Struggel Angel 02

2.2K 234 3
                                    

Jari lentik Hyukjae mengelus kepalan tangan kecil cucu pertamanya, putra dari anak sulungnya yang telah dinyatakan meninggal setelah melahirkan bayi prematur ini.

"Anakku berkorban untukmu, cepatlah sembuh kau harus siap menghadapi hidup ini sebagai pengganti Taemin, juga menebus dosa dari Choi Minho". Hyukjae menangis pilu lagi, isakan kecil terdengar dari balik masker medis yang di gunakannya.

"Aku tak berharap kau mati, karena Taemin ku rela kesakitan untuk mepertahankanmu" ia tahu apa yang ia katakan pada bayi lemah ini amat lah kasar.

Menatap lamat pada bayi rapuh dalam inkubator dengan alat bantu napas dan selang-selang yang menempel pada tubuh kecilnya.

"Selalu lakukan perawatan terbaik untuknya" Hyukjae meninggalkan ruang intensive khusus bayi itu.

Setelah itu ia pergi meninggalkan cucunya. Dia sadar seharusnya ia tidak menaruh benci pada mahluk mungil itu. Tapi apa daya ia terlanjur sakit hati atas kehadiran anak itu semuanya menjadi hancur, ia kehilangan salah satu harta berharganya, Lee Taemin.

Sepanjang di rawat di inkubator Lee Minhyung sering di jenguk oleh Lee Taeyong karena Lee Donghae dan Hyukjae selaku pihak kakek dan nenek masih belum bisa menerima Minhyung.

Nama yang Taeyong berikan pada Keponakannya, nama yang di titipkan Taemin untuk jagoan kecilnya.

Perawatan pun tidak selamanya berjalan mulus. Beberapa kali bayi kecil itu mengalami perburukan, seringkali bayi kecil itu apneu atau henti napas secara mendadak.

Hari itu Minhyung resmi keluar dari inkubator yang selalu memberinya kehangatan. Walau masih harus di rawat di ruang pemulihan dengan hidung mungilnya masih terpasang selang oksigen dan tangan kecilnya sudah tidak terinfus lagi.

Taeyong menggendongnya penuh haru.
"Minhyung-ie sayang, selamat yah sudah sehat. Mama Yongie dan Papa Jae senang sekali"

"Minhyung tahu ? Ibu Taemin-ie punya  Minhyung sudah bahagia di surga. Kita do'a kan selalu yah, ia akan senang jika melihat Minhyung sehat dan bahagia"

"Minhyung tidak sendiri jangan bersedih" Taeyong tak bisa menahan tangisnya. Jari lentiknya masih membelai pipi halus bayi itu

"Kau bilang jangan bersedih pada Minhyung tapi air mata mu sendiri keluar deras" Jaehyun mengusap air mata yang mengalir di pipi halus istrinya.

"Dia terlalu kecil untuk melewati hal semenyedihkan ini sayang" jawab Taeyong pilu

"Aku sangat menyayangi nya. Tapi kenapa Eomma dan Appa tega mengirimnya ke luar negeri, dia akan sendiri" isakan Taeyong makin deras. Jaehyun memeluk istrinya itu dengan sayang. Kekasih yang ia nikahi dua minggu lalu itu.

Tangan Jaehyun mengelus pelan pipi Mark.
Doa dalam hati terucap untuk bayi malang itu. Istrinya sangat menyayangi anak dari kakak nya ini.

Tepat usia empat bulan, Minhyung di bawa pulang oleh taeyong ke kediaman Lee. Hyukjae hanya memandangi saja cucu pertamanya itu begitu pun dengan Donghae.

Empat bulan Mark harus tumbuh di dalam inkubator untuk siap hidup tanpa alat di dunia luar.

Malam itu Taeyong hendak melihat Minhyung yang tengah tertidur, di khawatirkan terbangun karena diapers yang penuh atau ingin minum susu. Bergerak pelan agar suami yang tidur di sampingnya tak terganggu.

Berjalan pelan menuju kamar bayi yang berhadapan langsung dengan kamarnya. Melihat pintu terbuka lebar, Taeyong melihat siapa yang di dalam jamar keponakannya.

Namun bukannya si bayi yang menangis, Taeyong melihat orang dewasa yang tengah bersimpuh di samping box bayi itu, Hyukjae yang terisak menangis pelan.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang