Flower 2

887 99 5
                                    

Happy reading!!


Di akhir acara, Eunwoo mengajukan diri untuk mengantar Eunha pulang. Awalnya gadis itu menolak namun, karena tak ingin mengganggu Yuju yang akan pulang bersama Dokyeom, akhirnya Eunha menerima ajakan tersebut.

" Terima kasih sudah mengantarku Eun" ucap Eunha dan tersenyum manis.

" Ya. Setelah 5 tahun berlalu, kau tidak berubah Na. Masih cantik dan baik seperti dulu, bodoh sekali aku melepaskanmu waktu itu" tutur Eunwoo dengan kekehan kecil di ujungnya. Eunha menunduk, mengerti arah pembicaraan Eunwoo.

" Eun, itu sudah menjadi masa lalu. Aku senang karena kau masih menjadi sahabat terbaikku" ujar Eunha.

" Bagaimana hubunganmu dengan Jungkook? Kudengar dia berada di Jerman" tanya Eunwoo. Eunha mengangguk lemah.

" Ya, hubunganku dengannya baik. Meski kadang dia tak memberi kabar, tapi aku maklum, dia pasti sangat sibuk di sana" jawab Eunha. Eunwoo mengusap kepala Eunha lembut.

" Tenanglah, aku tau dia pria yang baik" hibur Eunwoo dan membuat Eunha tersenyum kembali. " Na, maaf" ujar Eunwoo membuat dahi Eunha mengernyit. Belum sempat Eunha bicara, Eunwoo sudah menariknya masuk ke dalam pelukannya. Eunha kaget namun, tak berniat membalas pelukan Eunwoo. " Sebentar saja" ucap Eunwoo lirih, menyadari bahwa perasaannya tak pernah berubah untuk gadis ini. Eunwoo melepaskan pelukannya, kemudian menatap ke arah Eunha. " Aku pulang, kau masuklah ke dalam. Selamat malam" pamit Eunwoo dan langsung melajukan mobilnya. Eunha memandang hingga mobil tersebut hilang dari pandangannya.

" Maaf Eunwoo" ucapnya lirih.

***

Sudah 3 bulan berlalu dan hubungan Eunha dengan Jungkook semakin renggang. Jungkook tak pernah menghubungi atau sekedar memberi kabar pada Eunha. Perasaan Eunha serasa diombang-ambing oleh pria itu. Mencoba untuk percaya namun terkadang goyah mengingat komunikasi mereka yang tak baik. Dan selama itu pula Eunwoo lah yang selalu mendampingi Eunha. Menemani keseharian gadis itu, membuat sang gadis mulai merasa nyaman kembali.

" Pagi mungil!" sapa Eunwoo dan mencubit gemas pipi chubby Eunha.

" Berhenti mencubit pipiku Eunwoo!" omel Eunha. Eunwoo terkekeh.

" Maaf"

" Oke, tapi es krim vanila satu dan aku memaafkanmu" balas Eunha. Eunwoo tertawa.

" Baiklah princess, sesuai keinginanmu. Nanti setelah membantumu mengantarkan pesanan bunga ini, aku akan mentraktirmu es krim. Sebanyak apapun itu" oceh Eunwoo, berhasil mengembangkan senyum Eunha.

Ya, hari ini toko bunga Eunha sedang sibuk-sibuknya. Tokonya mendapat pesanan bunga untuk menghiasi satu gedung perusahaan terbesar di negara tersebut. Yang Eunha dengar itu untuk menyambut kedatangan CEO mereka yang baru pulang dari luar negeri. Eunwoo yang merupakan rekan dari perusahaan tersebut lah yang mengusulkan toko bunga Eunha dan berakhir seperti ini.

Sesampainya di gedung tersebut, Eunha sempat terpukau dengan kemewahannya. Benar-benar luar biasa.

" Berhentilah membuat ekspresi konyol seperti itu Eun. Ayo masuk" ejek Eunwoo membuat Eunha memandangnya sebal. Namun, Eunha tetap menerima ajakan Eunwoo masuk dengan Eunwoo yang membantunya membawakan bunga-bunga tersebut. Di dalam sudah terlihat sangat sibuk dan ramai. Semua orang berlalu-lalang menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk acara nanti malam. Begitupun dengan Eunha yang langsung membantu menata bunga-bunga indah yang cantik tersebut. Eunwoo juga ikut membantu, lebih tepatnya ia asyik menikmati wajah Eunha yang terlihat semakin cantik jika sedang serius. Mengalahkan cantiknya bunga yang berada di sekitarnya.

Suara dering handphone mengalihkan perhatian Eunwoo. Melihat hpnya sebentar kemudian memutuskan untuk menjauh sedikit dan mengangkat panggilan itu. Eunha yang sedang sibuk mengurus bunganya tidak menyadari Eunwoo yang pergi sebentar dan juga orang-orang perusahaan yang baru saja tiba. Begitu melihat rombongan tersebut yang terdiri dari CEO dan sekretarisnya serta beberapa pengawal, semua orang dalam gedung berhenti sejenak dan membungkuk hormat. Kecuali Eunha karena gadis itu tak menyadarinya sama sekali.

Eunha yang kini membawa satu buket bunga besar, berjalan dengan sedikit sempoyongan karena badannya yang kecil dan bukat bunga yang menutupi pandangannya. Beberapa saat kemudian...

BRUGH!!

Eunha menabrak seseorang dan buket bunga yang sudah dibuatnya jatuh berhamburan. Eunha kaget.

" Hey, kau bisa berjalan dengan baik hah?!" bentak Yeri, perempuan yang baru saja ditabrak Eunha. Eunha kaget mendengar teriakan Yeri. Ditolehkannya badannya menghadap Yeri dan membungkuk dengan takut.

" Maaf nona, aku tidak sengaja. Aku tidak tau kau ada di situ" tutur Eunha.

" Kau tidak tau?! Bahkan semua orang menyadari kehadiranku sedangkan kau bilang kau tidak tau?!" bentak Yeri marah. Badan Eunha semakin ketakutan. Dilihatnya pandangan orang-orang yang menatap iba ke arahnya.

" Maafkan saya nona" ucap Eunha lagi. Yeri berdecak kesal.

" Permintaan maafmu tak berguna! Kau lihat bunga-bunga yang berantakan di lantai ini! Benar-benar bunga yang buruk! Siapa orang bodoh yang menyewa jasamu untuk menghias gedung ini, kau adalah pilihan yang buruk" sindir Yeri membuat air mata Eunha jatuh. Yeri bahkan tak tau bagaimana telatennya Eunha merawat bunga-bunganya dan sekarang semudah itu perempuan di depannya ini menghinanya? " Aku pastikan tuan Jeon akan sangat marah melihat bagaimana perempuan tidak sopan sepertimu mengotori acara penyambutannya dengan bunga murahan!" bentak Yeri. Eunha hanya terdiam. Tak ada yang membantunya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening dan menegangkan semua orang. Suara pantofel yang terdengar mengalihkan perhatian banyak orang. Pria dengan badan tegap dan sorot mata tajamnya perlahan datang mendekat. Aura dingin sekaligus menawan memancar dari pria itu. Ia mendekati Yeri, sekretarisnya.

" Ada apa ini?" tanyanya dingin. Yeri menoleh dan tersenyum manis kemudian melirik ke arah Eunha dengan tajam.

" Dia tidak sopan tuan dan baru saja mengacaukan hiasan untuk pesta penyambutanmu nanti" jawab Yeri. Jungkook, pria yang nanti malam akan resmi menjabat sebagai CEO itu ikut menoleh ke arah gadis yang ditunjuk Yeri. Seketika matanya membulat dan menatap dengan sangat intens ke arah Eunha. Iya benar, yang berdiri di depannya ini adalah Eunhanya. Meski kini rambutnya dipotong pendek namun Jungkook masih bisa mengenalinya dengan baik.

" Eunha" panggil Jungkook lirih. Eunha terdiam, suara yang sudah lama tak didengarnya mendadak memanggil namanya. Didongakkannya kepalanya dan air mata Eunha serasa ingin keluar lebih banyak mengetahui pria didepannya ini adalah kekasihnya yang sudah lama dirindukannya.

" Jungkook" balas Eunha lirih. Tanpa aba-aba, Jungkook menarik Eunha masuk ke dalam pelukannya dan memeluknya erat. Mengecup kepala perempuan yang sangat disayanginya itu, tak peduli tatapan aneh dari orang-orang. Sedangkan Eunha hanya diam namun terdengar jelas isak tangisnya.

" Tuan Jeon, dia—

" Dia calon istriku. Tunda semua jadwalku, aku tidak ingin diganggu satu hari ini" tutur Jungkook pelan, memotong ucapan Yeri dan segera menarik Eunha untuk ikut dengannya. Dan semua kejadian itu dilihat jelas oleh pria yang berdiri di ujung koridor kantor dengan tatapan lirih.

" Ternyata aku memang tidak bisa mendapatkanmu lagi Na"


Vote + Follow :))

MILKY WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang