Eps - 09

500 16 2
                                    

"Apa ini sungguhan?..."

Ggum mengangkat testpack tersebut, lebih milih untuk tidak melihatnya secara terang-terangan. Nafasnya melembur, menatap dirinya di cermin besar memastikan jangan sampai ada air mata yang jatuh. Sepuluh menit berlalu dan dia masih dikamar mandi, seokjin mungkin sudah menunggunya di depan. Atur nafas Ji Sheo Ggum..

Lebih baik lihat hasilnya dulu, setidaknya jika dia tahu duluan itu lebih baik kan. "Aku ingin menangis" Pelan Ggum berbicara dengan bayangannya di cermin

Menggeleng keras, berbicara dengan hatinya sendiri 'Jangan cengeng, kamu bisa. Kalau hasilnya negatif lagi bukan masalah yang besar' Memang bukan masalah yang besar, tapi harapannya sudah besar ditambah kekecewaan yang besar.

Ggum tampak berpikir. Mungkin, ini sudah saatnya bagi dirinya untuk melihat hasil di testpack tersebut. "Oke, setidaknya aku sudah.."

Sebelum melengkapi perkataan nya Ggum melihat hasil tersebut, dan hasilnya adalah

Pregnant artinya "Ak-Aku positif?" Gumam Ggum, kali ini matanya langsung melebar sempurna dia mendekatkan testpack itu dari jarak lebih dekat, mungkin saja dia keliru atau sedang berandai-andai.

Ggum menutupi mulutnya yang terbuka oleh satu tangannya, apakah ini sungguhan!? ada apa ini.
"Sayang, bagaimana?" Gumam Seokjin suara panik karena Ggum belum keluar dari tadi, padahal pintunya gak ke kunci tapi dia enggan masuk biarkan saja istrinya yang keluar

Ggum membuka pintunya, berhenti didepan pintu bersama jin yang sudah berada disana. Memberikan testpacknya
"Aku rasa testpack nya rusak..." Gumam Ggum, masih syok, hatinya masih tidak merasa nyaman sekarang.

Seokjin melihat hasilnya, Pregnant : positif

"Sayang hasilnya positif" Jin menarik Ggum dalam pelukannya

Ggum merenggangkan pelukannya
"Itu kayanya rusak!" Tegas Ggum

Seokjin menatapnya tidak mengerti, kenapa Ggum berkata seolah-olah tidak percaya. Seharusnya dia juga bahagia seperti nya, tapi ini terkesan berbeda. Seperti ada yang dia tutupi
"Aku belinya baru sayang, mana ada rusak? ini gak rusak" Gumam jin

"Tolong belikan lagi, belikan yang baru lagi" Gumam Ggum

Seokjin menoleh ke arah gadis itu. Melihat, Ggum juga sedang menatapnya intens. Dia ketakutan
"Sayang, ada apa?" Jin mengelus kedua pipi Ggum yang memerah seperti orang menahan kemarahan.

"Belikan aku testpack lagi, tolong belikan..." Gumam Ggum suaranya nyaring sedikit gemetar

Gadis itu malah terisak oleh tangisan, menutupi seluruh wajahnya dengan kedua tangan, wajah yang tidak bisa Ggum tutupi sebagaimana dia menutupi perasaan sedihnya sedari tadi, dan sekarang dibuat bingung karena hasil itu

Seokjin menaruh testpack itu di meja sampingnya, menarik lengan Ggum dan memeluknya begitu erat. Nangisnya tersedu-sedu


"Hiks, dua minggu yang lalu hasilnya negatif dan sekarang hasilnya positif. Aku bingung sekali hiks, kenapa tau-tau hasilnya positif? apa benar. Kemarin aku u ketakutan karena hasilnya negatif..." Gumam Ggum dipelukkan suami

Satu hal yang seokjin mengerti saat ini, kesedihan Ggum terjawab. Sepertinya dia sudah melakukan hal ini tanpa dirinya "Kamu udah coba sendiri tanpa ku ya?" Pelan Seokjin mengelus-elus punggung Ggum lembut

"Iya" Masih terisak tangis

"Hasilnya negatif" Lanjut seokjin

"Hiks.. Hiks, iya" Gumam Ggum

"Besok kita pergi ke dokter ya, sayang..." Gumam seokjin, gadis itu hanya mengangguk dalam pelukannya

*******

Langit malam yang semula jernih dengan milliar bintang diatas, berubah keruh. Lapisan-lapisan awan berubah menjadi lebih gelap menutupi setiap cahaya yang menerang

Seokjin terus menemani sang istri di kasur, tangannya menjadi singgahan yang paling empuk dibandingkan bantal yang terjejer. Tangannya juga tak lupa melingkar di perut sang istri, kedua mata Ggum enggan menutup dan terus terdiam tanpa mengatakan apa-apa
"Apa masih terasa perih?" Gumam jin

"Hm, sedikit" Gumam Ggum, dia berpikir apa seperti ini rasanya menjadi seokjin yang dulu. Dimana benar-benar dibuat bingung tanpa kepastian ketika melihat kenyataan begitu sulit, entah benar atau salah. Rasanya sangat menyakitkan

"Ggum"

"Hm.."

"Ingat? anak laki-laki yang kau tarik tangannya dari ruang kegelapan di dunia nyata" Senyuman yang mengartikan segala hal

"Dia yang tidak tahu bagaimana caranya bernafas dan tidak tahu caranya menghentikan rasa sakit dihatinya, dia juga yang tidak tahu harus dengan siapa berbicara dan percaya pada sesuatu..."

Ggum membalik badannya menatap seokjin yang sudah menatapnya lebih dulu dengan tatapan penuh arti. "Sekarang aku udah baik-baik aja.." Lanjut jin tersenyum, berniat Ggum akan ikut tersenyum juga. Dia masih bisa melihat suara kekhawatiran yang bergema dari kedua matanya

"Aku sudah tidak merasakan hal itu lagi, ketakutan macam itu lagi, kesedihan macam itu lagi, bahkan kecemasan itu lagi. Semuanya sudah menjadi masa lalu, dan masa depanku hanya bersamamu..."

Air mata itu jatuh beruntun, Ggum menarik leher jin dan masuk ke sela lehernya. Memeluknya begitu erat dan berkata
"Tolong jangan tinggalkan aku" Gumam Ggum

"Ngak akan sayang, kamu ini nafas bagiku. Bagaimana bisa aku hidup tanpamu" Gumam jin

"Berjanjilah tidak akan bosan dengan ku" Sambung Ggum

"Aku berjanji..." Gumam jin

"Kamu harus berjanji, bahwa tidak akan pernah menyembunyikan apapun lagi dariku" Lanjut jin

"Aku berjanji, tolong maafkan aku" Gumam Ggum

"Jangan ulangi lagi, ok? kau tahu itu saja sudah membuat ku merasa gagal dan tersiksa" Gumam jin

Ggum mengangguk setuju, tidak melepaskan pelukannya. Sangat erat

"Jin..." Gumam Ggum

"Nee?" (Iyaa?) mengangkat pandang-nya

"Kalo aku gak hamil gimana?" Tanya Ggum, penuh keberanian

"Bukan masalah besar bagiku, melihatmu sehat dan baik-baik saja sudah lebih dari cukup. Jika kamu hamil, aku menganggap itu adalah sebuah hadiah bonus dari Tuhan bahwa aku sudah berhasil menjalankan seluruh tugas sebagai suami" Gumam jin dengan jelas penuh ketenangan

"Kamu sudah menjadi suami terbaik bagiku" Gumam ggum

"Aku juga mau terimakasih padamu, karena telah menerima ku menjadi suamimu" Gumam jin

"Kalau kamu akan berpikir aku akan kembali pergi meninggalkan mu, itu salah. Aku akan selalu disini khusus hanya untukmu, kesalahan empat tahun lalu yang pernah aku buat. Tolong maafkan aku" Lanjut jin

"Bagiku itu bukan suatu kesalahan, karena aku juga ikut bertanggung jawab atas kepergian mu" Gumam Ggum

"Kepergian penuh arti, banyak waktu yang terbuang. Kesuksesan ku saat ini bukan lain karena dirimu, kalau kamu tidak membuat alasan untuk aku pergi ke sana. Aku bukanlah jin yang sekarang" Gumam jin

"Terimakasih sayang, terimakasih untuk segalanya. Terimakasih juga telah menungguku" Lanjut jin

(Bersambung)

MY HUSBAND [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang