Kesempatan

10 2 1
                                    

# Author POV

Seuljin berjalan disekitar pekarangan penginapan, mendongakkan kepalanya menatap bintang-bintang yang bertabur dilangit malam. Mengusap kedua lengannya yang kedinginan demi menghangatkan tubuhnya. Seuljin tersentak ketika Seokjin tiba-tiba memakaikannya mantel dari arah belakangnya.

"Masuklah, diluar sangat dingin" ucapnya dan Seuljin melangkahkan dirinya menjauh. Memberikan jarak aman antara dirinya dan Seokjin.

"Aku masih ingin disini. Oppa masuklah, aku mau sendiri dulu" jawab Seuljin lalu kembali memunggungi Seokjin yang masih ditempatnya.

"Bisakah kau bicara seperti biasanya? Sebelum aku mengungkapkan perasaanku padamu."

Seokjin meraih tangan Seuljin sehingga memaksa sang adik berbalik menatapnya tapi dengan cepat Seuljin melepaskan pegangannya. Ahjumma pemilik hotel tiba-tiba datang dan memberitahukan bahwa stok selimut yang diminta sebelumnya telah habis.

"Aku tidak mau masuk! Lebih baik aku tidur diluar dari pada harus tidur didalam sana bersama oppa. Tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya!" Ucap Seuljin dan membuat Seokjin tersinggung. Raut wajahnya menjadi kesal karena Seuljin kekeh tidak mau masuk ke kamar yang telah mereka pesan.

"Apa kau pikir Oppa akan melakukan hal buruk itu pada adik oppa sendiri? Walaupun Oppa mencintaimu bukan berarti Oppa akan melakukan hal yang dilarang oleh agamamu. Masuklah atau Oppa akan menarikmu secara paksa!" tegas Seokjin dengan suara bentakan hingga beberapa orang mengintip keluar melihat kebisingan yang diakibatkan oleh sepasang adik kakak itu. Melihat tatapan mengintimidasi dari pengunjung lain, mau tidak mau Seuljin pun masuk dari pada harus melihat tindakan kakaknya yang lain.

Malam itu pun berlalu dengan sangat singkat dan keduanya dibangunkan oleh suara alarm dari hp Seuljin yang mengingatkannya untuk menunaikan ibadah sholat subuh. Setelah sarapan mereka pun melanjutkan perjalanan dengan menumpang di salah satu mobil warga sekitar dan mengantarkan mereka ke tempat dimana mobil Seokjin mogok. Butuh beberapa menit agar mesin mobil itu dapat menyala kembali dan mereka pun segera kembali ke Gwacheon.

Ditengah perjalanan Seuljin menyampaikan sesuatu kepada Seokjin sekaligus memecah keheningan yang sejak tadi menemani mereka.

"Liburanku akan segera usai dan aku harus kembali ke Indonesia. Untuk itu, aku tidak akan bekerja lagi sebagai asisten oppa dan akan berpamitan juga pada yang lainnya nanti."

Cekitttt...

Suara ban mobil mendecit karena Seokjin menginjak rem secara tiba-tiba karena terkejut mendengar penuturan Seuljin.

"Apa? Berhenti?!"

Angguk Seuljin sambil menundukkan kepalanya. Tentu saja ia merasa sedih karena harus meninggalkan BTS termasuk Taehyung tapi mau bagaimana lagi. Ini juga salah satu jalan agar Seokjin bisa melupakan perasaannya.

Sejenak Seokjin terdiam sambil memikirkan cara agar Seuljin tidak kembali ke Indonesia. Ia tahu bahwa Seuljin juga berusaha menghindarinya namun Seokjin tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Perjalanan pun dilanjutkan dan mereka akhirnya tiba di rumah. Disambut oleh kekhawatiran sang Ibu yang sejak semalam mengkhawatirkan keduanya yang sama sekali tidak bisa dihubungi.

Seuljin menjelaskan apa yang mereka alami kemarin dan Ibu merasa lebih tenang.

"Semalam mobilnya mogok jadi kami tinggal di penginapan. Aku pikir Oppa sudah memberitahu Eomma sebelumnya jadi aku tidak menghubungi tapi ternyata tidak."

"Kenapa kau tidak menelepon Eomma eoh? Apakah kau tidak tahu betapa khawatirnya Eomma memikirkan kalian berdua? Eomma takut terjadi sesuatu pada kalian!" Eomma melampiaskan kekesalannya kepada Seokjin dengan memukul tidak tubuhnya walau tidak keras.

MoonStarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang