🐯 20 🐣

10.1K 914 26
                                    

Jisoo terbangun dari tidur nya setelah merasakan gerakan di kasur nya. Deman nya sudah turun. Kepala nya sudah terasa lebih ringan dari sebelum nya.

Gadis itu menangkap sosok yang sedang berbincang di telepon genggang tak jauh dari tempat ia tidur. Ia bangkit lalu memeluk punggung tegap pria itu, sehingga membuat si pria sedikit terkejut.

"Ah, nde, hyung. Aku akan berhati-hati." putus pria itu di ponsel nya.

Tangan kiri nya mengelus lembut punggung tangan Jisoo yang melingkar nyaman di perut nya.

"Maaf membangunkan mu, Soo-yya." ujar nya.

Sebuah gelengan dapat Taehyung rasakan di punggung nya. Taehyung membalikkan tubuh, mencari posisi yang lebih nyaman untuk memeluk gadis kesayangan nya.

Jisoo meletakkan kepala nya pada dada bidang Taehyung dengan nyaman, enggan melewatkan kehangatan dari pria itu.

Gadis itu bergumam, "Jam berapa pesawat mu?"

"Sekitar jam 6." Jisoo melirik jam kecil di pinggir kasur nya. Jarum panjang menunjuk pada angka 5. Berarti sebentar lagi Taehyung harus pergi.

Taehyung menyelipkan rambut merah Jisoo ke belakang telinga. Tatapan nya tak luput dari bidadari cantik di depan nya.

"Sudah berasa baikan?" tanya nya dengan nada khawatir.

"Sudah sehat karena ada Taetae di sini." Taehyung terkekeh geli lalu menarik kedua pipi chubby gadis itu.

"Ah, appo." Jisoo meringis. Ia dapat merasakan kedua pipi yang panas dan memerah.

Gadis itu mencubit pinggang lalu memukul lengan Taehyung sebagai pembalasan dendam pipi nya yang melebar.

Kekuatan perempuan baru sembuh ini tak main-main. Membuat si pria mengaduh kesakitan dan menyesali perbuatan nya tadi.

"Aduh, Syukurlah kau sudah sehat." Senyum kotak Taehyung terbit walau tangan nya masih mengusap lengan yang sekarang memiliki cetakan tangan yang merah.

Entah mengapa belakangan ini Jisoo menjadi lebih emosional. Ia lebih sering merasa ingin menangis jika sendirian.

Tidak biasa nya jika salah satu dari mereka harus berpisah demi pekerjaan dia merasa sesedih ini. Mungkin beberapa hari ini semua nya terasa berat bagi Jisoo. Dan tempat satu-satu nya ia mengeluh adalah Taehyung.

"Tae, aku mau kau berjanji."

"Apapun, princess." jawab nya langsung tanpa ragu.

"Kau harus pulang ke apartemen di hari anniversary kita. Aku tidak mau tau! Kau harus mengosongkan jadwal mu di hari itu juga!" Telinga Jisoo memerah. Ia sedikit malu dengan apa yang ia katakan. Rasanya sangat kekanakan.

Ini pertama kali nya di hubungan mereka yang menginjak tahun ke empat Jisoo menuntut sesuatu. Jisoo bukan perempuan pemaksa.

Bahkan tahun-tahun sebelum nya jika memang mereka memiliki jadwal di hari spesial itu, mereka hanya bertukar ucapan selamat kepada satu sama lain melalui ponsel. Paling tidak, Taehyung akan bersikeras mengirimkan bucket bunga yang indah ke agensi wanita itu.

Tentu saja permintaan Jisoo tak membuat senyum pria itu luntur, malah senyum nya bertambah lebar.
"Tentu. Aku akan langsung pulang."

Sebuah ketukan membuat mereka menoleh ke arah sumber suara. Raut wajah Jisoo menjadi sedih. Ini sudah waktu nya Taehyung pergi.

"Hey, tak biasa nya melihatmu seperti ini. Kemana senyum nyonya Kim yang selama ini selalu membuat hati ku berdebar kencang?" Dengan sangat terpaksa Jisoo tersenyum.

The Apartment [VSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang