Beberapa menit setelah Muti pergi untuk membantu Gulf, Brina dan Irma masih setia menemani Asri yang sedang menangis di ruang tamu Kantor Balai Desa.
Jujur saja, kedua gadis itu merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka khawatir dengan Gulf dan juga Muti yang belum kembali.
Irma melirik Brina. Mencoba mencari jawaban dari rasa penasaran mereka. Brina yang paham dengan tatapan Irma pun tampak langsung memasang wajah ragu.
Irma sekali lagi memberi tanda pada gadis bermarga Im tersebut dengan sedikit anggukan. Ia memberi tahu agar Brina mengecek keadaan di dapur dan bisa meninggalkannya disini dengan Asri.
Dengan wajah pasrah, Brina akhirnya bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah ke dapur setelah mendapat sekali lagi anggukan dari sahabatnya tersebut.
Brina berjalan di koridor sempit yang memiliki panjang sekitar 10 meter tersebut dengan hati-hati. Perasaannya saat ini benar-benar dihantui rasa takut. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Gulf dan Muti. Tidak ada tanda-tanda kebisingan yang ia dengar seiring jaraknya yang makin mendekati dapur.
Sampai akhirnya Brina sampai di depan pintu dapur. Hendak menggenggam gagang pintu dengan tangan yang sedikit gemetar. Namun aksinya terhenti ketika disaat yang sama Gulf membuka pintu. Keduanya pun sama-sama terkejut begitu melihat satu sama lain.
Spontan Brina yang melihat sosok Gulf dalam kondisi baik-baik saja pun langsung memeluk pria Thailand tersebut dengan erat.
Tentu saja Gulf langsung memasang wajah terkejut dengan tindakan spontan Brina, namun bibirnya perlahan tersenyum begitu paham dengan apa yang sedang dirasakan perempuan berdarah asli Korea tersebut.
"Syukurlah kalian baik-baik saja." ucap Brina yang masih memeluk erat Gulf dengan mata berkaca-kaca.
Muti yang berdiri di belakang pun ikut tersenyum. Ia menoleh ke belakang, melihat kondisi Siwon yang sudah tidak bernyawa dengan kondisi kepala hancur akibat tusukan benda tajam. Sudah jelas itu adalah perbuatan mereka. Keduanya menyadari kalau cara paling ampuh membunuh makhluk tersebut adalah dengan menyerang otaknya.
Keduanya menyadari itu saat di dalam perjalanan menuju Balai Desa tadi. Berbagai macam serangan yang Gulf layangkan ke badan para mayat hidup itu tidak sedikit pun membuat mereka lumpuh atau merasakan rasa sakit. Satu-satunya cara adalah dengan melumpuhkan organ inti yang mengontrol seluruh tubuh manusia, yaitu otak.
***
Matahari sudah mulai tenggelam. Jaehyun dan Gong Yoo sepakat untuk kembali ke sanggar guna memberikan kabar kepada yang lainnya. Tidak lupa mereka juga membawa beberapa makanan pemberian sepasang suami istri itu.
"Berhati-hatilah..." ucap Rissa.
"Anda juga! Mudah-mudahan rencana kita berhasil." tutur Gong Yoo yang sudah berdiri di ambang pintu bersiap berlari keluar bersama Jaehyun.
Pria bernama lengkap Jung Yunho itu mengangguk dengan senyum tipisnya. Di tangan kanannya ia menggenggam handphone milik Jaehyun yang akan ia gunakan untuk sebuah rencana yang sudah mereka susun sebelumnya.
"Kau siap, Jaehyun-ah?" tanya Gong Yoo.
Jaehyun mengangguk mantap. Dengan berbekal pisau dan parang, kedua pria itu melangkah dengan berani begitu Yunho membukakan pintu.
Dengan mengandalkan penerangan dari bulan purnama yang kebetulan hadir di malam ini. Keduanya terus berjalan mengendap-endap menyusuri jalan menuju sanggar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Infected Island [TAMAT]
HorrorGenre : Horror Cast : Jung Jaehyun, Gong Yoo, Ok Taecyeon, Chae Hyungwon, Choi Siwon beserta OC lainnya. Sinopsis : Sekumpulan mahasiswa mengunjungi sebuah pulau terpencil untuk melakukan penelitian. Tidak ada yang menyangka, salah satu turis terin...