Adopsi 2

11 1 0
                                    

Seokjin telah tiba di Bandara soekarno-hatta dan langsung mengambil penerbangan menuju Makassar tempat Intan tinggal. Tapi sebelum itu Eomma Seokjin menelponnya.

"Yeoboseyo Eomma, ada apa?" tanya Seokjin sedang menunggu penerbangan terakhir untuk sampai di rumah Intan.

"Kau sudah sampai dimana nak?" tanya Eomma penasaran.

"Aku sebentar lagi akan menaiki penerbangan selanjutnya Eomma setelah itu akan naik penerbangan pendek ke Kota tempat Intan tinggal" jelas Seokjin sedikit lelah karena hanya istirahat selama beberapa jam di dalam pesawat.

"Baiklah nak, telpon Eomma setelah kau sampai di rumah adik angkatmu." ucap Eomma Seokjin penuh harap.

"Ne, Eomma akan ku pastikan dia menjadi adikku agar Eomma tidak merasa kesepian lagi." ucap Seokjin yang sangat menyayangi Eommanya.

"Ne hati-hati nak." ucap Eomma Seokjin menutup telponnya karena penerbangan selanjutnya akan segera tiba.
.
.

Di rumah Intan.
Setelah sholat subuh Intan melanjutkan pekerjaan rumah seperti biasanya sebelum ia pergi ke tempat kerja.

"Bu' nanti aku ada mungkin akan pulang terlambat karena hari ini kami semua harus lembur. Jika mereka datang setelah aku pergi minta mereka untuk menunggu saja. Kalau mereka menolak untuk menunggu maka biarkan saja." ucap Intan cuek lalu masuk ke kamar mandi. Setelah bersiap-siap Intan-pun hendak berangkat ke tempat ia bekerja yang tak jauh dari rumahnya. Namun kedua pengacara itu pun kembali sebelum ia benar-benar pergi.

"Selamat pagi Nona." sapa Pengacara Indonesia yang datang bersama rekannya dari Korea.

"Selamat pagi, silahkan masuk tuan. Bu' mereka sudah datang, Bapak mana?" tanya Intan menghampiri orang tuanya di dapur untuk memberi tahu kedatangan para pengacara tersebut.

"Bapakmu sedang mandi, temui mereka biar Ibu yang membuatkan minuman dulu." Titah Ibu Intan kemudian memasak air panas.

"Baik Bu." Jawab Intan lalu menemui pengacara itu.

"Sepertinya anda tidak mendengar jelas perkataanku kemarin bahwa anda harus datang bersa..." ucap Intan terpotong saat Pria tinggi berdiri di depan rumahnya dengan senyum indahnya.

"Seokjin Oppa." gumam Intan tidak percaya melihat kedatangan Kim Seokjin di rumahnya.

"Aku tidak sedang bermimpikan?" tanya Intan kepada kedua pengacara tersebut.

"Tidak Nona." jawab Pengacara Indonesia dan Intan terus saja memukul pelan kedua pipinya dan baru menyadari kalau semuanya benar-benar nyata.

"Intan, Annyeong haseyo." sapa Seokjin masih berdiri didepan rumah sambil melambaikan tangan dan sebelumnya sempat membungkuk.

"Ann-annyeong Oppa, si-ss-ssilahkan masuk." ucap Intan mempersilahkan dengan sedikit gagap dalam bahasa Korea.

"Gumawoyo." Seokjin pun masuk dan duduk didekat Intan dan tatapan gadis itu tidak berhenti menatap wajah tampan Kim Seokjin.

"Masyaallah tampannya." ucap Ibu takjub dengan ketampanan Seokjin setelah datang membawa minuman dari dapur.

"Ini baru satu orang Bu' masih ada 6 orang lagi yang tampan seperti Oppa ini." bisik Intan kepada Ibunya.

"Annyeong Intan Eomma, naneun Kim Seokjin Imnida." Seokjin memperkenalkan dirinya dalam bahasa Korea dan Ibu Intan tidak mengerti sama sekali.

"Ahhh cakep sih cakep tapi lupa keadaan juga, mana ngerti Ibuku dengan perkataannya." batin Intan yang kemudian memasang wajah kecutnya dengan sikap Seokjin.

"Intan, dia bilang apa?" tanya Ibu tidak mengerti.

"Dia hanya memperkenalkan dirinya Bu', namanya Kim Seokjin." Intan menerjemahkan.

MoonStarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang