🐯 19 🐣

9.7K 966 34
                                    

Jisoo meringis lalu mata nya berkedip. Memastikan objek di depan nya terfokus. Tangan kanan nya digenggam oleh seorang pria yang sibuk menatap layar ponsel nya dengan serius.

"Walau cuma mimpi kau tetap tampan, Tae." serak Jisoo.

Pria itu meletakkan ponsel nya lalu menarik ujung bibir nya.

"Terima kasih pujian nya, sayang. Tapi ini bukan mimpi."

Untuk sekedar duduk, gadis itu menguras seluruh tenaga nya. Melihat aksi perempuan sakit itu Taehyung terkesiap.

"Soo-yya, jangan bangun dulu-" Ucapan Taehyung terpotong oleh lengan Jisoo yang memeluk leher nya erat. Mata nya membulat sempurna merasakan bahu nya sedikit basah.

"Apa ada yang sakit? Cepat katakan mana yang sakit, Soo-yya." Taehyung panik mendengar isakan gadis di pelukan nya itu.

Jisoo menggeleng kepala nya, tanda ia baik-baik saja, tapi air mata nya tak kunjung berhenti. Mungkin ini efek di saat badan dan pikiran nya tidak dalam kondisi yang baik.

"Aku ingin pulang ke apartemen, Tae. Aku juga merindukan Dalgom dan Tannie." cicit nya.

Sungguh jarang melihat Jisoo menangis tersedu-sedu. Tangan besar Taehyung sedikit menepuk-nepuk punggung gadis itu.

Sungguh menggemaskan melihat Jisoo merengek dan manja padanya seperti ini. Tak sengaja tawa nya kabur dari bibir nya.

Jisoo menarik tubuh nya kembali dengan hidung merah, menatap tajam si pria yang sekarang memamerkan deretan gigi putih nya.

"Maaf, sayang. Kau sangat menggemaskan." Taehyung kembali menarik Jisoo ke dekapan nya, memeluk nya erat.

Jisoo cemberut. Ia menidurkan kepala nya di bahu lebar pria itu. Menghirup bau maskulin yang sudah lama tak ia cium.

"Kau sudah bekerja keras. Jalhanda." puji Taehyung sambil membelai rambut panjang Jisoo dengan pelan. Tak lupa memberikan kecupan manis di kening nya.

Jisoo memejamkan matanya. Menikmati dekapan hangat kekasih nya sebelum melontarkan pertanyaan.

"Tae." panggil nya yang dibalas dengan deheman.

"Kenapa kau bisa di sini? Bagaimana dengan Bangtan?"

"Aku akan kembali besok pagi-pagi sekali. Jennie yang memanggilku kemari." Jemari Taehyung sibuk memainkan ujung rambut Jisoo.

"Kau membuatku khawatir, Soo."

"Mianhae." lirih Jisoo.

Rasa bersalah menghantam diri nya kuat. Jisoo sadar jadwal Taehyung sangat padat. Seharusnya pria itu beristirahat, bukan menemani nya di sini.

Jisoo juga tidak melihat koper dan tas pria itu. Taehyung benar-benar kemari dengan tangan kosong dan sendirian.

"Kau pasti lelah. Maafkan aku yang merepotkan mu." ujar Jisoo.

"Hey, kau tak pernah merepotkan. Aku justru sangat senang bisa memeluk mu sekarang."

Jisoo memainkan jemari panjang milik Taehyung, sesekali menautkan jemari mereka. "Dalgom-i bilang, saranghae, appa." ujar nya.

"Kenapa Dalgom, bukan Jichu?" senyum Taehyung.

"Jichu sedang sakit."

"Tapi Taetae mau mendengar nya dari Jichu." ujar pria itu dengan nada rendah.

Pipi Jisoo memerah. Entah karena demam nya atau dari rasa malu nya. Jemari nya meremas baju Taehyung sedikit.

"Saranghae, Taehyung-ie" cicit Jisoo sambil menyembunyikan wajah merah nya di dada bidang pria itu.

The Apartment [VSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang