Mr. Blue 2

946 113 3
                                    

Happy reading!!


Eunha mengusap air mata yang masih menggenang di wajahnya. Terus menunduk,tak berani menatap ke arah Jungkook. Malu, tentu saja. Sekarang dia berdiri di depan orang yang disukainya selama ini dalam keadaan yang menyedihkan. Eunha bahkan sudah tak bisa menjelaskan bagaimana kondisi pakaiannya kini.

" Hey, jangan menangis lagi. Mereka nggak akan nyakitin lo" hibur Jungkook. Ingin memeluk gadis mungil itu namun sadar bahwa dia bukanlah siapa-siapa. Eunha mengangguk dan memberanikan diri menatap Jungkook.

" Makasih udah nolongin. Tapi, kau tidak perlu sampai berbicara sekasar itu pada Tzuyu" ucap Eunha dengan pelan. Jungkook tersenyum, gadis di depannya ini memang sungguh baik.

" Untuk gadis sepertinya tak ada hal yang lebih pantas dibandingkan yang gue buat tadi. Nggak usah ngerasa bersalah. Ini, pakai jaket gue. Seragam lo kotor" tutur Jungkook dan menyerahkan jaket berwarna hitam yang Eunha yakin pasti sangat mahal. Eunha menggeleng.

" Jangan, seragam aku kotor nanti jaketnya ikutan kotor" tolak Eunha. Jungkook terdiam sebentar kemudian menarik Eunha lebih dekat dengannya. Dipasangkannya jaket tersebut, tak peduli ocehan Eunha.

" Pakai aja, gak usah dikembaliin. Oke" ucap Jungkook dan hanya dibalas anggukan oleh Eunha. Jungkook mengusap rambut Eunha pelan, kemudian menggandeng tangannya dan mengantarkannya ke kelas. Memastikan bahwa tak ada yang berani mengganggu gadis polos ini lagi. Sedangkan Eunha sudah tak kuasa menahan debaran jantungnya dan rona merah yang membuat pipinya merah bagaikan tomat sekarang.

***

Eunha menghempaskan tubuhnya di atas kasur berwarna putih miliknya. Mengingat kejadian di sekolah bersama Jungkook membuat debaran di jantung Eunha semakin kuat. Menutup matanya sebentar untuk melepas rasa lelah, namun terbuka kembali saat mengingat sesuatu yang hampir dilupakannya. Kotak biru. Eunha meraih tasnya dan mengambil kotak berwarna biru tersebut. Senyum kembali terukir di bibir merah mudanya, perlahan dibukanya. Kalung perak berkilauan dengan ukiran namanya itu terpampang di depan Eunha. Sungguh indah. Eunha bahkan tak percaya bahwa ini diberikan untuknya. Dibawah kalung tersebut terdapat note kecil.

Hai, kali ini aku ingin memberikanmu sebuah kalung

Menurutku kau akan terlihat sangat cantik jika mengenakannya

Maaf masih belum bisa menunjukkan diriku, aku takut kau akan kecewa jika tau siapa aku

Mungkin sebentar lagi, setelah aku mengumpulkan cukup keberanian untuk menemuimu

Pakailah kalung itu, kuharap menyukainya, bunny

_Mr. Blue_

Eunha tersenyum lebar, menyimpan note tersebut kemudian beralih ke depan meja rias kecil di atas meja di samping tempat tidurnya. Cantik. Eunha memegang kalung yang sudah tersemat di leher putihnya. Siapapun itu, Eunha harap mereka bisa segera saling bertatap muka.

***

Eunha membuka pintu kelasnya dengan kasar. Kosong, tentu saja. Ini baru jam enam lewat 20 menit, Eunha datang terlalu pagi. Namun yang mengecewakannya adalah kotak hadiah berwarna biru yang tak pernah lagi ada di dalam lokernya. Apa hadiah kalung tersebut adalah hadiah yang terakhir. Eunha berjalan menuju tempat duduknya, meletakkan tasnya kemudian memilih untuk mendengarkan lagu sambil memandang suasana di luar sekolah dari jendela. Hari ini Yuju tidak datang, sepertinya Eunha harus bersabar jika akan diperlakukan sangat buruk hari ini.

Terlalu asyik dengan kegiatannya hingga tak menyadari suasana kelas yang sudah ramai. Begitu Eunha menoleh, sudah bisa dilihat bangku-bangku yang hampir terisi. Eunha menoleh ke arah bangku Tzuyu, kosong. Apa gadis itu belum datang? Eunha mengedikkan bahu mencoba untuk tidak peduli. Kembali dipasangkannya earphone miliknya dan menutup mata.

BRAKK!!

Suara pintu kelas yang terbuka kasar mengagetkan semua penghuni kelas. Termasuk Eunha. Dilihatnya sosok Tzuyu berdiri di depan kelas dengan ekspresi yang terlihat sangat marah. Disampingnya berdiri dua orang temannya. Eunha sebenarnya tak peduli tapi, tatapan marah itu justru mengarah ke arah dirinya.

" Jung Eunha!!!" seru Tzuyu membuat semua orang menoleh ke arah Eunha. Eunha hanya menatap datar ke arah Tzuyu. Tzuyu melangkah mendekati Eunha dan tanpa aba-aba, Tzuyu menjambak rambut Eunha ke belakang. Eunha meringis kesakitan.

" Argh, Tzuyu, apa yang kau lakukan? Lepaskan, ini sakit" mohon Eunha. Air mata sudah mulai menggenangi wajahnya karna jujur saja ini sangat menyakitkan. Tzuyu hanya tertawa sinis dan semakin kuat menarik rambut Eunha.

" Sakit? Ini pantas kau dapat, dasar sampah! Kehadiranmu di sini memang membawa sial untuk semua orang! Kau pikir kau siapa hah?! Hanya seorang gadis yang berasal dari keluarga miskin!! Setelah berhasil mempermalukanku di kantin, menggoda Jungkook, dan sekarang kau menuduhku?! Apa kau benar-benar ingin melihatku keluar dari sekolah?! Dasar sampah tak berguna!" bentak Tzuyu dan melepaskan tangannya dari rambut Eunha kasar. Eunha menangis namun tak berani melawan.

" Apa yang kau katakan? Aku tidak seperti itu, aku tidak menuduh apapun padamu" isak Eunha, membuat semua merasa iba namun, tak berani untuk membantu. Tzuyu mendekatkan wajahnya dengan wajah Eunha kemudian mengangkat dagunya kasar.

" Jangan berpura-pura Jung Eunha! Berhenti bersikap sok malaikat seperti ini, jika memang kau sama seperti perempuan murahan di luar sana! Sepertinya aku tau apa alasanmu melakukan ini, kau takut aku akan menghancurkanmu lebih dalam,karna itu kau berusaha menyingkirkanku! Ingin kuberitau satu hal? Mau sekeras apapun usahamu, kau dan ayah bodohmu itu tak akan pernah bisa menandingi keluargaku!" seru Tzuyu. Eunha menatap tajam ke arah Tzuyu. Tanpa diduga, Eunha mendorong Tzuyu dengan kuat.

" Berhenti menghina ayah dan keluargaku Tzuyu! Mereka tidak ada hubungannya dengan masalah kita! Kau benar-benar jahat! Menyombongkan sesuatu yang bukan merupakan hasil jerih payahmu! Aku bahkan tidak mengerti mengapa kau tiba-tiba membullyku saat aku tidak melakukan apapun padamu!!" bentak Eunha untuk yang pertama kalinya. Tzuyu berdiri dan langsung menampar Eunha dengan kuat.

" Kau benar-benar sial! Kau menuduhku mencuri uang iuran kelas dan melaporkannya pada Bu Irene kan, kau melakukannya karna ingin mempermalukanku!! Aku memang bendahara di sini karena itu, kau ingin membuatku terlihat sebodoh mungkin! Sekarang ikut aku!!" perintah Tzuyu dan menarik paksa lengan Eunha untuk mengikutinya.

" Tidak, aku tidak melakukan itu. Tolong, lepaskan. Ini sakit Tzuyu" isak Eunha dengan pipi kanan yang memerah karena tamparan Tzuyu. Tzuyu tak peduli dan terus menarik paksa Eunha dengan kuat. Ia bahkan tak peduli dengan tatapan para siswa-siswi yang menatap iba ke arah Eunha. Tanpa sadar, Eunha menggenggam erat kalung yang berada di lehernya dengan kuat. Berharap kali ini ada yang akan membantunya.


Vote + Follow :)

MILKY WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang