#21 - Taeyong dan Kekesalannya

202 21 3
                                    

Setelah satu jam perjalanan, mobil van yang mereka tumpangi akhirnya sampai. Ten turun bersama Heechul dan menghempaskan koper besar yang sudah membuat punggungnya mati rasa. Sementara itu Heechul merentangkan tangannya di hadapan rumah tunggal dengan bangunan kecil bertulisan 'Salon Kecantikan Heenim' di depannya.

"Home sweet home." ucapnya. Ten menatap takjub bangunan itu. Ia tidak ingat kapan terakhir kali ke tempat ini. Yang pasti itu sudah lama sekali. Mungkin kakak kembarnya yang ingatannya lebih tajam dari dia lebih mengingat tempat ini.

Taeyong lalu berdiri di sebelahnya dengan wajah masam. Ia tidak mengerti kenapa ia berakhir ikut pergi bersama Ten untuk mengantar bibinya. Sekarang ia tidak jauh berbeda dengan pesuruh. "Kau bisa menaruhnya di dalam." perintah Heechul menunjuk barang-barang lainnya yang ada di tangan Taeyong.

Taeyong mendelik pada Ten. Ten hanya bisa menggumamkan 'Sudah, turuti saja' dan 'Maaf' sambil meringis. Taeyong pun hanya bisa mendengus sebal. Tidak hanya sampai disitu. Heechul juga memanfaatkan dua anak muda ini untuk membantunya membereskan rumah. Masih terdapat debu-debu sisa renovasi dan barang-barang yang berserakan. Taeyong terpaksa melepas semua aksesoris di tangannya. Juga Taeyong harus mengganti kaus 150 dolarnya ke kaus lusuh agar tidak kotor.

Di tengah-tengah dumelannya, Taeyong tiba-tiba melihat seekor kecoa melintas di depan wajahnya. "Aggghhh!!!" teriak Taeyong panik. Ia berlarian ketakutan menimbulkan kehebohan di rumah Heechul. Ten bersama sapu di tangannya mencoba mengejar kecoa tersebut. Dengan ahli ia membereskan kecoa yang sudah berhasil dibunuhnya. Taeyong tercengang menatapnya.

"Apa?" tanya Ten masih terlihat tenang.

"Bagaimana bisa kau setenang itu??"

"Itu hanya serangga."

"Itu kecoa! Makhluk paling mengerikan selain iblis! Tidak, dia kaki tangan iblis!"

"Dia tidak lebih besar darimu." Ten melengos.

"Tapi dia bisa terbang! Hey! Ten Lee!" Taeyong masih kesal karena dianggap remeh oleh Ten. Terutama mengingat Ten adalah seorang gadis. Harga diri Taeyong sudah terjun bebas. Ini memalukan.

Acara beres-beres rumah itu akhirnya selesai. Keduanya menemukan panggung kecil di halaman belakang rumah Heechul dan bersantai di sana. Taeyong sudah membaringkan tubuhnya di atas panggung itu lebih dulu. Ten menyusulnya dengan membawa dua kaleng soda.

"Tidak ada bir?" tawar Taeyong.

"Ini masih siang." sahut Ten.

"Tidak ada hubungannya, aku mau bir." rengek Taeyong mengerucutkan bibir. Ten mendeliknya. Jujur, baru kali ini ia melihat Taeyong merengek seperti bayi. Entah itu sifat aslinya atau bukan. Karena setahu Ten, Taeyong hanya pria kasar yang terus mengerutkan kening dan menjauhkan diri dari orang-orang. "Ten, aku mau bir!!" kali ini ia menghentakkan kakinya. Tapi, Taeyong yang begini terlihat menggemaskan.

Mendengar Ten terkekeh, Taeyong bangkit dan semakin merengut. "Kenapa kau tertawa, hah? Ada yang lucu??" Tawa Ten meledak begitu saja.

"Yak, nona Lee!" seru Taeyong kesal. Sepertinya hari ini agenda Ten adalah 'membuat Taeyong kesal seharian'.

"Kau, lucu, seperti bayi." kata Ten mencubit gemas pipi Taeyong yang menggembung kesal. Wajah Taeyong sontak memerah bak kepiting rebus. Mereka bertatapan sejenak.

"Kau sudah mencuci tanganmu?" tanya Taeyong dengan suara bergetar karena gugup. Ten mengedipkan matanya juga memiringkan kepalanya.

"Belum." jawabnya dengan wajah tanpa dosa. Taeyong langsung menjauhkan tangan Ten dan mengelap wajahnya dengan ujung kaos lusuh yg ia kenakan. Ten kembali terkekeh. Bunyi kunci terbuka dari kaleng soda terdengar menyegarkan. Ten meneguk sebagian sodanya lalu mendesah nikmat.

You're Too BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang