Kalimat itu. Sudah tidak berarti.
Hari demi hari berlalu.
Sudah memasuki bulan ketiga Alka mengajar, tersisa dua bulan lagi kebersamaannya dengan Leana di sekolah. Hubungan mereka tidak ada yang mengetahui, hanya Dara dan Aina yang tahu walau kedua orang itu sama-sama belum sepenuhnya menerima dengan alasan yang berbeda.
Saat di lingkungan sekolah Alka memperlakukan Leana layaknya murid lain. Namun terkadang mereka mencuri waktu kebersamaan, di waktu istirahat mereka berdua akan pergi ke belakang gedung sekolah, makan bersama di sana sambil mengobrol, namun Leana yang selalu lebih mendominasi, bahkan tak jarang Alka tertawa saat mendengar leluconnya.
Kini, Leana lah yang menjadi alasan Alka tertawa.
Setiap hari Leana tak pernah terlewatkan datang ke rumah Alka walau untuk sekadar memasak, menyiapkan makanan untuk sang pemilik rumah.
"Nanti kalau udah habis ngajar di sekolah, kak Alka bakal pulang ke Surabaya?" Leana pernah bertanya demikian saat pulang bersama dari sekolah.
Alka terdiam cukup lama, sampai akhirnya ia menggeleng. "Nggak. Aku bakal nyari kerjaan lain, kerjaan tetap di sini." Dan jawabannya mampu mengukir senyum lebar nan bahagia di bibir Leana.
***
"Alka yang temannya Aina?" Ergian bertanya pada Leana dan dibenarkan oleh gadis itu. "Sejak kapan Khansa kenal dia?"
Ergian dibuat bingung ketika Khansa tiba-tiba memintanya mengajak Alka untuk ikut berlibur bersama mereka bertiga saat ia membahas rencana liburan mereka ke daerah kabupaten Bandung Barat minggu depan.
"Aku yang kenalin, Bang. Kita sering main dan Khansa mulai deket sama kak Alka."
Jawabannya hanya diangguki oleh Ergian.
Leana pun berharap Alka bisa ikut, setidaknya itu akan jadi pertama kali baginya berlibur dengan Alka.
"Ya sudah ajak dia, itu juga kalau dia nya mau ya Khansa?" Dan si kecil Khansa mengangguk girang mendapat persetujuan Ergian, bahkan Leana pun dibuat senang mendengarnya.
Akan tetapi, Alka menghancurkan antusias Leana saat gadis itu memberitahunya dan ditanggapi dengan penolakan oleh Alka.
"Gak mau."
Leana mulai memasang muka cemberut. "Sekali aja kak, lagian kita gak pernah liburan bareng."
"Nanti aja liburan berdua."
"Khansa yang minta loh, dia bakal sedih kalo Kak Alka nolak ajakannya."
"Aku bakal bujuk dia."
Dan Leana pun terdiam, merasa tak mampu membujuknya lagi. Akhirnya dia beranjak berdiri sambil membawa bungkus sampah makanan ringan di meja yang baru saja mereka habiskan. Saat berjalan pergi, Leana menghentak-hentakkan kakinya seolah menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal, namun hal itu malah lucu di mata Alka membuatnya tersenyum.
"Iya udah, aku ikut."
Leana langsung berbalik badan dengan mata melebar.
"Aina ikut juga gak?" Namun ekspresi wajah senangnya berubah saat Alka bertanya demikian.
"Nanti aku tanya." katanya sebelum kembali melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkalea [GxG]
Teen Fiction[Completed] Alka, seorang perempuan egois yang selalu memikirkan diri sendiri. Ia juga mempunyai hobi suka membuat orang lain marah pada dirinya. Meskipun umurnya 25 tahun tapi sikapnya tak mencerminkan usia dirinya. Alka adalah seorang guru olahra...