Akhir dari kesempatan?

5 0 0
                                    

Penolakan Seuljin untuk yang kesekian kalinya tidak membuat semangat Taehyung patah sedikitpun, hal itu justru semakin membuatnya tertarik dan penasaran dengan Seuljin.

"Seuljin-a. Bisakah kau menemaniku diakhir pekan besok?" Ajak Taehyung saat Seuljin sedang mengerjakan tugasnya.

"Tapi aku tidak bisa janji pada oppa, Eomma juga memintaku untuk pulang besok bersama Seokjin oppa." Jawab Seuljin dan Taehyung pun tak putus akal.

"Baguslah...kalau begitu aku besok ikut saja kalian ke Gwacheon dari pada aku gak ngapa-ngapain disini." Setelah mengucapkan hal itu Taehyung hendak pergi namun di tahan oleh Seuljin.

"Sampai kapan oppa akan begini? Aku tidak bisa...aku tidak ingin memberikan oppa harapan palsu."

"Aku tidak akan berhenti berusaha mendapatkan cintamu Seuljin. Kalau aku mulai menjauh darimu maka itu artinya aku telah menyerah pada perasaan itu. Tapi mungkin saja tidak akan pernah terjadi. Akan ku gunakan waktuku bersamamu sebagai seorang sahabat untuk bisa membuat kau jatuh cinta padaku." Taehyung melepaskan pegangan tangan Seuljin dan meninggalkan gadis itu ditempatnya sambil memikirkan perkataan Taehyung.

"Hah... Haruskah aku memberinya kesempatan?" Batin Seuljin lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat terjeda.

Taehyung berkumpul dengan member lainnya yang terlihat khawatir. Ntah apa yang mereka pikirkan dan Taehyung pun mengambil alih surat dari RM yang merupakan surat ancaman.

"Jangan biarkan Seuljin tahu hal ini." Ucap Taehyung dengan tatapan tidak sukanya sambil merobek dan meremukkannya kertas tersebut.

"Taehyung-a..." Lirih Jimin merasa khawatir pada sahabatnya itu.

"Nan gwencahana Hyung, ini sudah biasa terjadi dan aku masih baik-baik saja sampai saat ini. Jangan sampai Seuljin tahu dan juga khawatir, itu pun jika dia pernah peduli padaku." Lirih Taehyung lalu terdiam dengan raut wajah murungnya mengingat semua perjuangannya pada Seuljin yang tak pernah terbalas.

"Kau tetap harus berhati-hati Taehyung. Bukan hanya Taehyung saja tapi kita semua juga harus berhati-hati dalam tiap keadaan apapun." Interupsi RM dan yang lainnya mengangguk mengiyakan.

Setelah mendapatkan ancaman itu perasaan Taehyung merasa gelisah ntar karena apa tapi ia merasakan firasat buruk.

"Apakah ancaman itu akan benar-benar terjadi padaku? Kumohon jangan biarkan hal itu terjadi sebelum ku dapatkan cinta darinya." Batin Taehyung lalu gelas yang dipegangnya terjatuh dan buru-buru Taehyung bersihkan.

"Oppa baik-baik saja?" Tanya Seuljin yang ikut membantu Taehyung mengambil pecahan gelas yang berserakan dilantai.

"Aku hanya sedang melamun saja." Jawab Taehyung sedikit cuek kali ini pada Seuljin.

"Akhh!.." rintih Seuljin saat tangannya tergores pecahan gelas tersebut.

"Hati-hati...lihatlah kau sekarang terluka. Ikut aku..." Taehyung mengajak Seuljin untuk duduk dikursi meja makan kemudian mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya.

"Gumawoyo oppa." Ucap Seuljin setelah Taehyung mengobati tangannya kemudian menjauh darinya.

"Hmmm..."

"Oppa sudah siap? Kita akan segera pergi ke Gwacheon." Lanjut Seuljin dan lagi-lagi jawaban Taehyung hanyalah sebuah gumaman.

"Uemm.." ada perasaan yang berbeda dirasakan Seuljin karena sikap Taehyung ini. Perasaan bersalah dan perasaan lain yang tidak dapat di jelaskan.

"Apakah dia mulai menjauhiku?" Batin Seuljin lalu mengikuti Taehyung dan Seokjin menuju tempat parkir untuk segera ke Gwacheon.

Diperjalanan Seuljin terus merasa tidak enak dengan kebisuan Taehyung, baru kali ini dirasakan kesunyian saat bersama pria yang dikenalnya sebagai periang dan petakilan. Bahkan sampai dirumahnya Taehyung juga hanya sekedar menyapa dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan tanpa memulai obrolan terlebih dahulu seperti biasanya.

MoonStarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang