Malam ini hujan menyapanya. Aliza terlihat mematung di dekat jendela kamar kost milik Dinda.
Menatap hujan yang kian lama semakin deras saja."Suka hujan ya Za?" Ucap Dinda yang membubarkan lamunannya.
"iya Din,suka banget malahan"
"Kenapa kok suka hujan Za?" Tanyanya sambil duduk di kasur dan mengambil sebuah novel disampingnya.
"menurutku,hujan itu ngingetin kenangan lama yang pernah aku pendam sendiri. Kebawa aja gitu suasananya"
"Kalau punya apa-apa jangan dipendam sendiri Za, ungkapin lewat doa ataupun ngomong sama temen yang kamu percayain. Tapi kalaupun temenmu gak bisa bantu,yakinin hati aja,Allah pasti bantu kamu kok. Keep strong,jangan pernah merasa sendiri😊" ucapnya sambil tersenyum menatap Aliza.
"Aku bisa curhat ke lo nggak?
Biar plong aja gitu,kan lo temen aku juga" tanyanya sambil berharap Dinda mau mendengarkan isi hatinya."Bisa kok,cerita aja"
"Tapi lo jangan cerita siapa-siapa, cuman nggak mau aja orang lain tau selain sahabat gue"
"Aku usahain."
"Kamu pernah nggak ngrasain yang namanya broken home?"
"Enggak,emang kenapa"
"Itu yang saat ini gue alamin. Papa sama mama gue berantem."
"Astaghfirulloh Za,yang sabar ya."
"Sabar udah gue usahain Din,tapi kenapa setiap mereka yang berantem,anak selalu jadi korbannya?"
"Mungkin itu sudah ketentuan-Nya,jadi kita harus bisa nerima,apapun konsekuensinya."
"Tapi ini masih sangat berbekas Din."
"Aku bisa ngerasain apa yang saat ini membebani kamu Za,meskipun aku nggak pernah tau gimana sisi kehidupan kamu."
"Gue bisa ngeliat orang lain bahagia,kenapa gue sendiri nggak bisa bahagia coba?"
"Memang,menutup luka dengan sebuah senyuman itu adalah cara terbaik. Bahkan kalaupun kamu liat orang lain bahagia,belum tentu mereka benar-benar bahagia. Bisa jadi mereka hanya mengulas senyum untuk menutupi semua kepedihannya.
Pasti ada waktu kamu bisa bahagia Za,tenang aja,sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Mungkin saat ini kamu memang belum bisa bahagia,Allah itu suka menanti hambanya dalam kesabaran, jadi nggak usah takut.""Makasih ya Din,udah mau ngedengerin semuanya."
"Iya, kalaupun entar kamu mau curhat,bisa kok. Tapi alangkah baiknya kamu curhatnya sama Allah,pasti lebih indah. Skenario tuhan itu pasti yang terbaik.
Jadi kamu kesini minta izin siapa?""Cuma kak Ulfa doang." Jawabnya singkat
"Kenapa?"
"Kalaupun gue bilang ke papa,ngapain?belum tentu di respon juga." Jawabnya dengan nada agak kesal
"Amarah nggak bakalan nyelesaiin semuanya,begitupun mereka juga kedua orang tua kamu."
"Mendingan kita tidur aja,makasih udah mau ngedenger semua cerita gue." Ucapnya sambil tersenyum.
"Iya sama-sama."
Terlarut dalam pikiran buruk bukanlah hal baik bagi siapapun.
Dan tidak akan ada yang mau menempati posisi dimana seseorang terjebak dalam titik yang benar-benar membuatnya terpojok, dan akhirnya menjadi korban sebuah ke egoisan.🍀🍀🍀
Pagi ini sekolah berjalan seperti biasanya,hanya saja kali ini Aliza berangkat dari kost.an Dinda.
Aliza melihat Dinda sedang memakai jilbabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret admirer
Teen FictionBiarkan saja aku,yang hanya bisa menatapmu dari jauh,sebenarnya aku tidak ingin menatapmu. Meskipun begitu lensaku tetap saja melihat kearahmu,melihatmu tersenyum meskipun senyum itu bukan untukku. ~Aliza