1 : Azalea

27 1 0
                                    

【 __________ 】

、_______ 、

Dia terlonjak saat bel pergantian jam mata pelajaran berbunyi. Ia menolehkan kepalanya ke jam dinding yang terpasang di atas papan tulis. Rupanya tidak sadar dia sudah termenung menghabiskan waktu pelajaran.

Dia mengedarkan pandangan ke sekitar, ternyata banyak temannya juga masih sibuk dengan dunia mereka sendiri. Ya, sebelum bel berbunyi tadi adalah mata pelajaran favorit para siswa, karena tidak ada guru di dalam kelas tentu saja.

Tidak lama kemudian guru lain masuk dan seketika suasana kelas yang tadinya kisruh berubah senyap. Menghentikan paksa kesibukan dialog-dialog siswa yang bergerombol di pojokan kelas.

----------------

Hari ini kelas selesai. Dia berjalan menuju rumah setelah bel yang mengumumkan kepulangan berbunyi. Kakinya melangkahi jalan setapak dengan ujungnya yang mengarahkan ke rumah sederhana bewarna putih.

"Assalamu'alaikum... Lea pulang"

"Wa'alaikumsalam, bagaimana sekolahnya Lea?"

"Alhamdulillah lancar seperti biasa bu". Dia masuk lalu mencium tangan ibunya.

"Istirahat sebentar lalu bersih-bersih ya nak"

Dia menganggukkan kepala lekas pergi menuju kamar. Tidak lama dia keluar kamar dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya.

Dia menuju belakang rumah dengan membawa alat penyiram tanamannya. Wajahnya sumringah dengan segaris senyum tercetak di bibirnya, menyiram deretan bunga cantik dengan senandung kecil yang hanya bisa didengarnya saja.

Dia adalah Nindiya Azalea, gadis penyuka bunga. Menurutnya bunga adalah bahasa yang tidak terucapkan dengan kata-kata. karena setiap bunga punya makna tersendiri. Untuk dirinya yang seorang pendiam dan pemalu bunga adalah bahasa yang cocok untuk mengungkapkan perasaan yang tak bisa diutarakan dengan langsung. Seperti namanya Azalea yaitu kesederhanaan dalam sifat.

"Lea ayo masuk sudah mulai gelap, kamu sudah menyiramnya kan, jangan menontonya terlalu lama dengan pandangan mata tak berkedip Le"

Ibunya berucap dengan kekehan lirih melihat putrinya. Lea paham dan mengangguk melihat ibu, lalu dirinya mulai beranjak dari sana tak lupa mengambil alat siram tanaman yang ia letakkan di sampingnya.

Ibu yang sedang menyiapkan makanan dihampirinya, dibawanya lauk dan Lea meletakkannya di meja makan.

"Bu, ayah tidak pulang?"

"Tidak Nak, Ayah masih tak bisa meninggalkan pekerjaanya. Ada urusan sama bosnya, jadi hanya bisa pulang seminggu dua kali saja"

"Padahal ingin makan bersama"

"Sudahlah Le, kita masih bisa makan berdua. Nanti kalau ayah pulang kan bisa makan bersama"

Mereka menikmati makan malam dengan sesekali ibu bertanya dan cerita kepada Lea. Setelah selesai dan membersihkannya, Lea pergi ke kamar, pikirnya menerawang sesaat melihat bunga yang berada di meja belajarnya. Dia bertanya dengan dirinya, apakah yang dia lakukan selama ini tidak apa-apa? Bagaimana kalau dia ketahuan? Dia menghela nafas lalu mulai membuka buku.

Pagi sekali Azalea bangun dan seperti biasa dia membantu ibu menyiapkan masakan. Ibunya Lea menjual makanan setiap pagi yang dititipkan di warung Bu Ida dan menjaga toko kecil-kecilan miliknya yang berada di pasar. Setelah selesai dia mandi dan bersiap ke sekolah.

"Nak nanti nasi buat warung Bu Ida ada di meja depan ya, bekalmu sudah disiapkan?

"Iya Bu. Belum nanti setelah sarapan"

"Mau disiapkan ibu?"

"Tak usah Ibu ke pasar saja nanti terlambat lagi. Sudah siap kok, hanya tinggal memasukkan ke kotak bekal saja"

"Yasudah Ibu pergi, jangan lupa nanti berangkat kunci pintu"

Lea mengangguk sebagai balasan. Ibunya berbalik lalu pergi meninggalkan meja makan. Setelah menyelesaikan sarapan Lea meyiapkan bekal untuk di bawanya, kemudian mengambil tas di kamar. Jarum jam menunjukkan angka enam. Sebagian mungkim menganggap masih terlalu pagi untuk pergi ke sekolah pada jam itu. Namun Lea telah terbiasa.

Lea pergi ke belakang rumah, di petiknya beberapa tangkai bunga cantik bewarna biru keunguan itu, sudah menjadi kebiasaan sebelum berangkat sekolah dia selalu memetik dan membawanya ke sekolah.

Bergegas ke depan lalu mengambil keranjang yang tadi di titipkan ibu kepadanya. Lea berangkat sekolah tak lupa dengan pintu yang sudah di kuncinya.

Kakinya perlahan menjauhi rumah. Seulas senyum kecil terbit di bibirnya bersama bias fajar yang mulai muncul dengan semburat cerianya.

"Assalamu'alaikum Bu Ida"

"Wa'alaikumsalam Neng. Taruh di meja saja ya Neng, Bu Ida masih melayani pembeli"

"Iya Bu Ida"

Lea meletakkan keranjang di meja, pembeli lumayan banyak. Dia pun pergi keluar dan menuju ke sekolah. Jalanan masih belum ramai, dia berjalan sambil memainkan bunga yang ada di genggamannya.

Sesampainya di sekolah Lea menuju ke kelas. Masih tidak ada orang dan dia menyukainya dilihatnya papan yang bertuliskan XII MIPA A diatas pintu, Lea masuk menghampiri meja nomor dua yang berada di depan meja guru. Diletakkan bunga yang digenggamnya ke meja. Dia tersenyum memandangi.

"Seperti biasa, semoga kamu tahu maksudku ya"

Lea bergegas keluar dari ruang kelas, lalu memasuki ruang kelas miliknya yang berjarak satu kelas setelah ruang kelas itu. Kelasnya masih kosong, dan memang itu kesengajaan Lea setiap pagi dengan datang lebih awal sebelum siswa lain hadir.

.

.

Semakin lama para siswa mulai berdatangan. Saat seorang laki -laki tiba di kelas dilihatnya bunga ungu yang setiap pagi selalu berada di mejanya. Dia tidak tahu siapa yang memberikan bunga itu, sudah bertanya dengan teman sekelas pun tidak ada yang tahu.

Sudah sekitar dua tahun lebih dia mendapatkan bunga ungu itu, setiap pagi selalu tergeletak di atas mejanya. Tidak tahu mengapa dia tidak terlalu memperdulikan akan siapa yang memberikan bunga itu, tapi dia tidak pernah membuang bunga itu, ia selalu membawa pulang dan menyimpannya.

"Tidak berniat mencari tahu siapa yang memberikan itu Ko?"

"Tidak tahu, mungkin nanti-nanti saja Al"

"Nanti-nanti terus jadinya lulus lah Ko, kau tidak penasaran ya sudah dua tahun loh bunga itu tanpa absen selalu ada. Aku penasaran dengannya Ko, penggemarmu sangat misterius ya"

Yang dipanggil ko hanya tersenyum lalu memasukkan bunga itu ke tasnya. Semua berjalan seperti biasanya sampai waktu pulang. Ko bergegas pulang dengan menaiki angkutan, duduk di samping sedang memikirkan siapa sebenarnya yang memberikan bunga itu, apa maksud dari perbuatannya.

Althafandra Liko laki-laki si penerima bunga ungu. Seorang siswa laki-laki biasa yang cukup pendiam, namun menjadi bintang di kelasnya.

"Sebenarnya ini bunga apa?"














--------

----------------

Kamu datang memberikanku pertanyaan
Diterima atau tidak kamu tetap berada disana
Tanpa ingin diketahui
Tanpa ingin menampakkan diri
Aku ingin tahu siapa kamu
Bisakah kamu datang kepadaku?

-----------------------

-Iko-


Terimakasih kalian yang sudah membaca
Kritik saran sangat ditunggu😁

Lily of the NileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang