Bukalah pintu itu dan kamu akan melihat aku didalamnya. Meringkuk diantara sepi dan luka, menangis diantara canda dan tawa.
Bukalah pintu itu dan kamu akan melihat aku didalamnya. Sosok yang mengulurkan tangan meminta bantuan, sosok yang mencoba baik-baik saja dalam lingkupan sayap berduri.
Bukalan pintu itu saat kamu memiliki waktu diantara jam sibukmu, menyelamlah bersamaku meninggalkan ramaimu. Sebentar saja, tinggalkan dunia gemerlapmu dan selamatkan aku dikegelapan.
Aku kelelahan, aku berdarah, aku hancur, namun aku bertahan. Demi menunggu seseorang masuk melalui pintu itu dengan perlahan.
Semua terasa gelap, yang bisa kulihat hanya hitam. Yang bisa kuhirup hanya bau debu kesepian. Aku ingin dibebaskan. Namun tidak ada yang berani bertahan.
•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•▪•
Hell-O
Aku unpublish beberapa judul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena Tak Bertuan
PuisiBanyak kalimat yang tidak bisa disampaikan, atau bahkan tidak sempat tersampaikan, bahkan ketika kalimat itu berada di ujung lidah. Sebagian manusia memilih diam, berjalan sesuai takdir, mengalir bagai air. Berharap bahwa waktu dapat menyampaikannya...