S A T U

150 26 22
                                    

"Amandaaa.... Banguun."

"Mandaaaa..."

"Woi kebo!, bangun!"

"Abis shubuh ga boleh tidur lagi, ntar rezekinya dipatok ayam."

"Kaga bangun abang siram air lho."

Malas meladeni abangnya yang daritadi teriak teriak gak jelas, Amanda akhirnya merubah posisinya dari yang tadinya tidur menjadi duduk.

"Iya iya ini dah bangun. Jangan marah marah dah bang, ntar cepet tua."

"Yee, ganteng ganteng gini dibilang tua."

"Emang tua, buktinya kak Acha aja nolak abang, bweee," balas Amanda sambil memeletkan lidah. Tak lupa dengan mata yang masih terpejam.

"Eh, bener bener ni anak. Gue sumpahin lu jomlo selamanya," balas Ardian lalu beranjak keluar kamar Amanda.

"Bang Ardiiiiiiiii," teriak Amanda sambil beranjak dari kasur mengejar abangnya yang sekarang berdiri di pintu.

"Udah udah. Daripada lu ngebo di kamar seharian, mending ikut gue dah," ujar Ardian berusaha menghentikan adiknya yang sudah siap menerkamnya dengan cubitan bertubi tubi.

"Yee... Minggu minggu gini emang pas buat ngebo, kan setelah disibukkan dengan sekolah yang melelahkan, harus refreshing doongg."

"Halah, sok sibuk lu. Orang biasanya di sekolah juga ngebo gitu," ujar Ardian sambil menoyor pelan kepala adiknya.

"Woi, sakit bang!, eh, emang mau kemana ngajak ngajak?"

"Jogging keliling komplek, biar kurusan lu," jawab Ardian sambil ngeloyor pergi ke kamarnya, ia hafal betul setelah ini ada dentuman meteor yang akan memekakkan telinganya.

Dan benar saja, sedetik setelahnya,

"Bang Ardiiii, Manda gak genduuuttt!!" teriak Amanda sambil mengejar kakaknya yang sudah berada di dalam kamar.

"Adeeekkk, jangan teriak teriak, ayo turun, bantuin bunda bikin sarapan," suara teriakan bundanya dari dapur menghentikan Amanda dari acara mengetuk ngetuk pintu kamar abangnya.

"Hush, sana sana, bantuin bunda, kasian pintunya kalo lu pukulin terus!" teriak Ardian dari balik pintu kamar.

"Bang Ardiii, adeknya jangan digangguin terus!" kembali teriakan bunda menghentikan Amanda yang sudah bersiap mengetuk pintu abangnya dengan lebih keras.

Merasa dibela bunda, akhirnya Amanda memutuskan turun membantu menyiapkan sarapan.

---

"Dah siap, yey," ujar Amanda sembari menaruh piring berisi nasi goreng kesukannya di atas meja.

"Panggilin abang sama ayah dek," ujar  bunda yang ikut menyusul Amanda ke ruang makan.

"Siap komandan," jawab Amanda sambil menaruh tangan di pelipis kemudian naik ke atas memanggil abang dan ayahnya.

---

"Bun, Yah, Ardi sama Manda mau jogging keliling komplek dulu, biar si Manda kurusan," pamit Ardian setelah mereka menyelesaikan sarapan.

"Bang Ardiii, Manda gak gendut!" sahut Amanda setengah berteriak.

"Iya, hati hati," jawab Rizal, sang ayah singkat.

"Adeknya dijagain lho bang," tambah Lena, ibunda mereka.

"Siaapp Bun, Yah. Eh, cepetan siap siap, keburu siang, ntar gue tinggal nangis lu," ujar Ardian sembari berjalan keluar.

K E M B A L ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang