tersipu. Kita telah menjalin hubungan selama 2 tahun. Suka dan duka telah kita lewati bersama. Orang bilang jika hubungan tidak ada konflik, maka tidak akan bertahan lama. Aku setuju dengan itu semua. Buktinya, hubunganku dan Jisoo bisa bertahan sejauh ini.

"Kau mau makan siang bersama?" Tanya Jisoo yang langsung kuangguki.

"Di restoran yang biasa ya." Ucapku dengan nada manja.

Jisoo mengangguk dan tersenyum manis seraya berkata, "Geurae. Aku akan membereskan barang-barangku dulu."

Setelah itu, dia pergi meninggalkanku untuk membereskan barang-barangnya.

***

Jisoo sangat senang mengajakku makan siang di sebuah restoran terkenal di Seoul. Ya, Seoul. Karena kami sama-sama bekerja di Ibukota dari Korea Selatan ini. Sesekali, Jisoo menyuapiku dengan makanan pesanannya. Begitu juga denganku. Terkadang, suara tawa keluar dari mulutnya. Membuatku tak ingin berhenti mendengar suara tawanya. Itulah saat-saat paling bahagia dalam hidupku.

Blackpink OneShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang