"Aduh!, lecet lagi motornya!" ujar Farda setelah memeriksa motor yang berhasil ia berdirikan kembali itu.
"Yaah..., gimana doongg!" sahut Amanda tambah panik.
"Yaa gimana lagii.., tunggu aja yang punya ampe dateng," ujar Farda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aduh!, terus nasib drakor gue gimana dong?" sahut Amanda.
"Ahaaaa!, gue ada ide," lanjutnya tak lama kemudian.
"Apaan?" tanya Farda penasaran.
"Sst..., diem dulu!" jawab Amanda sambil mengeluarkan sticky note dari tasnya.
"Far, pinjem pulpen dong!" ujar Amanda setelah selesai mengambil sticky note.
"Lah?, kok gak sekalian lu ambil barengan sama sticky note-nya sih Amandaaa," jawab Farda sambil mendengus karena sebal akan kelakuan sahabanya yang sangat absurd.
"Ehee..., masalahnya pulpen punya gue sengaja gue tinggal di kelas," jawab Amanda santai.
"Laaahh!, terus kalo ada pr elu ngerjain pake apa?, pake iler?" tanya Farda yang semakin geregetan. Untung sahabat.
"Gue pinjem punya Bang Ardi, biar pulpen gue gak cepet abis. Kan Bang Ardi udah punya uang sendiri," jawab Amanda kembali.
"Iya juga ya!, eh tapi perhitungan banget sih elo!"
"Yee..., gini Ibu Farda. Tiap bulan, gue dikasih uang sama bokap buat beli keperluan sekolah yang abis. Nah!, kalo belum abis kan lumayan bisa buat beli novel. Makanya gue hemat keperluan sekolah gue. Semakin hemat, semakin bisa beli banyak novel," ujar Amanda panjang lebar.
Sedangkan Farda hanya manggut manggut mendengar penjelasan sahabatnya yang punya kelakuan aneh bin ajaib, tapi sayangnya pinter.
"Woi!, malah bengong. Mana pulpen eluu.., drakor gue udah nunggu niih," lanjut Amanda tak lama kemudian.
"Hhh... Iya deh, terserah elo. Bingung gue ama jalan pikiran elo!" jawab Farda kemudian mengambil pulpen dari dalam tasnya.
Sedangkan Amanda hanya terkekeh mendengar penuturan Farda yang sepertinya pasrah.
"Nih!" seru Farda sembari menyerahkan pulpennya.
"Makasih banyak sahabatkyuuu," ujar Amanda sambil mengambil pulpen yang ada di tangan Farda.
"Idiih, gak cocok elu ngomong lebay Man!"
"Haha..., apasih yang enggak buat sahabat gue," jawab Amanda sambil menuliskan sesuatu di sticky note-nya.
"Sayang deehh," sahut Farda ikut ikutan.
Amanda hanya terkekeh. Ia masih fokus menuliskan sesuatu.
"Udah!, tinggal ditempel!" ujarnya setelah selesai.
"Nih pulpen elo gue balikin!, gak gak kalo gue ambil!" lanjut Amanda sambil menyerahkan pulpen berwarna hitam itu ke tangan si empunya.
"Hhh..., iya deh yang sukanya minjem pulpen abangnya," ujar Farda setelah pulpen itu kembali ke tangannya.
"Ya kan gue cuma minjem pulpen plus minta isinya. Halal kan?" sahut Amanda yang kini merekatkan sticky note ke kaca spion motor yang tadi disenggolnya.
"Halalan thoyyiban mubarokan Man!" jawab Farda sekenanya.
"Siip, udah. Yuk pulang!" ujar Amanda yang telah selesai memastikan sticky note-nya menempel sempurna di spion.
"Terus nasib motor yang elu senggol tadi gimana?" jawab Farda.
"Ya fungsinya gue nulis di sticky note dari tadi terus apa fardaaaaaaa," sahut Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E M B A L I
Fiksi RemajaIni bukan kisah tentang badboy tampan yang akan bertemu dengan pemenang hatinya. Ini juga bukan kisah seorang cowok dingin yang akan bertemu dengan peleleh benteng esnya. Ini kisah tentang hati yang dipenuhi harapan, dan ketika dia menyerahkan kemba...