Dia berubah.

14 0 0
                                    


*.
Ke Esokan paginya Seuljin bangun lebih awal dan membersihkan kekacauan yang dibuat Seokjin semalam. Kakaknya kini ntah berada dimana tapi yang jelas baik Seokjin atau pun Seuljin sama-sama meratapi nasib ini. Matanya yang bengkak karena menangis hampir semalaman penuh dan ntah jam berapa matanya baru terpejam.

"Hah...." Hela nafas berat Seuljin.

Diingatannya masih terbayang semua perkataan Seokjin semalam dan jika dipikir berkali-kali hal itu membuat Seuljin sedikit goyah. Tapi satu fakta bahwa Taehyung akan menjadi korban keegoisannya jika mengikuti perasaannya.

"Oppa...aku sudah menyiapkan sarapan. Bangunlah dan cepat makan sarapannya." Ucap Seuljin didepan pintu kamar Seokjin yang tertutup rapat. Bukan hal yang mudah untuk melakukan hal itu setelah timbul kecanggungan dan jarak diantara mereka. Tidak ada jawaban dari kamar Seokjin, Seuljin pun memutuskan untuk sarapan seorang diri dan beberapa menit kemudian bel rumahnya pun berbunyi. Seuljin hendak menemui tamu tersebut namun dirinya tersentak terhenti saat berpapasan dengan Seokjin. Tidak ada kata. Mereka pun berlalu begitu saja.

"Assalamualaikum...." sapa Taehyung datang setelah dibukanya pintu.

"Wa'alaikum salam. Eoh! Oppa dan Jungkook? Untuk apa kalian datang bertamu sepagi ini? Masuklah dan sarapan bersama kami." Tawar Seuljin yang cukup terkejut dengan kedatangan mereka.

Keduanya pun masuk menyusul Seuljin langsung ke meja makan di mana Seokjin sudah melahap makanannya.

"Hyung..." Sapa Taehyung namun Seokjin tampak cuek menanggapinya.

Seuljin melayani Taehyung dengan baik dan tanpa disadari kalau Seokjin cemburu melihat hal itu. Tangannya mengepal kuat sambil memegang sumpit ditangan kanannya.

"Gomawo Seuljin-a. Aku ingin mengajakmu ke Daegu dan ini permintaan langsung juga dari Eomma. Kau mau ikut?"

"Daegu? Tapi kenapa tiba-tiba oppa? Apa ada sesuatu?" Tanya Seuljin heran.

"Aniya Seuljin. Bibi Taehyung Hyung sedang ada acara untuk bayinya jadi kita diundang sayangnya tidak semua Member bisa ikut." Timpal Jungkook setelah makanan didalam mulutnya terkunyah dengan benar.

"Bagaimana Seuljin-a?" Tanya Taehyung sambil menunggu keputusan Seuljin.

"Hyung mau ikutkan?" Tanya Jungkook pada Seokjin yang diiyakan begitu saja.

"Baiklah aku akan ikut! Kalau begitu aku akan mengemasi keperluanku." Seuljin pun meninggalkan yang lainnya dan memasuki kamarnya untuk mengepak keperluan yang akan dibawanya.

Selang beberapa detik Seokjin pun pamit dengan alasan yang sama dan hanya meninggalkan Taehyung dan juga Jungkook yang masih sarapan.

Seokjin menyelinap ke kamar Seuljin begitu saja dan mengagetkannya, "Apakah kau berusaha menghindariku?"

"Apa maksud oppa? Aku tidak mengerti!" Sangkal Seuljin dan masih menyibukkan dirinya dengan tumpukan pakaian yang sedang ditatanya ke dalam koper.

"Tatap oppa saat kita bicara Seuljin! Sangat jelas kalau kau berusaha menjauhiku. Kau tidak akan pernah bisa jauh dari oppa Seuljin-a." Tiba-tiba saja Seokjin melingkarkan tangannya di atas perut Seuljin dan dagunya yang bertumpu pada pundaknya.

"Oppa lepaskan aku! Apa yang oppa lakukan? Hentikan oppa!" Bentak Seuljin seraya melepaskan pelukan Seokjin dan mendorongnya menjauh.

"Berikan Oppa kesempatan Seuljin-a, jujur Oppa tidak suka melihat kau dekat dengan pria lain bahkan jika itu Taehyung! Kau adalah milik oppa, hanya milik oppa!" ucap Seokjin yang terkesan memaksakan keinginannya.

"Aniya...aku tidak mau! Kesempatan itu mungkin tidak akan pernah ada Oppa. Aku mohon jangan seperti ini." Sanggah Seuljin dan untung saja kamarnya kedap suara sama seperti yang lainnya jadi mau sekeras apapun percakapan mereka tidak akan didengar oleh siapapun diluar sana.

MoonStarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang