Part 3

129 23 21
                                        

Semuanya duduk di dalam ruangan inti sanggar. Mereka tampak bingung dan juga takut dengan situasi yang tidak terduga ini.

Untungnya, di dalam sanggar ini ada beberapa persediaan makanan. Seperti ramyeon dan roti. Jadi mereka tidak perlu cemas karena kelaparan malam ini.

Saat jam makan malam. Asri memandu para mahasiswi menuju dapur. Mereka memasak ramyeon dengan tambahan sayur seadanya. Mereka masih bersyukur di dalam sanggar ini menyimpan makanan seperti ini.

"Biasanya para seniman yang berlatih di sini yang menyediakan semua makanan ini. Mereka akan bermalam di sini untuk memaksimalkan waktu latihan mereka." ungkap Asri.

Setelah siap. Ramyeon pun di sajikan. Namun sayang porsi ramyeon yang ada tidak cukup untuk semua orang. Terpaksa sang Kepala Desa, Gong Yoo dan Seongwoo mengalah. Mereka lebih memilih memakan roti.

Brina melihat Gulf yang duduk sendirian. Ia pasti merasa asing berkumpul bersama orang-orang yang tidak dikenalnya. Brina pun menghampiri Gulf sambil membawa semangkuk ramyeon. Gulf yang melihat kedatangan Brina pun langsung tersenyum.

"Kau suka mie?" tanya Brina.

"Aah.. Iya." jawab Gulf sembari mengangguk.

Brina duduk di samping Gulf. Tanpa ragu ia memberikan jatah ramyeon nya pada lelaki Thailand tersebut.

"Kau sudah makan?" tanya Gulf saat Brina menyodorkan ramyeon itu.

"Aku tidak suka ramyeon, aku akan makan roti saja nanti!" ucap Brina berbohong.

Gulf akhirnya menerima ramyeon itu. Ia makan begitu lahap. Brina terus tersenyum melihat lelaki itu. Tanpa sadar, dari kejauhan Taecyeon memperhatikan keduanya dengan tatapan sinis. Terbesit rasa cemburu di dalam hatinya melihat Brina dekat dengan namja lain.

Di sisi lain, Irma memberikan jatah ramyeonnya pada Jaehyun yang sedang duduk menikmati sebungkus roti.

"Bagaimana denganmu?" tanya Jaehyun.

"Aku sedang diet. Hehe. Makan roti saja tidak apa-apa." jawab Irma tersenyum.

Melihat senyum Irma membuat wajah Jaehyun merona secara mendadak.

"Jaehyun-ah, wajahmu kenapa tiba-tiba merah?" ucap Irma.

"Ye?!!" Jaehyun yang sadar kalau dirinya merasa terpesona dengan senyum Irma pun langsung menglihkan perhatiannya pada semangkuk ramyeon yang dipegangnya.

Irma tersenyum senang melihat Jaehyun akhirnya memakan ramyeonnya. Irma pun ikut makan bersama, dengan roti tentunya.

Seusai makan malam, Gong Yoo mengajak para mahasiswa beserta Seongwoo dan Siwon untuk berdiskusi. Mereka duduk di luar ruangan inti, tepatnya di ruang tengah.

"Kita tidak bisa terus berdiam diri di sini! Kita harus meminta bantuan!" ucap Gong Yoo.

"Setuju! Satu-satunya yang bisa menolong kita adalah telfon yang ada di Kantor Balai Desa! Kita harus ke sana dan menghubungi polisi!" sahut Siwon.

"Tapi, makhluk-makhluk itu berkeliaran di luar sana!" ujar Taecyeon yang tampak tidak setuju.

Seongwoo berjalan ke jendela untuk mengintip kondisi di luar. Ia melihat ada beberapa rumah warga yang masih gelap dan ada yang tidak. Kemungkinannya, rumah yang dalam keadaan terang itu masih dihuni oleh warga yang belum terinfeksi. Begitu pula sebaliknya.

"Saya punya sebuah rencana!" ucap Gong Yoo.

Membuat semuanya langsung fokus menatap Gong Yoo dengan serius.

"Besok, kapal yang menjemput kami akan datang sekitar jam 9 pagi. Kita tidak boleh kehilangan kesempatan ini. Kita harus tiba lebih dulu di dermaga sebelum kapal itu datang!"

Infected Island [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang