Happy reading guys..
Kelas dua belas IPS kini ramai dengan hiruk pikuk suasana.
Seperti janjinya kemarin,Alif akan mengembalikan buku diary milik gadis yang menabraknya.
Tapi sebelumnya, seseorang telah membuka bukunya tanpa izin. Karena tak sengaja,Alif lupa meletakkan bukunya di atas meja,bukan di dalam tas.
Inilah yang menjadi masalah terbesar Alif,sering lupa dan terkesan ceroboh.
"Lif,lo sekarang hobby ya nulis diary?" Tanya salah seorang teman Alif.
"Ha?diary apaan?" Ucapnya terkaget karena merasa tidak memiliki catatan apapun,apalagi diary.
"Ini nih!" Sambil memperlihatkan sebuah buku tebal berwarna pink.
"Kamu dapet dari mana?" Sambil memasang wajah kaget.
"Lha tadi lo naroh diatas meja!,hayo lo diem-diem punya diary. Lo cewek apa cowok sih?hahaha" sambi tertawa lepas dan teman-temannya ikut tertawa mendengar percakapan mereka yang cukup keras.
Alif buru-buru mengambil bukunya dari tangan Angga,teman dekatnya yang ngeselin namun care di kelasnya.
Namun Angga meledeknya.SMA Pertiwi memang penuh dengan siswa -siswa nyebelin.
"Ya jelas lah aku cowok,masa iya cewek gitu ngga?"
"Lha ini buktinya lo bawa-bawa buku diary,warna pink lagi,hahaha."
"Itu bukan punyaku ngga. Sini balikin!" Alif memaksanya untuk mengembalikan bukunya.
"Iya-iya nih" sambil menyodorkannya.
"Eh lif,BTW tadi ada nama lo loh" lanjutnya sambil berbisik pelan."Eh udah sejauh mana kamu baca bukunya?" Sambil agak terkaget.
"Emm,udah ngampe selesai" sambil cengengesan.
Sialan nih bocah,ngebaca privasi orang sampe selesai.
"Lain kali jangan diulangi,kamu tau kan kalo waktu ekskul pendampingnya aku? Ntar aku sanksi kamu!" Ancamnya namun ancamannya tidak pernah serius.
Menjadi ketua osis adalah hal yang tak terduga oleh Alif sebelumnya.
"Eh eh..jangan bawa-bawa itu dong. Ini kan masalah pribadi. Yakan -yakan?" Angga mencoba membujuknya.
Alif hanya membuang muka dan mengabaikannya lalu keluar kelas dengan membawa buku diary tersebut.
Karena kebetulan ini sudah memasuki waktu istirahat,dan ini adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan bukunya. Ya itu kalaupun Alif tau pemilik bukunya.
Tanpa basa-basi Alif menuju kelas sebelas IPA,belum banyak anak IPA yang keluar karena ini baru saja istirahat.
Kecuali Aliza dan Rendy,mereka sudah lebih dahulu pergi keluar."Sebelumnya maaf mengganggu sebentar"
"Iya kak,lama juga nggak napa-napa kok." Seorang gadis tiba-tiba menyahut,Alif hanya mengabaikannya dan menatapnya dengan tatapan sinis.
Kak..tatapan lo tuh emang sinis,tapi itu bikin adem tauk.
"Apakah disini ada yang kehilangan sesuatu?" Alif tidak langsung mengatakannya secara to the point .
Mereka hanya diam,seolah tidak merasa kehilangan apapun.
"Baiklah,kalo tidak ada yang bicara berarti tidak ada yang kehilangan apapun. Kalau nanti ada yang merasa kehilangan sesuatu,silahkan cari saya. Terimakasih." Ucapnya sembari meninggalkan kelas sebelas IPA.
Dasar Alif,kenapa sih nggak langsung aja to the point. Nggak muluk-muluk gitu.
Yaelah thor. Biarin napa?
Serahlo! aja sono.
🍀🍀🍀
Di kantin,seperti biasa mereka berdua berbincang-bincang tidak jelas. Kali ini Rendy mencoba bermain game online yang sedang booming saat itu.
"Ah,lo lif,diajakin ngomong nggak nyahut-nyahut. Mainin apa sih?hp nya dibuat miring-miring lagi". Aliza agak kesal karena merasa obrolannya yang tidak ditanggapi serius oleh Rendy.
Emang Aliza pernah serius gitu?😂
"Ha!apa?lo ngomong apa tadi?"
Sambil asik memainkan game online dan bertingkah aneh dengan berbicara sendiri tanpa menoleh Aliza."Dasar lo ya!nggak asik."
"Aaaaaaaaduh mati hp gue,pas lagi seru-serunya lagi,sialan nih hp." Rendy berbicara dengan nada naik dua setengah oktaf lalu tiba-tiba turun menjadi satu oktaf.
"Udah selesai lo?" Tanya Aliza memasang muka cemberut tidak peduli.
"Hehe,hp gue nih mati."
"Lah!bodo amat,emang gue peduli? Enggak lah." Kali ini berganti Aliza yang memainkan hp dan pura-pura tidak memperdulikan Rendy.
Rendy hanya diam lalu memasukkan ponsel pintarnya ke dalam saku dan menunggu Aliza menanyakan sesuatu padanya.
1 menit
2 menitAliza tetap saja memainkan hp nya dan berpura-pura tidak peduli dengan sikap Rendy yang terkesan seperti orang yang *melas.
"Za,lo kok nyuekin gue sih?"
Rendy mencoba memulai percakapan panas mereka."Apa?nyuekin?gak salah denger gue? Rendy Dwi Saputra,gue nggak nyuekin lo kok,gue cuma sibuk sama chat gue yang lagi asik-asiknya." Ucapnya sambil tersenyum lebar lalu ekspresinya berubah 180 derajat menjadi cemberut.
"Maapin gue deh za,nggak niat kok buat nyuekin lo,cuma lagi asik aja tadi main game online."
Rendy mencoba menjelaskan panjang lebar."Haha Rendy,gue juga nggak nyuekin lo kok. Cuma aja tadi gue asik chatan sama temen-temen, jadinya lo terbengkalai deh." Aliza memutar balikkan pernyataan Rendy.
"Ah,nggak asik. Maafin ya za,nggak bakalan gue ulangin lagi kok."
"Emmm..maafin nggak ya?kayaknya ini terlalu sakit deh buat dimaafin."
"Please deh,maafin gue ya?nggak bakalan gue ulangin lagi kok."
"Nggak!" Aliza membuang muka lalu pergi ke kelas meninggalkan Rendy.
________________________
Hemmm...ada yang biasanya dicuekin temennya gara-gara main game online nggak nih?
Kalo iya sipp..kita sama😂😂Btw tadi Aliza beneran ngambek nggak?
Eh,emang beneran ada nama Alif di diary cewek kemarin?
Cuss tetep ikutin cerita aku ya.Part ini kubuat cuma 800 kata,kapan-kapan bakalan aku usahain lebih panjang lagi.
Maafin kalo ceritanya nggak sesuai harapan.
Jangan lupa comment..
Makasih❤Maafkan typo..
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret admirer
Novela JuvenilBiarkan saja aku,yang hanya bisa menatapmu dari jauh,sebenarnya aku tidak ingin menatapmu. Meskipun begitu lensaku tetap saja melihat kearahmu,melihatmu tersenyum meskipun senyum itu bukan untukku. ~Aliza