Chapter 12

239 33 11
                                    

"Tidak peduli jika hujan menyerangmu, tidak peduli jika gelap menghapusmu. Bukalah matamu dan rasakan, kau tidak sendirian."

****

Happy Reading


Pada rabu sore, keempat anak keluarga Kim disibukkan dengan membersihkan rumah. Seokjin mendapat kabar dari orang tuanya, jika mereka akan pulang ke Korea. Maka dari itu Seokjin, Jimin, Taehyung, Jungkook, dan Yewon tetap dirumah untuk membuat makanan sekaligus membersihkan rumah. Lain dengan Yoongi, Namjoon, dan Hoseok, mereka pergi ke airport untuk menjemput orang tua mereka.

Seokjin dan Yewon berada di dapur, suasananya tenang, aman, dan damai. Mereka sedang membuat makanan kesukaan kedua orang tuanya. Berbeda dari ketiga orang ini, mereka sedang berdebat mengenai siapa yang lebih tampan. Suara mereka bahkan sampai ke telinga Seokjin, membuatnya jengah sendiri.

"Yak!! Bisakah kalian berhenti bertengkar!? Tidak ada satupun dari kalian yang tampan! Karena hanya aku seorang yang paling tampan disini. Cepat selesaikan pekerjaan kalian!! Eomma dan appa akan datang sebentar lagi!" Ketiganya dibuat melongo dengan ucapan Seokjin. Dia mengomel sudah seperti seorang rapper saja, ibunya pun sudah pasti kalah dengannya.

Ketika Seokjin kembali ke dapur, ketiganya pun melanjutkan aktivitas membersihkan rumah dengan gerutuan tak jelasnya. Tapi Seokjin tetaplah Seokjin, telinganya sangat tajam jika mendengar seseorang mengumpat.

"KALIAN BERTIGA BERHENTI MENGGERUTU DAN MENGUMPAT PADAKU!!" Teriak Seokjin dari arah dapur.

****

Incheon Airport
17.49 KST

Sudah berulang kali Namjoon melihat pintu kedatangan, sedangkan Yoongi dan Hoseok duduk tenang di kursi. Kabarnya, pesawat dari Jepang akan mendarat pada pukul 17.05 tapi sampai saat ini mereka belum mendengar jika pesawat itu sudah sampai. Bahkan Seokjin sudah menelpon Yoongi berulang kali, bertanya kapan mereka sampai.

"Hyung... kenapa mereka belum sampai juga? Aku jadi khawatir." Ucap Hoseok menghadap Yoongi.

"Aku juga tidak tahu, semoga saja tak terjadi apa - apa. Duduklah dengan tenang Kim Namjoon!" Tatapannya beralih pada Namjoon yang sedari tadi mondar - mandir tak jelas.

"Aku tak bisa tenang, hyung! Bag-" Ucapannya terpotong kala melihat banyak orang berhamburan menuju meja informasi.

"Ahjumma! Maafkan aku. Aku ingin bertanya, kenapa ahjumma berlari? Ada apa?" Tanya Hoseok.

"Pe-pesawat dari Jepang terjatuh, hikss... dan putraku ada disana." Tangis wanita paruh baya itu benar - benar membuat hati ketiga anak tuan Kim berdesir tak karuan. Lalu wanita tersebut berlalu tanpa mendengar satu patah kata pun dari mereka.

"H-hyung.... itu tidak benar kan?" Lirih Namjoon.

"Sebaiknya kita segera ke meja informasi dan tanyakan kebenarannya!" Yoongi pun sama kalutnya dengan mereka, tapi ia harus tetap tenang.

Disana, ada banyak orang yang berlarian tak jelas, menangis, dan hanya menatap kosong kedepan. Mereka bertiga dengan cepat menerobos kerumunan dengan susah payah agar dapat melihat siapa saja korban pesawat itu.

Berhasil!!

Yoongi membaca setiap nama yang tertera di kertas, matanya terus bergerak mencari nama kedua orang tuanya. Berharap mereka bukan bagian dari korban jatuhnya pesawat. Namun harapannya tidak terkabul, nama itu......

About Us [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang