BAB 15

3 1 0
                                    

Malam pun tiba dimana Devran sudah siap untuk belajar bersama dengan Aniya . Wanita yang polos dan Devran benar benar menyukainya , entah kapan Devran menyukainya yang jelas ia menyukai bahkan mencintai tapi belum berani untuk menyatakan perasaannya.

Devran memakai Hoodie berwarna hitam dan sneakers merah maroon lengkap dan simple. Devran membereskan buku-bukunya dan memasukkannya kedalam tas , tak lupa membawa PB dan alat tulis. Besok adalah hari terakhir nya ujian jadi harus dipersiapkan lebih matang.

"Gue telfon Aniya dulu deh."ucapnya sendiri.

Devran memencet room chatnya bersama Aniya dan memencet ikon panggilan yang ada diatas sebelah kanan.

"Hallo."

"Tunggu gue bentar. Belajar di cafe biasa oke."

"Iya  Vran gue juga lagi siap siap."

Devran memutuskan sambungannya. Dan bergegas untuk keluar rumah , malam ini ia lebih memilih untuk naik motor. Setelah naik motor ponsel milik Devran berbunyi.

"Gue otw niya."

Devran lupa melihat siapa yang menelfonnya.

"Ini kakek , Vran. Kamu bisa kerumah sakit sekarang nenek jatuh dari kamar mandi."

Tangan Devran bergetar hebat. "Di-dimana rumah sakitnya Devran kesana."

"Rumah sakit hidden family."

Devran langsung mematikan ponselnya. Ia menancap gas untuk kerumah sakit tidak memikirkan apapun , pikirannya hanya satu ia harus sampai dirumah sakit malam ini.

At rumah Aniya .

Aniya sudah siap menunggu didepan teras rumah. Sudah beberapa menit ia menunggu namun Devran tak kunjung datang. Aniya memainkan ponselnya , ia membuka aplikasi Instagram dan menutupnya lagi dan membuka WhatsApp namun tak kunjung satu pesan dari Devran . Aniya melihat terakhir dilihat Devran memainkan WhatsApp nya pukul 19.00.

"Ko lama ya."kata Aniya . "Mungkin macet."tambahnya lagi.

Hari semakin larut dan Aniya masuk kedalam rumah . Ia hempaskan tubuhnya disofa, dan melihat jam pukul 20.30 sudah setengah jam ia menunggu Devran namun Devran tak datang.

"Tau gitu gue belajar sendiri. Udah tau Devran PHP masih aja gue tunggu, pinter kaga bego iya."katanya sendiri.

Lalu ponsel Aniya berbunyi.

"Niy gue nginep rumah lo ya."

"Kebiasaan emang Lo mbar yaudah sini gue sendirian juga. "

Aniya memutuskan sambungannya . Barusan yang menelfonnya adalah Ambar . Jangan tanya kenapa rumah ini sepi, mama dan papa nya Aniya sedang berada diluar kota. Urusan bisnis memang nomor satu bagi mereka urusan anak mungkin nomor dua.

Akhirnya Ambar datang membawa tas ransel dan koper kecil.

"Kaya mau pindahan. "

"Hehe mau gimana gue bosen dirumah ngeliat ortu kerjaaannya berantem mulu. "Kata Ambar dan duduk disofa bersama Aniya .

"Lo rapih bener mau kemana?."tanya Ambar ke Aniya membuat Aniya memutar bola matanya malas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEVRANIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang