Kamu tidak perduli karena kamu bukan akhir dari ujung jari bermuara.
Kamu bukan target dari ribuan panah mulut terhunus.
Kamu bukan objek dari tatapan menghina terhenti.Bahkan ketika akhirnya lidah kelu setelah lelah memohon uluran tangan.
Bahkan ketika kepala kembali berdenyut menambah penderitaan.Kamu tidak akan menolong dia yang sedang mengiba.
Mengais serpihan perduli yang mungkin jatuh didekat sepasang kaki mu yang melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena Tak Bertuan
PoetryBanyak kalimat yang tidak bisa disampaikan, atau bahkan tidak sempat tersampaikan, bahkan ketika kalimat itu berada di ujung lidah. Sebagian manusia memilih diam, berjalan sesuai takdir, mengalir bagai air. Berharap bahwa waktu dapat menyampaikannya...