Hari itu pagi yang cukup membuat gugup Azalea. Dia terkejut saat sampai di dalam kelas yang selalu di datanginya, terdapat seseorang yang sedang memunggunginya dan ia tahu orang itu adalah orang yang sama dengan alasan mengapa ia selalu datang pagi ke kelas itu. Pelan-pelan ia berbalik sebelum Iko menyadari. Lea bersembunyi di balik pintu, matanya memilih menatap bunga di tangan. Bagaimana cara meletakkan bunganya di sana adalah yang dipikirkannya.
Mendengar langkah kaki, Lea berlari ke kelas sebelah dengan berusaha tidak menimbulkan suara. Tentu kelas-kelas masih kosong, waktu masih terlalu pagi untuk siswa berlalu-lalang di sana. Jika saja sudah ramai, mungkin saja Lea dipandang aneh oleh para siswa.
Lea mengeluarkan kepalanya sedikit dari pintu. Terlihat Iko berjalan menjauh dari kelasnya, lantas membuat Lea tersenyum senang. Tidak menunggu lama, ia langsung ke kelas Iko dan menaruh bunganya di sana seperti biasa. Lea langsung keluar tak ingin dirinya tertangkap basah di sana. Namun, tepat di depan pintu ia berhadapan dengan seseorang. Kedua orang itu sama terkejutnya.
"Lea!, issh buat kaget saja" seseorang di hadapan lea berseru sambil memegang dadanya kaget.
"Ipi,,, aku juga. Kukira siapa tadi" Azalea menghela napas dan dalam hatinya bersyukur bukan dia.
"lagian, kamu ngapain di sini. Kelas kita kan di sana, kau tidak tersesat kan?" selidik Ivy pada Lea yang tiba-tiba menjadi gugup mendengar lontaran pertanyaannya.
"tentu saja tidak, memangnya aku sudah terlihat tua untuk jadi pelupa. Kau juga Pi, tumben kau jam segini sudah di sekolah?" Lea berusaha menjawab dengan santai dan lebih mengalihkan pertanyaan.
"huh, ternyata benar, temanku ini seorang nenek-nenek. Kau lupa lagi? Baru tadi malam aku bilang padamu padahal" Lea mencoba mengingat-ingat ucapan ivy.
"oh! Hehehe... sekarang sudah ingat Pi. Terus kenapa masih di sini?" Sebenarnya itu hanya alasan Lea untuk berpura-pura lupa.
"aku lagi cari Iko, tadi katanya sudah berangkat tapi nggak ada tuh di depan kantor. Jadi, aku ke sini" jelas ivy.
"Opi! Ayo ke kantor, sudah ditunggu. Kau belum mengisi data pribadi" Ivy dan Lea mengobrol, beberapa siswa juga sudah mulai berangkat lalu Iko datang dengan sedikit berteriak menghampiri mereka.
"Lah Iko. Padahal aku ke sini kan mencarimu" ujar Ivy pada Iko yang sudah ada di depannya.
"Eh, benarkah? Maaf tadi aku memang ke kelas dulu sih, memastikan sesuatu".
"Ya sudah, ayo ke sana" ajak Ivy.
"Kau duluan saja Pi. Aku ke kelas dulu, sepertinya ada yang tertinggal".
"Oh, okelah. Aku duluan dan jangan lama-lama"
"Opi semangat! Ku tunggu kabar baiknya".
"Oke Le, doakan kami" Ivy mengepalkan tangan ke atas lalu meninggalkan Lea. Ia melihat ke kelas Iko sesaat, lalu berjalan menuju ke kelasnya karea siswa mulai berdatangan.
Sementara di kelas, Iko sudah di depan mejanya. Menarik bunga ungu yang di bawahnya terdapat tulisan di kertas kecil.
Semangat. Selalu berdoa. Good luck!
Tulisan singkat itu membuat Iko menarik ujung bibirnya ke atas setelah membacanya. Ia merasa senang. Iko melihat sekitar dan beberapa teman kelasnya sudah hadir.
"Kalian melihat orang yang menaruh bunga ini tidak?" tanya Iko kepada mereka yang asik mengobrol.
"Aku tidak melihat orang ke sini. Sepertinya sebelum aku datang sudah ada di sana" jawab salah satu dari mereka. Mendengar jawabannya, Iko hanya mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily of the Nile
Roman pour AdolescentsAzalea si pendiam dan pemalu, si pengagum seseorang. Sifat tersebut membuatnya tidak berani dalam memperlihatkan apa yang ia rasakan secara gamblang, namun menurutnya ada yang lebih menyenangkan daripada sekedar ucapan yang diperlihatkan, yaitu deng...