Jeno sedang rewel sekali hari ini.
Inginnya di gendong Mama terus, sampai pundak Mama terasa kebas dan mulai memerah bengkak. Menangis pilu sampai mukanya memerah.
Gara-gara gigi susunya mau tumbuh lagi.
Dia akan menggigit apapun yang masuk ke mulutnya. Kadang sumber minumnya pun jadi sasaran. Taeyong akan ikut menangis saat anaknya menyusu langsung dan menggigit punyanya. Demi apa pun sakit, karena Jeno akan menggerakan giginya seperti mengunyah pada pucuk dada Taeyong.
Mata sipit Jeno menatap Bongsik, kucing peliharaannya, di balik kaca yang memisahkannya. Ia ingin bermain dengan Bongsik, namun karena alergi dan sakit pada mulutnya semua jadi terhambat.
"Ma~" Jeno menggumam merayu, mulai merengek lagi.
"Apa nak?"
Taeyong mulai berdiri lagi untuk menimang anaknya.Jeno menyandarkan kepalanya pada dada sang ibu. Taeyong mengelus pelan kepala anaknya. Lagi-lagi Jeno menangis, mungkin terasa sakit lagi. Mulai memberikan biskuit pada Jeno namun di tepis oleh balita itu.
"Papa sebentar lagi pulang" Taeyong mencoba mengalihkan perhatian anaknya.
"Mimi Ma~"
Taeyong sudah tersenyum masam, hal yang dihindari sekarang malah di minta langsung. Jeno yang sakit akan menolak mentah-mentah minum susu dari botol.
Di sisi lain Taeyong juga tidak tega menolak keinginan anaknya. Dengan perlahan membuka kancing depan dadanya dan Jeno dengan terburu melahap hal yang di inginkannya.
Ibu satu anak itu meringis mulai kesakitan. Merasakan gigi-gigi kecil Jeno yang ia rasa runcing layaknya jarum menggigitinya perlahan.
"Aaa jangan di gigit Jeno-ya" Taeyong akhirnya berteriak sakit dan di sauti oleh lengkingan tangis Jeno yang kaget juga. Anak 1 tahun itu sangat sensitive jika sedang ada yang di rasa.
Mereka akhirnya menangis bersama.
Pintu terbuka lebar. Jaehyun hanya tersenyum maklum melihat keadaan anak dan istrinya. Beberapa kali asisten rumah tangga mereka menelpon Jaehyun karena tidak tega dengan majikan dan anak nya.
"Annyeong" Jaehyun mencium pipi Taeyong yang basah karena air mata dan juga pipi tembam Jeno yang keadaannya hampir sama.
"Jagoan belum sembuh juga ya ?, giginya nakal buat Jeno sakit ? Iya ?" Jeno diambil dari gendongan Taeyong oleh Jaehyun. Menepuk-nepuk pelan punggung kecil itu.
Taeyong duduk di sofa mengambil salep dari laci di meja kecil di sampingnya untuk mengobati puting susunya yang lecet parah demgan kondisi masih terisak. Putingnya memerah dan ada luka-luka kecil bekas gigitan Jeno. Meringis lalu merintih menahan pedih, hal itu tak luput dari pandangan suaminya yang memandang iba.
Jeno masih saja terisak dengan lelahan air mata yang masih keluar.
"Apa perlu kalian ku bawa ke dokter lagi?" Tanya Jaehyun. Pasalnya dua malaikatnya ini sudah di bawa berobat ke dokter untuk mengatasi keluhan mereka.
Taeyong menggeleng menolak.
"Tidak perlu. Aku membuatmu khawatir sayang? Maafkan aku. Tapi untuk saat ini aku sudah tidak bisa nenyusui secara langsung aku paling bisa pumping. Maaf kan Mama Jeno" Taeyong merasa bersalah sekali pada anaknya.
"Kata dokter kita bisa mengalihkan perhatian Jeno pada hal yang ia butuhkan. Berikan saja mainan yang khusus untuk di gigit" si ayah mengalihkan pembicaraan kearah yang lebih positif agar istrinya itu tidak melulu sedih.