Aku pernah menemukan kebahagiaanku setelah kehilanganmu waktu itu, aku pernah nyaman-kembali dengan seseorang, aku tertawa, tetapi, dia tidak pernah bisa menggantikan posisimu di hatiku. Aku hanya sekedar bahagia, tetapi tetap saja hanya ada namamu, itu sebabnya aku sangat ingin bersamamu, itu sebabnya saat ini aku memilih membodohi diriku demi hatiku.
Jika aku tidak bisa memilikimu bolehkah hanya dengan menggenggam? Jika aku tidak bisa bersamamu bolehkah hanya dengan sekedar? Aku mencintainya tanpa egois. Aku tidak perduli hatiku yang patah, aku tidak perduli hari-hari yang menyedihkan, jika memang bagimu aku angin bisakah kamu menjadi daunnya? Agar ketika kamu gugur kamu bisa bersamaku, agar ketika kamu gugur kamu tidak terjatuh kebawah, walau kadang bagimu anginlah yang membuatnya berguguran.
Bukan aku yang mendekat, tapi kamu. Bukan aku yang datang, tapi kamu. Bukan aku yang berharap tetapi kamu yang memberi harapan. Kamu yang mulai tanpa mengakhiri dan kamu yang melanjutkannya kembali, dan aku yang tidak pernah bisa menghentikan.
Aku hanya ingin kebahagiaan, aku hanya ingin didekatmu, dan akupun-menjadi orang paling sadar diri jika kamu tidak memberi harap. Kamu yang meyakininya, kamu yang datang membahagiakanku, membuatku kembali berharap aku bisa kembali bahagia.
-Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN
Non-FictionAku tau dihatimu mungkin aku bukan apa-apa. Hanya aku yang menggenggam, sedangkan kamu tidak. Dan bodohnya terluka tidak pernah bisa membuatku berhenti:') Aku hanya mempunyai harapan, seperti air laut, dengan arus yang menuntunnya ke tepi laut palin...